Profil Klub Liga 1 2022: Bali United, Pembuktian Si Tua FC yang 'Bermodal' Umpan Silang
INDOSPORT.COM - Kualitas Bali United diragukan setelah kegagalan di Piala AFC 2022. Tim yang dapat julukan warganet sebagai "Tua FC" ini akan menjadikan kompetisi Liga 1 2022-2023 sebagai pembuktian bahwa usia hanyalah sebuah angka.
Julukan "Tua FC" ini sebenarnya sudah melekat sejak Liga 1 2021-2022 lalu. Pada awal musim, banyak yang meragukan Bali United akan berjaya lagi karena mayoritas pemain inti berusia di atas 30 tahun.
Namun, kehadiran Privat Mbarga pada tengah musim mengubah prediksi. Bali United pada akhirnya menjadi juara setelah meraih hasil luar biasa sepanjang seri tiga hingga lima di Denpasar dan Gianyar.
Julukan "Tua FC" sempat memudar setelah status back to back juara Liga 1 dalam genggaman. Namun, julukan ini semakin ramai disuarakan setelah kegagalan di Piala AFC 2022.
Recovery pemain Bali United dianggap sangat lambat karena pemainnya dianggap sudah tua-tua. Pandangan itu sebagai respons setelah pelatih Stefano Cugurra Teco beralasan pemainnya kelelahan karena jadwal padat.
Liga 1 2022-2023 pun menjadi tantangan bagi skuat Serdadu Tridatu untuk membuktikan kualitasnya. Pandangan bahwa usia mempengaruhi performa akan dibuktikan musim ini.
Selain masalah usia pemain, Bali United juga disorot karena dianggap memainkan strategi yang monoton. Teco dianggap terlalu bergantung pada umpan silang dari dua sayapnya.
Anggapan ini juga lagi-lagi muncul karena kegagalan di Piala AFC 2022. Kekalahan atas Visakha FC 2-5 dianggap warganet terjadi karena Ilija Spasojevic dimatikan dan umpan dari sayap tak lagi berguna.
Ketika Spaso dimatikan, maka para pemain sayap kebingungan mencari sasaran. Atas keraguan ini, maka Teco juga bisa menjadikan Liga 1 2022-2023 sebagai pembuktian.
Ketika gelar Liga 1 2018, Liga 1 2019 dan Liga 1 2021-2022 masih membuat kemampuannya diragukan, maka gelar Liga 1 2022-2023 bisa membungkam para warganet yang doyan mengkritik strateginya.
1. Skuad Bali United untuk Liga 1 2022-2023
Kiper: Nadeo Argawinata, M Ridho Djazulie, Rakasurya Handika, I Komang Aryantara.
Bek: Ardi Idrus, I Made Andhika Wijaya, Leonard Tupamahu, Haudi Abdillah, Gunawan Dwi Cahyo, I Komang Tri Arta Wiguna, Jajang Mulyana, Willian Pacheco, Ricky Fajrin, I Gede Agus Mahendra.
Tengah: Brwa Nouri, Rizky Sanjaya Pellu, Hariono, Ahmad Agung Setiabudi, Ramdani Lestaluhu, Fadil Sausu, Sidik Saimima, I Made Tito Wiratama, I Kadek Agung Widnyana, Eber Bessa, Privat Mbarga, Novri Setiawan, Yabes Roni Malaifani, M Rahmat, Irfan Jaya, Hendra Bayauw.
Depan: Ilija Spasojevic, Lerby Eliandry, I Kadek Dimas Satria.
Pelatih: Stefano Cugurra Teco
Sejatinya sangat mengherankan ketika kualitas Stefano Cugurra Teco masih dipertanyakan. Pria asal Brasil ini menjadi satu-satunya pelatih di Liga Indonesia yang bisa juara tiga kali berturut-turut dengan dua tim berbeda.
Keraguan itu muncul ketika Teco lagi-lagi gagal membawa tim asal Indonesia berprestasi di Piala AFC. Prestasi terbaik Teco hanya mentok di semifinal zona Asia Tenggara bersama Persija Jakarta.
Ketika bicara AFC, keraguan itu masih berdasar. Teco memang belum punya prestasi di Asia. Namun ketika bicara Liga 1 2022-2023, Teco tak layak diragukan.
Meski dianggap terlalu bergantung pada pergerakan dari sayap, kemudian mengarahkan bola ke Ilija Spasojevic, namun Teco yang dibesutnya selalu sulit dibobol lawan.
Sejak kembali ke Indonesia pada 2017 lalu, tim yang dibesut Teco selalu masuk dalam daftar tim yang paling sedikit kebobolan. Maka, ramuan ini tampaknya masih jadi senjata untuk Bali United berprestasi lagi di Liga 1 2022-2023.
2. Privat Mbarga
Winger asal Kamerun ini merupakan kunci utama ketika Bali United bisa mengunci gelar Liga 1 2021-2022. Privat Mbarga membawa Bali United bermain dalam tempo yang lebih cepat.
Privat Mbarga pun bukan hanya pintar dalam membantu rekannya mencetak gol. Bomber jebolan Liga Kamboja ini juga keren dalam menyelesaikan peluang.
Ketika musim lalu Privat mencatatkan empat gol dalam 17 penampilan, amukan bisa terjadi musim ini, setelah ia beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia.
Jika Privat Mbarga bisa melakukan ini, maka Bali United masih layak untuk masuk sebagai tim unggulan meraih gelar. Fakta ini diperkuat dengan mitos kegagalan di turnamen pramusim.
Biasanya, ketika Bali United gagal di pramusim, maka pada kompetisi, Bali United akan sukses. Ini terbukti dengan gelar Liga 1 2019 dan Liga 1 2021-2022. Sementara ketika sukses di pramusim, Bali United terseok-seok pada Liga 1 2018 lalu.