3 Hal dari Tragedi Kanjuruhan yang Mengingatkan pada Hillsborough 1989
INDOSPORT.COM - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya di Liga 1 Indonesia seperti mengingatkan ke peristiwa Hillsborough 1989.
Tiga gol yang diciptakan Silvio Rodrigues, Leo Lelis, dan Sho Yamamoto memastikan Persebaya meraih poin penuh di kandang lawan.
Sementara itu, Arema FC mampu menciptakan dua gol melalui Abel Camara masing-masing pada menit 42 dan 45.
Sampai tulisan ini dibuat, Borneo FC masih memimpin puncak klasemen Liga 1 2022-2023 dengan 23 poin.
Mereka dibuntuti ketat oleh Madura United yang mengantongi poin sama namun kalah selisih gol. Di posisi tiga ada PSM Makassar dengan 20 poin.
Pasukan Ramang harus menghentikan sementara perjuangan mereka pekan ini setelah pertandingan mereka melawan Barito Putera ditunda.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan tempo hari memang membuat jadwal Liga 1 yang masih tersisa terpaksa ditunda.
Selain Barito Putera vs PSM Makassar, dua laga lain yang gagal digelar adalah Persib vs Persija dan PSIS vs Bhayangkara.
Tragedi Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya tidak ayal membuat dunia olahraga berduka. Apalagi, ini bukan kali pertama sebuah laga sepak bola berakhir dengan kericuhan dan menelan korban.
Pihak-pihak terkait masih terus mengusut insiden ini, yang telah menjadi noda tersendiri sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
1. Mengingatkan pada Hillsborough
Apabil membahas tragedi yang terjadi di sepak bola, dunia tentu sudah menyaksikan banyak. Salah satunya Hillsborough pada tahun 1989.
Berikut tiga hal di Tragedi Kanjuruhan yang mungkin mengingatkan orang-orang pada kerusuhan Hillsborough 33 tahun silam.
Yang Terjadi pada Penonton
Sesak napas sampai terinjak-injak adalah hal yang biasanya dijumpai dalam sebuah kerusuhan, yang juga terjadi baik di Kanjuruhan maupun Hillsborough.
Berdasarkan penuturan saksi mata dan korban selamat dari Kanjuruhan, kebanyakan penonton yang berusaha menyelamatkan diri saat itu terkena imbas gas air mata yang membuat sesak napas.
Bukan hanya itu, dengan mata yang berair mereka berupaya keluar dari stadion namun kebanyakan tidak berhasil.
Berdesakan dan berjejalan satu sama lain, tidak ayal membuat para penonton tumbang di tempat dan beberapa dari mereka meninggal dunia.
Bahkan di Tragedi Hillsborough, banyak penonton yang tergencet pagar pembatas hingga terinjak-injak - meski tidak ada isu gas air mata seperti di Kanjuruhan yang sampai saat ini masih diperbincangkan publik.
Ya, berada di keramaian yang berisi ribuan, bahkan puluhan ribu manusia, hal-hal seperti ini memang sangat rawan terjadi dan harus menjadi bahan evaluasi otoritas-otoritas terkait.
Telan Banyak Korban
Sepanjang sejarah, Hillsbourough yang awalnya selalu lekat dengan kampanye Justice for 96-nya, kini telah mencatatkan 97 korban meninggal dunia.
Adalah Andrew Devine, yang tutup usia usai menderita cedera dan kerusakan otak. Ia pun dinyatakan sebagai korban jiwa ke-97 Tragedi Hillsborough pada 2021, 32 tahun setelah peristiwa nahas tersebut terjadi.
2. Hal Lainnya
Sementara itu, Tragedi Kanjuruhan juga mencatatkan fatality rate yang membuat hati nyesek. Setidaknya 125 korban dinyatakan meninggal dunia.
Meski begitu, sampai saat ini pihak-pihak terkait masih terus melakukan pembaruan data. Investigasi juga masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
Paling Kelam di Negara Masing-masing
Tragedi Kanjuruhan mungkin jadi insiden paling kelam yang terjadi sepanjang sejarah sepak bola Indonesia, demikian halnya Hillsborough di Inggris.
Keduanya akan diingat di masa depan sebagai insiden kemanusiaan yang seharusnya tidak terjadi saat pertandingan olahraga.
Setelah Tragedi Kanjuruhan, Hillsborough Survivors Support Alliance pun turut mengucapkan dukacita yang sedalam-dalamnya.
“Kami bersama rakyat Indonesia dan semua yang terkena dampak peristiwa di Stadion Kanjuruhan,” ujar mereka melalui Twitter.
“[Kami] memikirkan para penyintas dan keluarga mereka yang meninggal dunia. RIP. Tidak seharusnya, seseorang pergi ke pertandingan sepak bola dan tidak pernah kembali,” lanjut pernyataan tersebut.
FIFA selaku induk tertinggi sepak bola dunia juga menyampaikan rasa dukacita mereka terkait Tragedi Kajuruhan, yang disampaikan oleh sang presiden, Gianni Infantino.
“Ini adalah hari yang kelam bagi sepak bola dan sebuah tragedi yang tidak disangka,” ucapnya dikutip dari laman resmi FIFA.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan belasungkawa kepada kerabat, keluarga, dan kawan para korban yang meninggal dunia buntut Tragedi Kanjuruhan.