x

Duduk Perkara Tragedi Kanjuruhan, Bermula dari Kekalahan Kandang Pertama Arema FC atas Persebaya

Minggu, 2 Oktober 2022 15:57 WIB
Editor: Ilham Oktafian
Kekalahan kandang pertama Arema FC atas Persebaya Surabaya sejak era Liga 1 menjadi pemicu chaos di Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (01/10/22) yang berujung petaka. Berikut ulasannya.

INDOSPORT.COM - Kekalahan kandang pertama Arema FC atas Persebaya Surabaya sejak era Liga 1 menjadi pemicu chaos di Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (01/10/22) yang berujung petaka. Berikut ulasannya.

Dunia sepakbola tanah air tengah berkabung menyusul tragedi maut yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (01/10/22).

Baca Juga

Bagaimana tidak, kerusuhan yang mengkibatkan chaos tersebut menewaskan 129 orang meninggal dunia. Baik di pihak kepolisian maupun suporter Arema FC.

Bahkan, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menyampaikan berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD Jawa Timur pada pukul 10.30 WIB korban kerusuhan sudah menyentuh 174 jiwa.

Tragedi tersebut menjadi yang terkelam dalam sejarah dunia sepakbola tanah air, mengingat peristiwa yang sama tak pernah memakan korban hingga ratusan orang.

Baca Juga

Bahkan, dari catatan 'Deadliest Soccer Matches in History', tragedi Kanjuruhan, Malang menempati urutan kedua dalam catatan sepakbola dunia.

Tragedi Kanjuruhan, Malang melampau beberapa kejadian nahas lain yaitu Accra Ghana yang menewaskan 126 orang, dan tragedi Hillsborough yang menelan korban jiwa sebanyak 96 orang.

Di urutan teratas, tragedi Nasional Estadio Peru pada tahun 1964 menjadi peristiwa yang terkelam sepanjang sejarah, di mana 328 nyawa harus melayang.

Baca Juga

Jika ditarik benang merah, chaos yang terjadi di Kanjuruhan, Malang dipicu ketidakpuasan suporter Arema FC atas hasil yang didapat tim kesayangannya saat bersua Persebaya Surabaya.

Berikut duduk perkara tragedi tersebut, hingga mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan menjadi peristiwa terkelam dalam sejarah sepakbola tanah air.


1. 1. Kekalahan Kandang Pertama Arema FC

Pertandingan Liga 1 pekan ke-11 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22).

Seperti diketahui, Arema FC baru saja menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (01/10/22) malam WIB.

Dalam duel tersebut, Arema FC yang bermain di depan puluhan ribu Aremania harus malu karena dibekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Baca Juga

Dalam laga bertajuk derby Jawa Timur ini, Singo Edan sempat tertinggal lebih dulu oleh gol cepat Inilah Biodata Silvio Junior "Juninho" di menit kedelapan.

Kemudian Bajul Ijo mampu menggandakan keunggulan pada menit ke-32. Kali ini gol dicetak oleh pemain belakang bernama Leo Lelis.

Jelang berakhirnya babak pertama, Arema FC akhirnya mampu menyamakan kedudukan lewat brace Abel Camara di menit ke-42 dan 45+1.

Baca Juga

Sayang, pasukan Javier Roca kembali lengah di babak kedua. Persebaya Surabaya berhasil kembali unggul di menit ke-51 lewat gol Sho Yamamoto.

Keunggukan dengan skor 3-2 Persebaya Surabaya atas Arema FC bertahan hingga wasit meniupkan peluit akhir babak kedua.

Kekalahan ini lantas membuat banyak pendukung Arema FC yakni Aremania marah besar. Pasalnya, Stadion Kanjuruhan selalu angker bagi Persebaya Surabaya.

Baca Juga

Arema FC tercatat belum pernah kalah di laga home sejak era Liga 1. Dua kali Johan Ahmat Farizi dkk menyudahi perlawanan Persebaya Surabaya. Arema FC menang 1-0 (06/10/18) dan menang dengan skor telak 4-0 (15/08/19) lalu.

Statistik itu belum ditambah dengan kemenangan 2-0 pada leg kedua final Piala Presiden (12/04/19) lalu, setelah imbang 2-2 pada leg pertama (09/04/19). Namun kekecewaan harus dibayar mahal lantaran banyak korban yang berjatuhan akibat peristiwa ini.


2. 2. Tembakan Gas Air Mata

Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

Penggunakan gas air mata disinyalir jadi 'tersangka' lain yang memicu jatuhnya korban jiwa dalam tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Usai peluit panjang berbunyi, fans Arema FC sendiri mengawali keributan dengan melemparkan botol air mineral ke arah lapangan.

Baca Juga

Alih-alih mereda, para suporter malah kian brutal saat pihak panpel pertandingan memperingatkan untuk tidak bertindak anarkis.

Kemudian polisi mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter yang menyerang. Gas air mata membuat Aremania yang berada di tribune berlari membubarkan diri keluar stadion. Suasana makin tak terkendali saat para suporter masuk ke arah lapangan. Gas air mata pun terus ditembakkan polisi.

Akibatnya, para suporter hingga pihak keamanan ikut menjadi korban lantaran berdesak-desakan hingga kehabisan oksigen. Hingga siang ini, tercatat korban meninggal mencapai 170 orang.

Baca Juga

Gas air mata sendiri memang tertuang dalam FIFA Safety Regulations, khususnya pasal 19 ayat b. Dalam aturan tersebut FIFA mengharamkan penggunakan gas air mata di dalam stadion.

Versi polisi, langkah itu diterapkan karena tampak adanya upaya serangan yang hendak dilakukan oleh suporter.

"Kami mendalami kenapa suporter begitu beringas. Langkah-langkah (meluncurkan) gas air mata itu didahului dengan himbauan," tandas Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.

Baca Juga

3. Disorot Media Asing

Hanya sesaat setelah tragedi Kanjuruhan Malang muncul ke permukaan, beberapa media luar negeri turut menyoroti insiden tersebut.

Berbagai media ternama Inggris seperti Mirror, Daily Star, The Guardian hingga Fox Sports menyoroti tragedi maut pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.

Persebaya SurabayaKanjuruhanStadion KanjuruhanArema FCLiga 1Arema FC vs Persebaya SurabayaBerita Liga 1

Berita Terkini