x

Liga 1: Gelandang Timnas Lebanon Belum Nyetel, Pelatih PSS Sleman Masih Sabar

Minggu, 21 Agustus 2022 18:37 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
Gelandang bertahan PSS Sleman, Jihad Ayoub. Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, menilai performa Jihad Ayoub belum konsisten dalam lima partai di Liga 1 Indonesia 2022-2023. Pilar timnas Lebanon diyakini bisa lebih bagus lagi.

Gelandang bertahan menjadi sosok penting dalam sepak bola yang mengandalkan transisi cepat. Di Indonesia, gelandang bertahan asing mulai marak dipakai sejak Liga 1 2017.

Baca Juga

PSM Makassar punya Marc Klok dan Bhayangkara FC punya Lee yoo-joon. Dua pemain ini bisa membuat transisi tim yang dibelanya menjadi bagus. Bhayangkara FC keluar sebagai juara, serta PSM di peringkat ketiga.

Setelah Klok dan Lee moncer, ada pergeseran tentang pemanfaatkan slot asing. Dari yang mulanya gelandang tengah dan gelandang serang, tim-tim Liga 1 kerap memilih gelandang bertahan.

PSS Sleman menjadi salah satu tim yang rutin memakai gelandang bertahan asing. Pada Liga 1 2019, PSS memilih Guilherme Batata.

Baca Juga

Pemain asal Brasil mencatatkan 27 penampilan. Prestasi PSS pun terbilang bagus. Sebagai klub promosi, PSS mengakhiri kompetisi di peringkat delapan.

Pada Liga 1 2021-2022, slot ini kosong. PSS era Dejan Antonic lebih memilih dua bek asing, Mario Maslac dan Aaron Evans. Nama terakhir belakangan kerap dipasang sebagai gelandang bertahan.

Baca Juga

Jelas dari segi permainan Evans tak bisa semaksimal Batata, terutama dalam membantu build-up serangan, karena posisi aslinya memang seorang bek tengah. PSS Sleman pun hampir terdegradasi ke Liga 2.

Akhirnya, slot gelandang bertahan kembali pada Liga 1 2022-2023. Pelatih Seto Nurdiyantoro memilih gelandang bertahan murni asal Lebanon bernama Jihad Ayoub.


1. Belum Konsisten

Pemain asing PSS Sleman, Jihad Ayoub.

Jihad Ayoub menjadi sosok tak tergantikan di lini tengah PSS Sleman. Fungsinya sebagai gelandang bertahan bukan hanya menghentikan serangan lawan, namun juga merancang serangan bersama sang gelandang serang, Ze Valente.

Terkait performa Jihad Ayoub, Seto mengaku belum puas. Pelatih asal Kalasan ini menilai performa Jihad Ayoub masih naik turun.

"Menurut saya belum konsisten. Saat lawan Arema cukup bagus. Di beberapa pertandingan belum menampakkan performa, artinya saat bertahan dan membantu penyerangan," kata Seto.

Baca Juga

Ketika melawan Persib Bandung, Jumat (19/8/22), Jihad Ayoub juga lebih sering beroperasi di belakang. Fungsi sebagai seseorang yang memulai build up serangan pada akhirnya hanya diambil Ze Valente.

Liga 1 baru berjalan lima pertandingan. Seto meyakini Jihad Ayoub masih perlu waktu lagi untuk mendapatkan sentuhan terbaik di setiap pertandingan.

Baca Juga

"Di pertandingan Persib, dia terlalu turun juga, ini yang perlu kita evaluasi. Saya pikir tipe Jihad juga tidak seperti sekarang ini. Saya lihat sebelumnya lebih taktis. Mungkin karena baru pertama merumput di Indonesia," jelas Seto.


2. Masih Banyak Waktu

Pemain asing PSS Sleman, Jihad Ayoub.

Masih ada 29 partai tersisa bagi Jihad dan PSS untuk bisa bangkit lagi. Dalam lima partai awal, PSS mencatatkan satu kemenangan, dua hasil imbang dan dua kekalahan.

"Mudah-mudahan (Jihad Ayoub) lebih baik lah, seperti yang saya pernah lihat di koran-koran tempo hari," tandas Seto Nurdiyantoro.

Baca Juga

Pada partai keenam di Liga 1 2022-2023, PSS Sleman akan menghadapi Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kediri, Selasa (23/8/22).

Jihad Ayoub akan banyak bersentuhan dengan Rohit Chand dan Renan Silva. Duel diyakini akan berjalan seru karena Rohit dan Renan tak ingin Persik kalah lagi di kandangnya.

PSS SlemanLiga IndonesiaLiga 1Bola IndonesiaSeto NurdiyantoroBerita Liga 1Liga 1 2022-2023One Football

Berita Terkini