Jelte Pal, Calon Naturalisasi Binaan Sergio van Dijk Harapan Baru Lini Depan Timnas Indonesia
INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong punya banyak pemain berkualitas untuk tiap lini kecuali penyerang tengah. Krisis tersebut bisa selesai apabila Jelte Pal dinaturalisasi.
Pal adalah salah satu pemain berdarah Indonesia yang berkiprah di Belanda. Meski saat ini masih belum bisa sepenuhnya merasakan level kompetisi senior namun pemuda 19 tahun itu punya potensi.
Lahir dan besar di Roosendaal, Belanda, Pal memulai karier sepakbola sejak usia 9 tahun bersama akademi klub kota asalnya yakni RBC Roosendaal.
Pada 2019 silam, kesempatan untuk bergabung dengan Willem II. Sebuah kesebelasan yang terkenal menjadi persinggahan para bintang besar.
Sebut saja Virgil van Dijk, Marc Overmaars, Jaap Stam, Alexander Isak, sampai Samy Hyypia. Bahkan Frenkie de Jong adalah jebolan akademi tim berjuluk Superkruiken itu.
Jelte Pal lebih sering dimainkan bersama tim U-21 Willem sejauh ini namun pihak klub sudah memberinya kesempatan untuk mencicipi atmosfer kompetisi yang sebenarnya.
Walau hanya dalam bentu dua penampilan sebagai pengganti, namun setidaknya pemilik nomor punggung 36 itu telah mendapat debutnya di kasta teratas Belanda yakni Eredivisie musim 2021/2022 lalu.
Kontraknya bersama Willem pun diperpanjang di musim panas hingga Juni 2024 mendatang.
Jika mampu terus mengasah kemampuan, bukan tidak mungkin satu slot di skuat senior akan diberikan padanya.
Terlebih kini Willem II sudah terdegradasi ke divisi dua, Eerste Divisie, yang berarti akan ada kans lebih banyak bagi Pal untuk tampil.
1. Tambahan Opsi di Depan
Jelte Pal akan sangat cocok untuk dijajal di timnas Indonesia. Lagipula ia berhak membela lambang Garuda di dada karena punya ayah yang berasal dari Jakarta.
Meski tidak terlalu jangkung dengan tinggi badan 180 cm, namun posturnya yang tegap cocok untuk menambah volume lini depan skuat Merah-Putih.
Saat stok kiper, bek, gelandang, dan sayap melimpah, timnas Indonesia era Shin Tae-yong tidak banyak diberkati dengan striker tengah yang bernar-benar paten.
Kegemaran klub Liga 1 untuk mempekerjakan bomber asing secara tidak disengaja telah mematikan produksi mesin gol lokal dan itu sudah pernah disinggung oleh Shin Tae-yong sendiri.
Sang pelatih asal Korea Selatan sempat bereksperimen dengan Ezra Walian, pemain naturalisasi asal Belanda, untuk dijadikan ujung tombak namun bintang milik Persib Bandung itu dinilai belum memuaskan.
Kini memang sudah ditemukan Dimas Drajad yang punya 3 gol dari 6 caps bersama timnas Indonesia namun tentunya ia butuh persaingan internal sekaligus pelapis agar kedalaman tim terjaga.
Pal bisa mengisi peran tersebut. Jika kualitasnya masih perlu diuji dan dikaji mendalam oleh tim pelatih, maka trial bisa dilakukan.
Metode ini sudah pernah dijalankan Shin Tae-yong saat PSSI menawarkan trio Jim Croque, Kai Boham, dan Max Cristoffel untuk timnas Indonesia U-19.
Bila diperlukan, Pal bisa digeser menjadi sayap kanan seperti salah satu perannya di Willem II.
Keberadaan pemain versatile di barisan depan akan membuat penyerangan timnas Indonesia semakin tidak mudah dibaca oleh lawan.
2. Van Dijk Sebagai Perantara
Apabila hendak memberikan status WNI pada Jeste Pal, maka PSSI dan timnas Indonesia sudah punya jembatan yang pas.
Tidak lain dan tidak bukan mantan striker naturalisasi timnas Indonesia yang juga eks bintang Persib Bandung, Sergio van Dijk.
Van Dijk kini bekerja sebagai agen pemain di Tevreden Group dan Pal adalah salah satu pemain dalam binaannya.
Saat Willem II memperpanjang masa kontraknya, Van Dijk ikut berperan dalam negosiasi dan hasilnya kata sepakat terucap pada Agustus 2022 lalu.
Meski tidak bisa dibilang sukses di timnas Indonesia walau subur di level klub, namun Van Dijk bisa melakukan pendekatan persuasif pada Pal jika saat ini Tim Garuda sudah banyak berbenah meski belum menyeluruh.
Di bawah arahan Shin Tae-yong, banyak pemain muda yang dengan cepat dipromosikan dan dalam waktu relatif singkat skill mereka meroket.
Contohnya saja Elkan Bagott, pemain yang digadang-gadang akan jadi pemain blasteran terbaik dalam sejarah Indonesia.
Usianya saat debut baru berusia 18 tahun namun bek sentral berdarah Inggris tersebut dalam tempo satu tahun telah berevolusi menjadi starter tetap.
Jelte Pal bisa mengikuti jejaknya, namun semua itu tergantung apakah ia mau disumpah menjadi orang Indonesia atau tidak.