PSSI Lanjutkan Naturalisasi Jordi Amat Walau Main di JDT, Ini Alasan Paling Masuk Akal
INDOSPORT.COM - PSSI akan melanjutkan proses naturalisasi Jordi Amat, walaupun bek berusia 30 tahun itu akan bermain di Johor Darul Takzim, yang ada di Liga Malaysia.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Hasani Abdulgani, Exco PSSI yang menangani proses naturalisasi pemain keturunan, Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama.
Menurut Hasani Abdulgani, Jordi Amat adalah pemain terbaik dibandingkan dua pemain lainnya, dengan pengalamannya bermain di Eropa, dan sudah usia senior.
Jordi Amat juga merupakan nama yang direkomendasikan langsung oleh pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
"Dasarnya kan dulu STY memilih mereka ini, melihat dari skill mereka. Mereka bermain di Eropa, mempunyai skill rata-rata di atas pemain yang ada di Indonesia," ujar Hasani.
"Jordi Amat, dari semua pemain yang kita ambil, sebenarnya dia ini yang terbaik. Dia pernah bermain di Premier League, pernah main di Liga Spanyol," tambah Hasani lagi.
"Dia (Jordi Amat) pernah bermain dengan (Cristiano) Ronaldo, dia pernah bermain dengan (Lionel) Messi, jadi apa lagi yang ditanyakan," ujarnya di Youtube Registaco.
Sekadar informasi, berkas naturalisasi Jordi Amat sudah melalui proses konfirmasi di Kemenpora, Kemenkumham, kemudian Kemensetneg, lalu di-review lagi oleh DPR.
Saat ini, DPR masih mempertimbangkan berkas Jordi Amat, dan jika sudah rampung, maka akan dibuatkan Keputusan Presiden dan ditandatangani oleh Joko Widodo.
Setelahnya, Jordi Amat akan mengantongi paspor. Jika sudah dapat rekomendasi FIFA, barulah ia bisa membela timnas Indonesia.
1. Hasani: Kita Jangan Sombong Bos!
Menurut Exco PSSI, Hasanu Abdulgani, tidak ada alasan untuk mengeluarkan Jordi Amat dari daftar pemain naturalisasi, hanya karena ia memutuskan bermain di Malaysia.
Sebab, tidak mudah mencari pemain keturunan Indonesia yang punya track record di Eropa, yang bersedia naturalisasi, dan siap jika dipanggil ke Timnas Indonesia.
Jordi Amat, dengan segudang pengalaman bermain di Eropa, dan sudah menyatakan ketulusannya ingin membela Timnas, tentu harus difasilitasi untuk program naturalisasi.
"Alasan kedua, keinginan pemain itu, mau nggak bermain untuk Timnas. Kita jangan sombong juga Bos, jangan dikira semua orang ingin main di Timnas," ujar Hasani.
"Setelah saya pergi ke Belanda, ternyata ada banyak bener pemain kita (keturunan), tapi belum tentu dia mau main di Timnas."
Hal itulah yang terjadi pada Kevin Dijks, Mees Hilgers, Tijjani Reijnders, hingga Emil Audero. Ada yang enggan di-naturalisasi, atau tidak mengantongi restu orang tua.
Maka, ketika Jordi Amat seratus persen memenuhi kriteria untuk naturalisasi, PSSI tidak bisa serta merta menggagalkannya.
"Ini ada loh pemain bagus, masuk kriteria pelatih, mau (main di Timnas), ya kita urus," tuntas Hasani Abdulgani dalam Registaco.
2. Awal Mula Penolakan Naturalisasi Jordi Amat
Sebelumnya, anggota DPR Komisi X Syaiful Huda membuat pernyataan secara pribadi di akun Instargramnya, bahwa ia menolak naturalisasi Jordi Amat, Rabu (29/6/22).
"Saya setuju, naturalisasi Jordi Amat dibatalkan. Kita minta STY dan Kemenpora bersikap tegas," tulis Syaiful Huda dalam foto yang ia unggah di akun Instagramnya.
Kendati demikian, pernyataan Syaiful menuai pro dan kontra. Sebagian besar netizen mengkritik alasan Syaiful yang menolak kelanjutan naturalisasi Jordi.
Namun, tak sedikit pula warganet yang ikut mendukung opini Syaiful, karena Jordi Amat bergabung dengan tim asal Malaysia, Johor Darul Takzim, dengan status pemain Asean.