Suporter Persis Solo Berdamai dengan Brajamusti, Pasoepati: Demi Persatuan Indonesia
INDOSPORT.COM - Suporter Persis Solo, Pasoepati, menginginkan seluruh suporter Indonesia kembali bersatu setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Dukungan diwujudkan dengan hadirnya ribuan anggota di markas PSIM Yogyakarta, Selasa (04/10/22) malam.
Secara tak terduga ribuan anggota suporter Persis Solo mendatangi acara doa bersama yang diadakan suporter PSIM, Brajamusti. Acara digelar di halaman parkir Stadion Mandala Krida.
Rombongan berangkat dari kota Solo pada pukul 17.00 WIB. Ketika memasuki wilayah DIY, perjalanan menuju Mandala Krida mendapat pengawalan dari suporter PSIM.
Suporter yang selama ini terlibat bentrok pada akhirnya bisa berjalan beriringan. Rombongan pun langsung disambut ribuan anggota Brajamusti yang sudah memadati sekitar lokasi.
Mayoritas kendaraan roda dua milik suporter Persis Solo ditempatkan khusus di Wisma PSIM. Mereka kemudian berjalan menuju venue bersama suporter PSIM.
Ternyata, bukan suporter Persis Solo saja yang hadir. Suporter PSS Sleman yang selama ini juga tak akur dengan suporter PSIM turut hadir dengan jumlah ribuan, seperti halnya suporter Persis Solo.
Suporter Persis Solo dan PSS Sleman hadir dengan atribut hitam-hitam. Namun, mereka turut membawa bendera dan syal klub masing-masing yang menjadi pembeda.
Suporter Persis Solo yang hadir terdiri dari anggota Pasoepati, Surakartans, Ultras 1923 dan Garis Keras Sambernyawa. Inilah momen perdana setelah puluhan tahun suporter dari Solo menjalin rivalitas dengan suporter PSIM.
Presiden Pasoepati, Maryadi "Gondrong" Suryadharma, tak bisa menutupi kegembiraan ketika hadir dalam acara ini. Tak terbayangkan bahwa rivalitas yang kerap menimbulkan korban sudah berakhir pada 4 Oktober 2022.
"Intinya kita sepakat bahwa ini suatu hal yang luar biasa bagi suporter Jawa Tengah dan Yogyakarta, luar biasa bagi suporter Indonesia," kata Gondrong usai acara.
1. Tak Direncanakan
Kehadiran suporter Persis Solo dalam jumlah besar ke Mandala Krida bisa dibilang dadakan. Gerakan ini dimulai dari media sosial, utamanya Twitter, yang kemudian menjalar ke setiap anggota suporter.
Awalnya, niat untuk menghadiri acara doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan hanya segelintir saja. Namun, setelah tagar "Mataram Is Love" dan "Penak Seduluran" trending di Twitter, anggota yang ingin berangkat semakin banyak.
Akhirnya, dari rombongan yang awalnya berjumlah ratusan orang di Stadion Manahan Solo, terus bertambah dalam perjalanan ke Mandala Krida.
"Insya Allah kita dari Pasoepati akan menyetujui apa yang akan dilaksanakan demi kesatuan dan persatuan suporter Indonesia," tutur Gondrong.
Sebelum acara doa bersama berjalan super sukses, sempat ada kekhawatiran bahwa gesekan akan terjadi. Pasalnya, sudah tak terhitung berapa kali pertikaian melibatkan suporter Solo dan Yogyakarta.
Salah satu pendiri Pasoepati, Mayor Haristanto, khawatir bahwa akan ada provokator yang akan mengganggu perdamaian suporter Persis Solo dan PSIM.
2. Sempat Khawatir Provokator
Namun, pada akhirnya acara ini benar-benar sukses. Anthem Persis Solo bisa dinyanyikan suporter di Mandala Krida. Mereka juga memberikan tepuk riuh ketika suporter PSIM dan PSS bergantian menyanyikan anthem.
"Inilah momen yang sudah saya tunggu selama 22 tahun," kata Mayor Haristanto.
22 tahun merujuk pada kericuhan besar antara suporter Solo dan Yogyakarta pada 4 Juni 2000 lalu, dalam pertandingan Pelita Solo melawan PSIM di Stadion Mandala Krida.
Sejak saat itu, hubungan suporter Solo dan Yogyakarta memanas hingga kerap terlibat keributan. Mayor berharap perdamaian suporter Solo dan Yogyakarta bisa menginspirasi suporter lain yang masih bertikai untuk berdamai lagi.