Respons Tragedi Kanjuruhan, Kiper Bali United Dukung Liga 1 Distop Sementara
INDOSPORT.COM - Kiper Bali United, Muhammad Ridho Djazulie, mendukung penuh langkah penghentian sementara Liga 1 Indonesia 2022-2023. Namun, dia tak setuju andai kompetisi musim ini disudahi lebih cepat.
Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/22), benar-benar menimbulkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Total 125 nyawa harus melayang usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) lantas menyetop Liga 1 selama sepekan. Belakangan diperpanjang hingga batas waktu yang belum ditentukan lantaran Presiden Joko Widodo meminta ada evaluasi dan pembenahan prosedur pengamanan.
Tentunya pembenahan prosedur pertandingan tak bisa dibahas dan selesai dalam sepekan. Ada rangkaian rumit yang harus dievaluasi secara detail.
Di tengah situasi yang masih panas, muncul desakan agar kompetisi musim ini diakhiri lebih cepat. Tragedi Kanjuruhan dinilai sebagai bentuk kelalaian hingga banyak nyawa harus melayang.
Selain itu, sanksi FIFA juga bisa membuat kompetisi dibekukan permanen seperti halnya 2015. Situasi pelik ini amat memungkinkan karena jumlah korban meninggal terbilang banyak.
Terkait hal itu, Muhammad Ridho Djazulie mendukung penuh ketika kompetisi distop sementara. Tapi jika kompetisi dihentikan, situasi sulit 2015-2016 lalu bisa terulang lagi.
Mayoritas pemain lokal hanya mengandalkan pendapatan dari sepak bola. Ketika kompetisi dihentikan, seperti ketika Indonesia disanksi FIFA, kehidupan para pesepak bola dan keluarganya menjadi lebih sulit.
"Saya setuju untuk diberhentikan sementara dan juga adanya sanksi, tapi saya harap jangan sampai liga berhenti total, karena banyak pemain yang bergantung kepada gaji sepak bola," kata Muhammad Ridho.
1. Terkejut Bukan Main
Ridho berharap PSSI bisa melakukan komunikasi yang intens dengan FIFA. Apalagi bila sanksi dijatuhkan, status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa terancam.
Dalam beberapa kunjungan ke venue calon tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, perwakilan FIFA kerap menyoroti masalah keamanan di dalam serta sekitar stadion.
Selain komunikasi, PSSI juga bisa menunjukkan sikap atas Tragedi Kanjuruhan. Ridho menyebut harus ada sanksi tegas atas kejadian mengerikan tersebut.
"Saya harap PSSI bisa memberikan keyakinan kembali ke FIFA, dan PSSI harus mengambil langkah tegas. Jangan hanya denda, denda, dan denda, tapi bisa berupa yang lain. Sekali lagi, saya turut berbela sungkawa atas kejadian di Kanjuruhan, Malang," tutur Ridho.
Ridho sendiri mengaku kaget ketika pertama kali mendapat kabar bahwa banyak korban berjatuhan usai pertandingan. Dia sempat mengira bahwa kericuhan usai laga tak berefek besar.
"Saya kaget. Saya kira suporter hanya kecewa biasa karena tim mereka mengalami kekalahan, tapi malah berbuntut panjang sampai merenggut nyawa. Innalillahi wainna ilaihi roji'un," jelas Ridho.
2. Suporter Bali Dewasa
Musim ini, Bali United sejatinya mengalami dua kekalahan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Mereka kalah dengan skor identik 1-2 dari Arema FC dan Persikabo 1973.
Meski kalah, suporter Bali United bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. Mereka hanya melakukan kritik pedas lewat media sosial klub.
Ridho berharap kejadian di Kanjuruhan tak terulang lagi di kancah sepak bola nasional. Khusus Bali United, Ridho yakin para Semeton Dewata bisa bersikap dewasa.
"Saya yakin suporter Bali United dewasa semuanya. Mereka mengerti dan tahu rambu-rambu serta bisa belajar dengan Tragedi Kanjuruhan," ungkap Ridho.
Sembari menunggu Liga 1 2022-2023 berjalan lagi, Bali United terus berlatih seperti biasa. Mereka akan melakoni laga pekan ke-12 kontra Persita Tangerang.