Pundit Malaysia Soroti Tragedi Kanjuruhan: Sepak Bola Indonesia Seperti Gunung Berapi
INDOSPORT.COM - Pundit atau komentator sepak bola Malaysia, Keesh Sundaresa, ikut menyoroti Tragedi Kanjuruhan yang per hari ini sudah menelan ratusan korban jiwa.
Derby Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (01/10/22) menjadi tragedi. Kerusuhan antara suporter dan aparat tak terelakkan.
Berdasarkan data dari Tim Kedokteran Polisi (Dokpol) per Senin (03/10/22) malam, total ada 450 korban, baik yang meninggal dunia atau luka-luka dalam Tragedi Kanjuruhan.
Rinciannya, 125 korban meninggal dunia, puluhan orang luka berat, dan ratusan lainnya mengalami luka ringan. Meski begitu, publik ada lebih banyak korban yang meninggal buntut insiden tersebut.
Sebagai komentator sepak bola Malaysia, Keesh Sundaresan tentu juga mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia, termasuk kompetisi Liga 1 2022-23.
Keesh Sundaresan paham betul rivalitas antarsuporter di Indonesia. Namun tragedi Kanjuruhan bukanlah chaos antar suporter, melainkan kelalaian dari berbagai pihak.
"Sepak bola Indonesia ini ibarat gunung berapi yang dormant, bertahun-tahun dia senyap, tapi suatu saat akan ada letupan," ucap Keesh saat memandu Astro Arena.
"Pertama kali saya ke Indonesia, berjumpa sahabat-sahabat dari The Jakmania, dan mereka bercerita tentang perseteruan antara mereka dan Persib Bandung."
"Dalam perseteruan itu, kematian adalah hal yang pernah terjadi beberapa kali. Tapi kali ini (insiden Kanjuruhan), bukan 1-2 nyawa yang hilang, lebih 140 nyawa yang jadi korban," ujarnya.
Tak hanya sampai di Malaysia, Tragedi Kanjuruhan juga menjadi sorotan di seluruh dunia. FIFA pun mengucap belasungkawa untuk keluarga korban yang ditinggalkan.
1. 1001 Hal Positif Sepak Bola Indonesia Langsung Buyar
Menurut komentator sepak bola Malaysia, Keesh Sundaresan, Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, tak akan separah ini jika aparat tidak gegabah.
Andai aparat keamanan tidak menembak gas air mata ke tribun suporter, barangkali korban yang berjatuhan tidak sebanyak ini, 125 nyawa melayang dalam satu malam. setidaknya itu data yang dilaporka polisi.
"Situasi dan malapetaka yang terjadi kemarin bisa dihindari, tapi badan yang harusnya bertanggung jawab (keamanan) tidak melakukan tugas mereka," ujar Keesh.
"Suporter adalah suporter, ada yang masuk ke lapangan, melempar batu, mencetuskan kegaduhan, semuanya ada, bukannya saya mengatakan mereka tidak bersalah."
"Tapi ini bukan hal baru. Siapa saja yang mengikuti sepak bola Indonesia, akan tahu bahwa insiden-insiden seperti ini sering terjadi," ungkap Keesh di Astro Arena.
"Ini adalah tugas pihak tertentu untuk menjaga dan mengawal keamanan. Tapi dari video kemarin, dia beri gas air mata ke kawasan suporter," ujar Keesh Sundaresan.
"Ada ribuan orang lain yang tidak tahu apa-apa, ribuan orang lain yang membawa keluarga, anak-anak, untuk menonton sepak bola, tapi ditembak gas air mata," ujarnya.
Hal yang cukup disayangkan, mengingat sepak bola Indonesia tengah dalam tren positif, namun semuanya buyar karena tragedi yang tak diinginkan tersebut.
"Yang lebih menyakitkan hati, sepak bola Indonesia yang memiliki 1001 hal positif, semuanya hilang karena satu kejadian ini."
"Komunitas sepak bola Indonesia akan membayar harga mahal, padahal mereka saat ini sedang membayar harga untuk kesalahan-kesalahan terdahulu," ujarnya.
2. Barito Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Sebagai ungkapkan rasa simpati terhadap Tragedi Kanjuruhan, pemain Barito Putera dan manajemen menggelar doa bersama dan open donasi, Senin (03/10/22) malam.
Usai memanjatkan doa bersama, pemain dan para tamu yang hadir juga melakukan pengumpulan uang yang didonasikan untuk keluarga korban yang meninggal dunia.
"Kita mendoakan, mudah-mudahan para korban mendapat tempat yang baik di sisi Allah SWT," ungkap Hansuryadi Sulaiman.
"Dan juga bagi yang masih dirawat di rumah sakit, bisa segera sembuh dan sehat."
"Kami berharap kejadian ini tidak terjadi lagi di manapun, dan mudah-mudahan ini yang terakhir. Sekali lagi kami berduka dan mendoakan," sambung pemilik Barito Putera di Liga 1, Hasnur.