Jejak Pemain Uruguay di Liverpool Sebelum Darwin Nunez: Ada yang Melempem, Ada yang Jadi Legenda

INDOSPORT.COM – Seiring langkah Liverpool yang makin dekat boyong Darwin Nunez, berikut jejak pemain Uruguay di tubuh The Reds, yang menyuguhkan nasib yang berkebalikan.

Kegagalan meraih quadruple membuat Liverpool bersiap berbenah serius di bursa transfer musim panas. Apalagi, mereka terancam ditinggal Sadio Mane yang santer disebut bakal hengkang ke Bayern Munchen.

Kabar menarik pun kini datang dari kubu The Reds, dengan mereka disebut menjadi salah satu kandidat kuat memboyong bomber tajam Benfica, Darwin Nunez.

Tampil tajam musim lalu dengan 34 gol dari 41 laga untuk klub Portugal itu, Darwin Nunez sejatinya lebih dulu dikaitkan dengan Manchester United.

Namun, Liverpool siap menggelontorkan dana besar demi memboyong Nunez ke Anfield musim panas nanti.

Tidak main-main, Daily Mail bahkan menyebut The Reds berencana mengeluarkan dana 85 juta pounds untuk Nunez, yang akan menjadikannya pembelian termahal mereka memecahkan rekor Virgil van Dijk.

Di sisi lain, Nunez sendiri dikabarkan berminat untuk bergabung dengan Liverpool dan menjadi anak asuh Jurgen Klopp.

Menariknya, Liverpool sejatinya sempat menjadi korban ketajaman Nunez musim lalu. Pasalnya, Nunez dua kali menjebol gawang The Reds di babak perempat final Liga Champions.

Jika jadi pindah ke Anfield pada bursa transfer musim panas nanti, Darwin Nunez akan menjadi pemain ketiga asal Uruguay yang pernah membela Liverpool.

Ya, negara Amerika Latin itu memang bukan termasuk negara yang banyak memiliki wakil sepanjang sejarah The Reds.

1. Yang Gagal

Namun, ada catatan menarik terhadap bintang Uruguay yang menjadi pendahulu Darwin Nunez di Liverpool.

Pasalnya, para pemain itu pada akhirnya mengalami nasib yang berkebalikan di mana ada yang gagal dan terlupakan, sedangkan yang lain tampil gemilang dan kini dianggap salah satu legenda hidup. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya:

Sebastian Coates

Lahir di Montevideo, Uruguay, Sebastian Coates mengawali karier bersama salah satu klub  besar di negaranya yakni Nacional. Bergabung sejak usia 11 tahun, ia terus-menerus naik level dan jadi andalan di berbagai kelompok umur, hingga diberi kontrak profesional ketika berusia 18 tahun.

Memasuki musim kedua di tim senior pada 2009/2020, ia mulai menjadi pilihan utama dan tampil 44 kali di musim itu. Catatan itu kemudian dilanjutkan dengan 32 penampilan di musim berikutnya.

Performa Coates pun memikat Liverpool yang memboyongnya ke Anfield pada bursa transfer musim panas 2011 tepatnya 31 Agustus 2021, dan menjadi pemain Uruguay kedua yang berseragam The Reds.

Di musim perdananya, Coates kesulitan bersaing dengan Daniel Agger dan Martin Skrel. Akibatnya, ia hanya tampil 12 kali di semua kompetisi, dengan 7 kali di Liga Inggris. Dari 7 penampilan di liga itu, hanya 4 kali ia menjadi starter.

Di musim kedua, nasib Sebastian Coates tak membaik dengan lagi-lagi hanya jadi pilihan terakhir dan tampil 12 kali, meski di Liga Inggris penampilannya menurun menjadi hanya 5 kali.

Memasuki musim ketiga, nasibnya memburuk dengan mengalami cedera saat membela Uruguay di awal musim. Akibatnya, ia absen sepanjang paruh pertama musim, sebelum pada paruh kedua dipinjamkan ke Nacional di paruh kedua.

Pulang dari Nacional, Coates tak mendapat tempat dan lagi-lagi dipinjamkan, kali ini ke Sunderland. Mirisnya, Coates juga kesulitan bersaing dan baru mendapat tempat setelah kursi pelatih beralih dari Gus Poyet ke Dick Advocaat.

Sebastian Coates kemudian dipermanenkan Sunderland pada Juli 2015 dan mengakhiri kisahnya bersama Liverpool, di mana ia hanya tampil 24 kali dalam 2 musim.

2. Yang Bersinar

Luiz Suarez

Jika Coates menjadi pemain Uruguay kedua di Liverpool, maka status sebagai pemain pertama dari negara itu yang membela The Reds jatuh pada Luis Suarez. Menariknya, Luis Suarez sendiri datang ke Anfield tepat 7 bulan sebelum Coates, yakni pada 31 Januari 2021.

Sama seperti Coates, Suarez juga mengawali kariernya bersama Nacional dan menjalani debut profesional di tim tersebut pada Mei 2005 dalam usia 18 tahun.

Musim berikutnya, ia langsung menjadi pilihan utama dan sukses mencetak 12 gol dalam 34 laga dan membawa Nacional menjuarai Liga Uruguay.

Musim berikutnya, ia memulai karier di Eropa dengan bergabung ke Groningen. Hanya semusim, ia dibajak rival Groningen di Liga Belanda sekaligus raksasa Eredivisie, Ajax Amsterdam.

Bersama Ajax-lah namanya mulai populer. Raihan 111 gol dalam 159 laga selama 3,5 musim akhirnya membuat Liverpool kepincut dan memboyongnya ke Anfield pada bursa transfer Januari 2011.

Di paruh musim pertamanya di Inggris, Suarez mencetak 4 gol dan membawa Liverpool dari posisi 12 ke posisi 6. Musim berikutnya, ketajamannya membaik dengan torehan 17 gol dan membawa The Reds menjuarai Piala Liga.

Ketajaman Suarez terus meningkat dengan torehan 30 gol di musim 2012/2013 dan 31 gol di musim 2013/2014. Namun, usai mencatatkan rekor gol terbanyaknya dalam semusim di Liverpool itu, sang bomber meminta dijual ke pelukan Barcelona dan akhirnya benar-benar hengkang.

Karier Suarez bersama Liverpool memang terbilang singkat yakni hanya 3,5 musim dengan torehan 82 gol dari 133 laga. Di sisi lain, ia juga hanya menghadirkan satu gelar yakni Piala Liga.

Tak hanya itu, kariernya bersama The Reds pun diwarnai sejumlah kontroversi termasuk kasus ujaran rasis kepada Patrice Evra, dan ulahnya menggigit bek Chelsea, Branislav Ivanovic.

Meski demikian, Luis Suarez tetap berhasil menjadi favorit suporter. Ia bahkan sempat mendapat standing ovation saat kembali ke Anfield dalam laga testimonial Steven Gerrard.