3 Alasan Cristiano Ronaldo Cuma Merusak Skema Apik Erik ten Hag di Manchester United
INDOSPORT.COM - Ada atau tidaknya kehadiran Cristiano Ronaldo di klub Liga Inggris (Premier League), Manchester United dalam taktik Erik ten Hag rupanya tidak begitu berpengaruh. Bahkan cendrung merusak tim.
Teka-teki masa depan megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo di Manchester United hingga saat ini masih menjadi teka-teki.
Pasalnya sang pemain secara terang-terangan menyisyaratkan ingin hengkang dari Manchester United pada bursa transfer musim panas ini.
Dilansir dari Mirror, Ronaldo kabarnya sudah berbicara dengan pihak klub, ihkwal keinginannya itu. Penyebabnya cuma satu, CR7 sangat ingin tetap bisa tampil di ajang bergengsi antar klub Eropa, Liga Champions.
Selain itu, Ronaldo yang memiliki mental juara, sangat ingin klub secara serius untuk memperbaiki skuad demi bisa bertarung merebut gelar juara di setiap musimnya.
Sebagaimana diketahui, Ronaldo masih memiliki kontrak dengan Manchester United hingga 30 Juni 2023.
Penampilannya bersama The Red Devils -julukan Manchester United- pun tidak mengecewakan pasca dirinya memutuskan kembali ke Old Trafford.
Tercatat, Ronaldo mampu membukukan 24 gol dan tiga assist dari 38 penampilan di semua kompetisi.
Kendati demikian, performa gemilang Ronaldo tak sejalan dengan pencapaian Manchester United pada musim 2021-2022.
Namun, belum diketahui ke mana Ronaldo akan berlabuh. Beberapa klub raksasa, seperti Chelsea dan Bayern Munich, sempat dikaitkan dengan mantan pemain Real Madrid dan Juventus itu.
Akan tetapi hingga saat ini Cristiano Ronaldo justru kesulitan untuk hengkang. Padahal kemampuannya dalam mencetak gol masih sangat tajam, kendati usianya sudah tidak muda lagi yakni 37 tahun.
Jendela bursa transfer musim panas sendiri hanya tinggal menyisakan satu bulan lagi.
Andai Cristiano Ronaldo kesulitan mendapatkan klub baru, dirinya dipastikan akan bertahan seperti pernyataanya beberapa waktu lalu.
“Saya senang, tentu saja, bisa kembali ke klub yang benar-benar mengangkat karier saya, jadi tidak bisa dipercaya, perasaan ketika saya kembali lagi,
"Senang rasanya merasakan kebahagaian para pendukung, luar biasa," kata Ronaldo, dikutip dari Mirror, Sabtu (2/07/22).
Di sisi lain, jika Cristiano Ronaldo bertahan di Manchester United tentu akan menimbulkan konflik dan masalah bagi Erik ten Hag dalam menerapkan taktiknya.
Apa saja masalahnya? Berikut 3 alasannya kalau Cristiano Ronaldo hanya jadi duri dalam daging.
1. Sosok Kuat di Ruang Ganti
Kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United pada bursa transfer musim panas 2021 ternyata memberi dampak pada keharmonisan tim.
Suasana ruang ganti MU dilaporkan tak kondusif sejak musim lalu, yang membuat karier kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer tamat.
Tanda-tanda ada masalah di ruang ganti tim mencuat usai Manchester United kalah dari Wolverhampton Wanderers 0-1 di Liga Inggris awal musim lalu.
Bek Man United, Luke Shaw setelah laga mengindikasikan skuat Setan Merah sedang tidak kompak.
Media Inggris The Express kemudian mengklaim ada beberapa pemain MU yang terganggu dan tak nyaman dengan hadirnya Ronaldo.
Kabarnya tiga pemain diantaranya adalah Harry Maguire, Edinson Cavani dan Mason Greenwood.
Ketiganya merasa posisinya di klub terancam. Cavani dan Greenwood memang berposisi di lini depan sehingga perannya langsng tertutup oleh Ronaldo.
Sedangkan Maguire merasa tak aman jabatannya sebagai kapten tim. Alhasil ada dua kubu di dalam tim, yang membuat sulit bersatu di lapangan.
Hasilnya tentu yang dirugikan adalah klub dan juga pelatih yang dianggap tak becus dalam menerapkan strategi.
Musim depan, suasan ruang ganti disinyalir masih akan bertensi panas dan kubu-kubuan mengingat Ronaldo masih berada di Manchester United.
Tidak Menyatu dengan Tim
Manchester United memastikan tidak akan membawa bintang utamanya, Cristiano Ronaldo pada tur pramusim kali ini.
Kepastian itu sudah disampaikan dalam beberapa waktu lalu. Padahal kehadiran Ronaldo cukup penting, mengingat Man United saat ini dilatih pelatih baru, Erik ten Hag.
Sebagai adanya pelatih baru, kebiasaan dan juga taktik tentunya berbeda dari pelatih sebelumnya sehingga para pemain diwajibkan untuk ikut demi adaptasi, dalam skema taktik Erik ten Hag.
Sayangnya meski ada pergantian pelatih, tidak membuar Ronaldo luluh untuk ikut pramusim.
Sang pemain seperti mendapat perlakuan istimewa, atau bisa jadi klub yang segan dengannya mengingat prestasi dan kontribusinya sudah terbukti.
Kurang tegasnya manajeman klub terhadap perlakukan Ronaldo itu menjadi tamparan bagi Manchester United yang berusaha membangun tim ulang, demi bisa bersaing meraih gelar.
Tanpa kehadiran pemain reguler dalam tim saat pramusim bisa membuat taktik pelatih berantakan.
Karena tim yang sudah dibawa cukup menyatu jika ujug-ujug ada tambahan peran satu pemain maka akan merombak kembali persiapan yang sudah dibuat.
2. Permainan Kolektif
Cristiano Ronaldo sudah melewatkan empat pertandingan pramusim Manchester United. Meski tanpa kehadiran dirinya, Setan Merah tetap mampu meraih hasil memuaskan.
Penerapan taktik pelatih baru Erik ten Hag bisa dibilang berhasil, karena tim bermain kolektik tanpa adanya bergantung satu pemain yang menonjol.
Dari empat pertandingan pramusim, tiga di antaranya berakhir dengan kemenangan. Melawan Liverpool (4-0), Melbourne Victory (4-1), Crystal Palace (3-1), dan Aston Villa (2-2).
Absennya Ronaldo di pramusim membuat Manchester United khawatir bahwa pemain 37 tahun itu tak akan berada dalam puncak performanya di Premier League yang akan dimulai 6 Agustus 2022 nanti.
Ten Hag pun mengakui bahwa ia mempertimbangkan untuk mencadangkan Ronaldo di awal musim, jika memang ia masih bertahan. Namun, Ten Hag merasa tak khawatir dengan kondisi kebugaran CR7.
"Saya pikir begitu [mencadangkan Ronaldo] tetapi dia sedang berlatih.
"Saya pikir kita semua tahu Ronaldo, kita semua tahu, adalah seorang profesional top dan dia akan fit, itu adalah kekhawatiran terakhir yang saya miliki," ujar Ten Hag seperti dikutip Manchester Evening News.