3 Hal Bermanfaat yang Bisa Dilakukan oleh PSSI dari Uang Bantuan FIFA
INDOSPORT.COM - PSSI baru saja mendapat bantuan besar ratusan juta dari FIFA untuk kembangkan sepak bola Indonesia. Dana tersebut bisa bermanfaat untuk apa saja?
Federasi sepak bola dunia (FIFA) kembali menggelontorkan dana segar kepada negara-negara anggotanya melalui Yayasan FIFA (FIFA Foundation).
Dikutip dari laman resmi PSSI di Jakarta, Selasa (12/07/22) kemarin, bantuan tersebut digunakan untuk melaksanakan program pengembangan sepak bola muda Football For Schools (F4S) di Indonesia.
Untuk diketahui, program F4S ini merupakan kerja sama antara FIFA Foundation dengan UNESCO yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan anak-anak melalui sekolahnya masing-masing.
Selain mendapatkan bantuan dana, Indonesia juga akan mendapatkan 250 ribu bola Adidas.
Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, berharap bantuan ini berdampak positif bagi pengembangan sepak bola usia dini.
Melalui F4S, FIFA ingin membantu sekitar 700 juta anak di dunia untuk memperbaiki kualitas hidup dan kompetensi mereka lewat sepak bola.
Di Indonesia, program ini rencananya diluncurkan pada 28 Oktober 2022, tepat pada hari Sumpah Pemuda.
Nantinya PSSI berencana mendatangkan legenda sepak bola FIFA, legenda sepak bola Indonesia, para guru olahraga dan 100 siswa sekolah dasar.
FIFA juga menyediakan perangkat lunak F4S yang dapat diunduh di perangkat pintar.
Sebelumnya, PSSI juga sudah mendapat dana bantuan dari FIFA pada tahun 2020 lalu senilai 500.000 US Dolar atau sekitar Rp7,7 miliar.
Dana tersebut digelontorkan FIFA bertujuan untuk menolong sepak bola yang menjadi salah satu 'koban' pandemi Covid-19.
Pada tahun 2019 juga PSSI mendapat jatah bantuan dari FIFA sebesar 2,8 juta dollar AS atau sekitar Rp40 miliar.
Selain untuk menggelar program Football For Schools dan membantu kebangkitan sepak bola, dana-dana bantuan FIFA tersebut bisa digunakan oleh PSSI untuk berbagai hal bermanfaat lainnya, apa saja itu?
1. Memperbaiki Kualitas Kompetisi
Manfaat terakhir yang bisa digunakan dari bantuan dana FIFA adalah memperbaiki kualitas kompetisi level profesional, Liga 1.
Seperti diketahui hampir setiap musim, kompetisi Liga 1 selalu berjalan tak lepas dari insiden-insiden kontroversial yang bahkan bisa merugikan suatu tim di lapangan.
Hal tersebut pun memunculkan sebuah wacana dan desakan kepada operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk menerapkan teknologi salah satunya adalah Video Assistant Referee (VAR).
"Kami sekarang sudah ada asisten wasit tambahan dan kami ingin adakan VAR," kata Mochamad Iriawan ketika ditemui di Jakarta, Rabu (20/4/22).
Namun, langkah PSSI untuk menggunakan VAR di Liga 1 kelak tidaklah mudah. Sebab, memang biaya yang dibutuhkan tergolong sangat mahal.
"Itulah akan benar-benar kami hitung dan VAR itu mahal sekitar Rp90 miliar ya per alat. Sekali bermain di stadion itu sekitar Rp200 juta," jelas Iriawan.
Dengan mahalnya biaya yang dibutuhkan, Mochamad Iriawan pun belum bisa memastikan kapan teknologi VAR benar-benar bisa digunakan di Liga 1.
2. Menggelar Kompetisi Usia Dini Berkelanjutan
Selain membangun fasilitas pemusatan latihan untuk tim nasional, dana-dana bantuan FIFA yang sudah diterima PSSI itu bisa dipergunakan untuk membuat kompetisi usia dini berkelanjutan.
Seperti menggelar Elite Pro Academy U-16, u-18 dan Piala Soeratin U-17, U-15. Sebab dalam mencari talenta-talenta terbaik bisa lahir dari kompetisi usia muda yang konsisten dan berkualitas.
Muaranya jelas untuk regenerasi dan tim nasional. Pasalnya sudah tidak relevan lagi bagi PSSI untuk melakukan blusukan mencari talenta pemain muda Tanah Air.
Hal itu sejalan dengan tujuan dari dana bantuan FIFA yang baru-baru ini didapat yakni mengembangkan sepak bola Indonesia usia dini.
"Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan dari FIFA untuk program ini. Semoga bantuan itu dapat membantu pengembangan sepak bola Indonesia terutama usia dini," ujar Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri.
"Sudah menjadi komitmen PSSI untuk terus memperhatikan pengembangan sepak bola usia dini termasuk menjalankan kompetisi dengan rutin," tutur Indra.
3. Membuat Training Ground Timnas Indonesia
Rencana pertama yang harus segera direalisasikan oleh PSSI dari dana-dana bantuan FIFA tadi selain untuk tujuannya, bisa digunakan hal lain seperti membuat fasilitas tempat latihan Timnas Indonesia.
Beberapa waktu lalu, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengeluhkan sulitnya menggelar latihan karena PSSI tak mempunyai lapangan sendiri.
Insiden itu adalah batalnya Timnas Indonesia senior menggelar latihan, karena lapangan yang akan digunakan belum dipesan oleh PSSI.
Seperti diketahui, usai gelaran SEA Games 2021 lalu, pelatih Shin Tae-yong langsung kembali mengumpulkan para pemain untuk mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia.
Hal itu dilakukan karena Timnas Indonesia akan menggelar laga uji coba melawan Bangladesh, serta melakoni pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2023 awal Juni lalu.
Namun latihan tersebut batal setelah menemui masalah dalam proses pemesanan.
"Saya agak malu mengatakan ini. Ketika kami mau berangkat ke lapangan ternyata ada kabar stadion belum di-booking," ungkap pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dikutip Antara.
"Ke depan, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tegas pria asal Korea Selatan itu.
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, sendiri sebelumnya bukan tanpa wacana untuk membuat tempat pemusatan latihan timnas Indonesia sendiri.
Pada tahun 2019 lalu, PSSI berencana membangun Soccer Camp untuk kepentingan timnas Indonesia di wilayah Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sementara, untuk anggaran pembangunan ini berasal bantuan dari FIFA sebesar Rp40 miliar dan target pembangunannya dimulai pada 2020 mendatang.
"FIFA akan memberikan bantuan Rp 40 miliar," tutur Iwan Bule melanjutkan.
"Sayang kalau PSSI tidak mengambil peluang itu karena Desember 2020 mendatang sudah hangus," kata mantan Kapolda Metro Jaya, NTB, dan Jawa Barat itu.
Sementara itu untuk tanahnya sendiri, PSSI mengaku sudah menyiapkannya dengan luas delapan hektar.
"Tanahnya disiapkan oleh salah satu anggota Komite Eksekutif, Pak Pieter Tanuri. Luasnya delapan hektare," ujar M Iriawan menerangkan, dilansir Antara.
"Saya belum tahu nanti apakah dicicil atau hibah," ucapnya.
Namun hingga saat ini, wacana PSSI tersebut belum juga direalisasikan, dan Timnas Indonesia masih harus latihan menggunakan lapangan sewa atau dengan kerja sama.