Dulu Tersia-sia, Cinta Ignazio Abate dan AC Milan Akhirnya Indah pada Waktunya
INDOSPORT.COM - Mantan pemain AC Milan, Ignazio Abate, sudah memiliki nama yang menggema di kancah sepak bola Liga Italia.
Bagaimana tidak? Mulai dari kompetisi Serie A hingga Serie C sudah pernah dijamahnya selama berkarier sebagai pemain.
Meski begitu, AC Milan nampaknya masih jadi klub yang sangat ia sayang. Dua kali mantan bek kanan Timnas Italia itu berseragam Rossoneri pada periode 2003-2007 dan 2009-2019.
Namun jika melihat CV-nya setelah angkat kaki dari AC Milan pada 2007, hanya butuh waktu sebentar baginya untuk kembali ke pelukan sang mantan.
Hanya saja, selama membela raksasa Liga Italia tersebut, Ignazio Abate juga sempat hengkang sebagai pinjaman ke sejumlah klub.
Tercatat selama 2004-2007, ia pernah singgah di Napoli, Piacenza, dan Modena sebelum memutuskan pergi secara permanan ke Empoli.
Musim-musimnya bersama klub-klub itu pun bisa dibilang tidak mudah. Usai terpuruk bersama Napoli di Serie C1, ia terlempar ke Piacenza untuk bermain di Serie B.
Baru di masa peminjaman terakhirnya di Modena, Ignazio Abate mampu mencatatkan hasil yang lebih baik dengan tampil di 38 pertandingan tim asal Emilia-Romagna tersebut.
Pada 2007-2008, momen debut di Serie A pun menghampiri Ignazio Abate. Namun bukan di AC Milan, melainkan Empoli.
Akan tetapi, Empoli yang kemudian mengalami degradasi membuatnya kembali ke AC Milan, hanya untuk dilepas lagi ke klub lain. Kali ini Torino.
1. Bolak-balik ke AC Milan
Setelah musim yang tidak terlalu ‘menggigit’ di Torino, Ignazio Abate dipulangkan AC Milan dengan banderol 2,5 juta euro.
Meski sering ‘dilempar’ ke sana-sini oleh AC Milan, Ignazio Abate akhirnya mulai settle di klub Liga Italia tersebut.
Bukan hanya itu, ia bahkan menjelma dari gelandang cadangan menjadi bek tengah reguler di bawah asuhan Leonardo Araujo.
Perlahan tapi pasti, kesabarannya sejak dahulu pertama menginjakkan kaki di AC Milan pun terbayar lunas.
Selama masa kepelatihan Massimiliano Allegri, juru taktik asal Italia itu pun tidak mengutak-atik posisi yang sudah diberikan Leonardo Araujo kepada Ignazio Abate sebelumnya.
Berbanding cukup terbalik dengan periode pertamanya berseragam AC Milan, Ignazio Abate akhirnya bisa mencicip kesuksesan dengan raihan trofi Serie A Liga Italia dan Supercoppa Italiana.
Ia juga menunjukkan kemampuan defensif solid yang membantu AC Milan menggondol Scudetto dan Supercopa Italiana.
Karier Ignazio Abate pun terus menanjak setelahnya, termasuk ditunjuk sebagai kapten dan tampil cukup reguler untuk Rossoneri di semua kompetisi.
Selain itu, selama periode keduanya ini, ia juga sudah diganjar perpanjangan kontrak lebih dari sekali, yang menunjukkan bagaimana klub sangat mengapresiasi kinerjanya untuk tim.
Tentu saja, ini adalah hal membahagiakan bagi Ignazio Abate yang mungkin sudah alama mengidam-idamkan kesuksesan bersama AC Milan usai berkali-kali dihempaskan sebagai pemain pinjaman.
2. Pengabdian Tanpa Batas
Pengabdian Ignazio Abate untuk AC Milan, ternyata tidak berhenti sampai ia memainkan laga terakhir untuk Rossoneri pada Mei 2019.
Pada 2022, ia kembali menunjukkan dedikasi yang luar biasa untuk AC Milan dengan mengambil peran pelatih kepala Primavera usai dipromosikan dari jabatan manajer U-16.
Tidak lupa, rasa terima kasih pun diungkapkannya kepada segenap pejabat AC Milan atas segala kesempatan yang ada.
“Saya bangga bahwa pilihan jatuh pada saya. Saya berterima kasih kepada klub, dari Paolo (Maldini) hingga Ricky (Massara),
“Di atas segalanya Angelo Carbone yang tahun lalu adalah orang pertama yang percaya pada saya dan menawarkan saya kesempatan ini,” ucapnya seperti diwartakan Sempre Milan.
Menangani U-16 kemudian Primavera memang bak perjalanan lain bagi Ignazio Abate di habitat yang sudah lama dikenalnya, AC Milan.
“Ini penting. Petualangan ini harus dihadapi dengan penuh ketenangan,” ucapnya lagi soal tugas baru yang diembannya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkap apa saja yang ingin diwujudkannya bersama AC Milan Primavera. Menurutnya, yang paling penting adalah menciptakan mentalitas, rasa memiliki, dan menularkannya kepada pemain.
Aspek teknis bisa menyusul belakangan. Saat ini PR-nya adalah meletakkan fondasi dan menciptakan mentalitas yang akan membantu pemain bertahan dalam situasi-situasi sulit.
Ignazio Abate jjuga menilai, semuanya akan terasa sulit apabila anak-anak asuhnya yang masih muda-muda ini bermain tanpa hati dan jiwa. Apakah misi mulia sang legenda ini untuk AC Milan Primavera bakal sukses?