3 Titik Lemah Curacao yang Wajib Dimanfaatkan Timnas Indonesia Untuk Raih Kemenangan Lagi
INDOSPORT.COM – Berikut tiga titik lema skuat Curacao yang wajib dimaksimalkan para penggawa Timnas Indonesia demi raih kemenangan beruntun di FIFA Matchday malam (27/09/22) nanti.
Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan atas Curacao di laga uji coba internasional agenda resmi FIFA atau FIFA Matchday leg pertama, Sabtu (24/09/22) lalu.
Bermain di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Timnas Indonesia menang dengan skor dramatis 3-2.
Tuan rumah harus tertinggal lebih dahulu melalui gol cepat pemain Curacao, Rangelo Jangan di menit ke-8’. Namun mampu disamakan Timnas Indonesia melalui gol Marc Klok menit ke-18’.
Memasuki pertengahan babak pertama, permainan Timnas Indonesia semakin membaik. Mereka akhirnya balik unggul 2-1 setelah Fachruddin Aryanto mencetak gol menit ke-22.
Sayang mampu disamakan lagi oleh Curacao tiga menit berselang, Juninho Bacunan mencetak gol menit ke-25. Skor jadi 2-2 hingga turun minum.
Di babak kedua, Timnas Indonesia mencetak gol ketiganya melalui kaki Dimas Drajad di menit ke-56. Skor 3-2 bertahan hingga laga usai.
Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia melanjutkan tren positifnya di laga internasional, yang belum terkalahkan dalam dua laga terakhir sebelum ini.
Selain itu, kemenangan juga mengantarkan Skuad Garuda memperbaiki posisi di ranking FIFA dari 155 dunia naik menjadi 153 dunia.
Demi menjaga tren positif tersebut, Timnas Indonesia bisa mengeksploitasi tiga titik lemah Curacao yang sempat terlihat pada pertemuan pertama kemarin agar skuat Garuda bisa kembali amankan kemenangan.
Lantas di sektor mana sajakah itu? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas:
1. Bek Tengah
Sektor lemah yang bisa dimaksimalkan Timnas Indonesia untuk kalahkan Curacao adalah di posisi bek tengah.
Pada pertemuan pertama kemarin, terlihat duet Cuco Martina dan Justin Ogenia kesulitan mengawal pergerakan pemain Timnas Indonesia yang sangat bergerak meski tanpa memegang bola.
Bahkan pada gol pembuka yang dicetak Marc Klok, kedua pemain tersebut hanya bisa melihat bola jatuh ke kaki Klok tanpa melakukan pergerakan untuk menutup ruang tembak sang lawan.
Pun begitu pada gol kedua, meski punya postur tubuh tinggi dan pengalaman tampil di Eropa namun kedua pemain ini terlihat kaku untuk melakukan koordinasi di kotak penalti.
Akhirnya, bola lemparan Pratama Arhan berhasil disambar Fachrudin dan membawa Timnas Indonesia berbalik unggul 2-1 di babak pertama.
Andai kedua bek Curacao diatas masih tampil dibawah performa terbaik mereka, bukan tak mungkin pada gelandang serta penyerang lincah Timnas Indonesia merangsek ke kotak penalti dan ciptakan gol buat skuat Garuda.
Bek Kanan
Berikutnya adalah sektor bek kanan. Posisi ini memang kerap kali jadi bulan-bulanan para winger maupun bek sayap Timnas Indonesia di pertemuan pertama kontra Curacao kemarin.
Di pertemuan pertama, posisi bek kanan Curacao ditempati oleh Shanon Carmelia, pemain senior dari klub USV Hercules yang telah berusia 33 tahun.
Dengan usia yang sudah cukup sepuh, tak heran jika Shanon Carmelia kerap kalah saing terutama dalam hal kecepatan dari pemain Timnas Indonesia pada pertemuan pertama kemarin.
Bahkan untuk gol kedua, Shanon Carmelia sejatinya bisa mengantisipasi bola lemparan Prtama Arhan, namun sang pemain hanya melihat laju si kulit bundar dan membuat Fachrudin berhasil mencetak gol.
Jika di pertemuan kedua nanti Shanon Carmelia masih jadi pilihan utama, maka Pratama Arhan maupun Witan Sulaeman berpotensi besar bakal membombardir pertahanan Curacao dari sisi kanan.
2. Penjaga Gawang
Terakhir adalah posisi penjaga gawang. Lini paling belakang di Timnas Curacao ini memang beberapa kali sempat gagal mengantisipasi serangan skuat Garuda pada pertemuan pertama kemarin.
Di laga pertama, posisi penjaga gawang Curacao ditempati oleh Tyrick Bodak, pemain muda berusia 22 tahun yang musim ini bahkan belum catatkan caps buat klubnya, Jong PSV di kasta kedua Liga Belanda.
Dengan pengalaman tanding yang minim tersebut, tak heran jika Tyrick Bodak terlihat sangat canggung dalam mengantisipasi serangan-serangan Timnas Indonesia yang bermain di depan pendukung sendiri.
Sama seperti dua nama sebelumnya, Tyrick Bodak bisa jadi titik lemah Curacao (jika kembali diturunkan) dan wajib dieksploitasi timnas Indonesia demi amankan kemenangan.
Para pemain-pemain cepatn serta pemilik tendangan akurat seperti Marc Klok, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman bisa berikan tekanan lewat tendangan jarak jauh untuk meruntuhkan mental bermain Tyrick Bodak.