x

Mengupas Bahayanya Pertandingan Sepak Bola di Indonesia Jika Digelar Malam Hari

Selasa, 4 Oktober 2022 21:06 WIB
Editor: Juni Adi
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM - Pertandingan Liga 1 yang digelar malam hari kembali jadi perdebatan menyusul tragedi maut di Stadion Kanjuruhan. Apa saja sih memang bahayanya?

Publik sepak bola dunia khususnya di Indonesia tengah berduka menyusul adanya tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (01/10/22) malam WIB.

Baca Juga

Insiden tragis itu terjadi usai pertandingan Liga 1 pekan ke-11 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Laga bertajuk Derby Jawa Timur itu berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Bajul Ijo.

Hasil itu juga sekaligus memutus rekor buruk Persebaya yang dalam 23 tahun terakhir, tak pernah menang atas Arema FC di Malang.

Namun sayang, kekalahan ini tampaknya tidak diterima oleh oknum pendukung tuan rumah, Aremania. Mereka pun langsung meluapkan kekecewaan dengan melakukan protes turun ke lapangan.

Baca Juga

Tidak lama kemudian, pihak keamanan Polri dan TNI yang berjaga memerikan sikap tegas, agar para suporter kembali ke tribun untuk menghindari aksi anarkis.

Akan tetapi jumlah suporter yang turun justru semakin bertambah hingga sulit dikendalikan, sehingga aparat melepaskan tembakan gas air mata, guna mengendalikan massa.

Sayangnya, gas air mata tidak hanya ditembakan ke lapangan untuk membubarkan massa yang turun, tapi juga di area tribun penonton.

Baca Juga

Hal itu kemudian memicu kepanikan, dan membuat suporter berlarian ke arah pintu keluar.

Alhasil, terjadi penumpukan massa. Desak-desakkan pun tak terelakkan hingga jatuh banyak korban jiwa.

Banyak yang meninggal karena terinjak injak penonton yang berebut untuk keluar stadion.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan jumlah korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan Malang sebanyak 125 orang.

Listyo mengatakan sebelum dilakukan pembaruan, data yang disebutkan sebanyak 129 orang, namun setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda. 

Akibat insiden ini, PSSI langsung melakukan penghentian sementara kompetisi Liga 1 untuk melakukan investigasi terhadap tragedi Kanjuruhan ini.

Selain PSSI, berbagai pihak juga menerjunkan tim untuk investigasi, di antaranya Polri, Komnas HAM, LPSK.

Hingga Pemerintah membentuk tim gabungan independen pencari fakta atau TGIPF, dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.


1. Diminta Untuk Tidak Menggelar Pertandingan Malam Hari

Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

Selain pengguanaan gas air mata dalam mengendalikan massa di tragedi Kanjuruhan, pertandingan yang digelar malam hari itu juga menjadi sasaran kritik publik.

Menkopolhukam, Mahfud Md juga mempertanyakan keputusan PT LIB dan Panitia Pelaksana pertandingan Arema FC tetap menginginkan kickoff malam hari.

Padahal pihak aparat sudah mengeluarkan surat rekomendasi untuk pertandingan digelar pada sore hari pukul 15:30 WIB, akan tetapi hal itu tidak dipatuhi oleh PT LIB dan Panpel.

"Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," kata Mahfud dalam keterangannya.

PSSI juga mempertimbangkan tidak lagi menggelar pertandingan sepak bola pada malam hari usai terjadi tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, yang menewaskan ratusan orang.

"Tentu dengan peristiwa ini terjadi di malam hari, dengan adanya saran untuk mempercepat atau tidak dilangsungkan di malam hari ini akan menjadi pertimbangan yang akan diakomodir PT LIB," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi di Jakarta.

Pertandingan sepak bola yang digelar malam hari di Indonesia memang menimbulkan sejumlah bahaya fatal. Apa saja?


2. Bahaya Pertandingan Malam Hari

Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

Sejak kejadian tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pertandingan sepak bola yang akan digelar kemudian menjadi evaluasi.

Memang bukan tanpa alasan pertandingan sepak bola sebaiknya menghindari jam malam, karena ada sejumlah pertimbangan mengenai risiko-risiko fatal yang mungkin terjadi.

Baca Juga

Efek untuk para pemain, kuantitas tidur mereka akan terganggung karena harus istirahat hingga larut malam.

Alhasil, secara obyektif maupun subyektif tentu saja berpengaruh terhadap performa sang pemain di lapangan untuk jangka panjang.

Sedangkan untuk para penonton, tentu lebih berbahaya lagi bahkan menyangkut nyawa mereka jika menyaksikan pertandingan langsung di stadion malam hari seperti yang terjadi Kanjuruhan.

Baca Juga

Rekomendasi pergantian waktu pertandingan dari malam ke sore hari, dimaksudkan agar bisa mengontrol pertandingan yang memiliki potensi high risk.

Pertandingannya saja sudah bertensi panas, ditambah lagi jam main larut malam, potensi konfliknya semakin tinggi.

Dari sisi fasilitas kesehatan, pertandingan malam hari dengan status high risk tidak bisa bekerja optimal.

Itu karena tenaga kesehatan di malam hari cukup terbatas di sejumlah klinik maupun rumah sakit. Kita tahu mayoritas nakes bekerja di jam kerja pagi-sore.

Baca Juga

Alhasil, jika terjadi sesuatu fasilitas kesehatan tidak bisa menangani pasien emergency dengan jumlah yang banyak, karena terbatasnya nakes.

Di sisi suporter ataupun aparat keamanan, stamina mereka akan terganggu karena kelelahan menunggu pertandingan dari siang sore hingga malam hari. 

Ketika terjadi sesuatu, mereka sudah kehabisan tenaga untuk menyelamatkan diri.

Alhasil berpengaruh terhadap mental seseorang yang mengakibatkan loss control terhadap emosionalnya, dan sulit berpikir jernih dalam mengambil keputusan untuk aparat terhadap masalah yang dihadapi.

Ditambah lagi kondisi gelap dan penerangan yang kurang, menambah situasi bahaya karena orang-orang sulit melihat fokus mencari jalan keluar menyelamatkan diri ketika terjadi kejadian luar biasa.

Itu baru dari sisi di dalam stadion, belum di luar stadion. Jika memang kondisi kondusif, bukan berarti potensi kejahatan tidak ada.

Penonton harus keluar menerebos antrean menuju tempat kendaraan mereka, ditambah lagi mereka bisa dihadapkan dengan potensi kejahatan di jalan.

Memang dimajukan waktu pertandingan ke sore hari bukan berarti tidak ada hal yang tidak diinginkan, karena risiko memang selalu ada.

Tetapi dari sisi penanganan akan lebih mungkin dilakukan dengan aksi yang cepat dan tanggap.

Persebaya SurabayaAremaniaStadion KanjuruhanArema FCLiga 1Berita Liga 1Liga 1 2022-2023

Berita Terkini