Cara Bima Sakti Bentuk Mentalitas Timnas Indonesia U-16 untuk Karier Jangka Panjang
INDOSPORT.COM - Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, mempersiapkan timnya bukan untuk jangka pendek apalagi hanya fokus ke Piala AFF U-16 2022.
Tim pelatih Timnas Indonesia U-16 mempersiapkan skuad Garuda Muda untuk karier jangka panjang.
Kemenangan atas Singapura U-16 dengan skor 9-0 merupakan hal membanggakan. Kemenangan ini menjadi jawaban atas kritikan terhadap penyelesaian akhir yang kurang maksimal saat melawan Filipina.
Namun, bila ditarik ke belakang, kemenangan besar pada kelompok umur merupakan hal biasa bagi Indonesia.
Hanya saja, bila bicara jangka panjang, tak semua pemain muda itu kemudian memiliki karir cemerlang di tingkat senior.
Banyak kasus bahwa pemain yang bersinar di kelompok umur kemudian menghilang seiring bertambahnya usia.
Ada banyak penyebab hal itu terjadi, salah satunya terlalu cepat puas ketika berprestasi di tingkat junior. Ketika melangkah ke senior, mereka kalah bersaing dengan pemain yang sebelumnya tak masuk Garuda Muda.
Kejadian seperti ini tak ingin dialami Bima Sakti yang kini memegang Timnas Indonesia U-16. Ia membekali para pemain untuk pertarungan karir jangka panjang.
"Saya pikir itu pembelajaran buat semua pemain. Makanya sebagai tim pelatih sudah mengedukasi, memberi ilmu buat mereka, bukan hanya dalam lapangan, bukan hanya ilmu teknik bola, tapi juga edukasi di luar lapangan. Itu sangat penting agar mereka bisa belajar," kata Bima Sakti.
Bima Sakti menekankan kedisiplinan tingkat tinggi. Setiap hari, penggunaan ponsel untuk para pemain sangat dibatasi. Selain itu, para pemain diwajibkan untuk beribadah.
1. Contoh Marselino Ferdinan
Bagi yang muslim, Bima Sakti mewajibkan para pemain untuk salat berjamaah lima waktu. Sementara bagi non muslim, mereka diberi fasilitas untuk pergi ke tempat ibadahnya.
"Kita jaga disiplin dengan cara beribadah selalu bareng-bareng. Yang muslim lima waktu ke masjid, yang non muslim kita kasih kendaraan ke gereja. Krisna yang bikin gol (lawan Singapura) tiap Minggu jam 10 pagi, disediakan mobil untuk ke Pura," jelas Bima Sakti.
"Saya pikir itu yang perlu kita edukasi. Jangan cepat puas, jangan sombong," lanjut Bima Sakti.
Bima Sakti pun memberikan contoh tentang karier Marselino yang jadi bagian Timnas U-16 pada tahun 2019 lalu.
Dalam waktu singkat, Marselino bisa melejit sebagai bagian penting Timnas U-20, Timnas U-23 dan Timnas Indonesia. Padahal, usianya baru 17 tahun atau selisih satu hingga dua tahun saja dengan pilar Timnas U-16.
Dengan karier yang begitu cemerlang, Marselino masih peduli dengan skuat Timnas U-16. Bima Sakti menyebut Marselino memberi ucapan selamat ketika Timnas U-16 menang atas Filipina 2-0.
Padahal, Bima Sakti mengakui tak pernah melakukan komunikasi yang intens setelah Marselino lepas dari Timnas U-16. Namun, Marselino masih memberikan perhatian.
"Saya bicarakan apa yang dilakukan Marselino itu sebelum pertandingan (lawan Singapura). Itu bisa jadi contoh buat mereka. Mudah-mudahan ada Marselino Marselino lain yang bisa meneruskan dari Timnas U-16 ini," jelas Bima Sakti.
2. Tergantung pada Pemain
Di skuad Timnas Indonesia U-16 generasi terbaru, Bima Sakti menyebut kans para pemain lanjut ke kelompok Timnas di usia atas terbuka lebar.
Ada banyak potensi luar biasa di setiap posisi yang membuat Timnas U-16 bisa rotasi dengan mudah.
Namun, keberlanjutan karier ini juga bergantung pada para pemain. Jika skuad Timnas Indonesia U-16 bisa konsisten berlatih, maka mereka bisa terus membela Merah Putih.