Mulai Unjuk Gigi, 3 Alasan Ini Bikin Dimas Drajad Layak Jadi Pewaris Nomor 9 di Timnas Indonesia
INDOSPOR.COM - Berikut 3 alasan mengapa bomber Persikabo 1973, Dimas Drajad layak menjadi sosok pewaris nomor 9 di Timnas Indonesia.
Sepeninggal Bambang Pamungkas, Timnas Indonesia kesulitan mencari juru gedor yang bisa diandalkan di lini depan.
Medio 2018 lalu, Indriyanto Nugroho bahkan menyebut jika kelahiran Bepe merupakan yang terakhir bagi Timnas Indonesia.
Ungkapan Indriyanto ada benarnya. Pasalnya, sejumlah nama yang berseliweran sulit untuk menyamai bahkan mendekati level Bepe.
Muchlis Hadi Ning misalnya, sosok penyerang kelahiran Mojokerto tersebut sempat digembar-gemborkan jadi penerus Bepe.
Bukan tanpa sebab, di level junior ia punya prestasi mentereng kala mengantarkan Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF.
Sayangnya, alih-alih kian moncer, penampilan Muchlis Hadi malah cenderung tak stabil hingga akhirnya namanya menghilang dari jagad sepakbola tanah air.
Setali tiga uang dengan Muchlis Hadi, Marinus Wanewar juga sempat diramalkan menjadi penerus Bepe.
Namun lagi-lagi, penampilan tak konsisten plus cedera kambuhan membuat nasibnya tak lebih baik dengan Muchlis Hadi. Sejurus dengan itu, pencarian sosok nomor 9 di Timnas Indonesia pun kian sulit. Ungkapan Indriyanto seolah makin valid.
Namun, secercah harapan muncul saat Dimas Drajad dipanggil ke Timnas Indonesia dan sukses melukai Curacao hingga 2 kali. Bomber milik Persikabo 1973 tersebut pun punya potensi untuk menjadi pewaris nomor 9. Berikut alasannya.
1. Alasan Dimas Drajad Layak Jadi Pewaris Bepe di Timnas Indonesia
1. Masih Berusia Muda
Saat ini, penyerang kelahiran Gresik tersebut masih menginjak 25 tahun alias masuk kategori usia emas sebagai pemain sepakbola.
Sudah barang tentu, Dimas Drajad bakal memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuannya demi menjadi sosok nomor 9 yang ideal bagi Tim Garuda.
Terlebih, Dimas Drajad sendiri baru pertama kali dipanggil ke skuat senior setelah sebelumnya meredup lantaran beberapa faktor.
Mentornya di level klub, Djajang Nurjaman bahkan sempat melontarkan pujiannya sebelum Dimas Drajad melakoni partai kontra Curacao.
Djanur - sapaan akrabnya blak-blakan menyebut Dimas Drajad layak mengisi tempat di skuat Timnas Indonesia.
Ia juga mengatakan jika kualitas yang dimiliki oleh Dimas Drajad tak kalah dengan para bomber asing di Liga 1.
2. Menjadi Pemain Tersubur di Klub
Mirip dengan Bepe, Dimas Drajad juga menjadi sosok yang bisa diandalkan bagi level klub maupun Timnas Indonesia.
Statistik mencatat, musim ini Dimas Drajad sukses mengoleksi 4 gol plus 1 asisst dalam 9 penampilannya bersama Persikabo 1973.
Dimas Drajad pun didaulat sebagai pemain tersubur bagi Laskar Padjajaran sejauh ini. Karakteristik tersebut mengingatkan kita akan sosok Bepe.
Selama membela Persija Jakarta, Bepe tak hanya menjadi ikon klub namun juga menjadi pemain tersubur bagi Macan Kemayoran.
2. Menjadi Andalan di Timnas Indonesia Maupun Klub
Jika Dimas Drajad menunjukkan konsistensinya, bukan tidak mungkin ia bakal mengikuti jejak Bepe sekaligus menjadi pewaris sahnya.
Gol-gol yang dilesatkan Dimas Drajad di Persikabo 1973 maupun Timnas Indonesia pun bercorak layaknya sosok penyerang murni.
Yaitu tidak membutuhkan banyak speed, namun punya naluri mematikan saat berada di depan gawang lawan.
Terbukti, saat bersua Curacao Dimas Drajad mampu membuktikan itu. Instingnya sebagai predator membuat kiper Curacao mati kutu.
3. Tampil Reguler
Salah satu keistimewaan yang dimiliki Dimas Drajad saat berada di Persikabo 1973 maupun Timnas Indonesia adalah tampil reguler. Dengan kata lain, Dimas Drajad punya kesempatan untuk terus meningkatkan penampilannya.
Berbeda jika ia lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan. Maka potensi Dimas Drajad sulit untuk berkembang.
Untungnya, Djanur maupun Shin Te-yong cukup percaya dengan kemampuan Dimas Drajad hingga membuatnya berada di starting XI.
Ditambah lagi, para pesaingnya di level klub maupun Timnas Indonesia juga tergolong enteng. Di Persikabo 1973 misalnya, ia hanya bersaing dengan Yandi Munawar dan Ali Koroy.
Secara hitung-hitungan, jelas Dimas Drajad puny keunggulan dibanding kedua nama tersebut untuk berada di tempat reguler. Bersama Timnas Indonesia pun demikian.
Dua kompetitornya, M Rafli dan Ramadhan Sanantha masih kalah saing dengan dia. Itu artinya Dimas Drajad akan punya banyak waktu untuk terus berkembang dan menyamai level Bepe.