Imbas Tragedi Kanjuruhan, Kiper Timnas Indonesia Was-was dengan Sanksi FIFA
INDOSPORT.COM - Kiper Timnas Indonesia, Nadeo Argawinata, khawatir dengan potensi sanksi dari FIFA atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Sanksi itu bisa mengancam keberlangsungan Liga 1 2022/2023.
Ada dua hal yang sejatinya sangat dikhawatirkan Nadeo sebagai imbas atas Tragedi Kanjuruhan. Pertama, peluang Indonesia untuk bermain di Piala Asia 2023.
Tim senior yang digawangi Nadeo berhasil merebut tiket untuk lolos ke babak utama Piala Asia 2023. Momen ini sangat ditunggu-tunggu karena Timnas Indonesia sudah lama tak berpartisipasi di Piala Asia 2023.
"Untuk Timnas, ya menurut penonton kita lagi bagus-bagusnya. Untuk kedepan, saya berharap yang terbaik saja, khususnya tim nasional, karena kita akan menghadapi ajang yang sangat bergengsi, mengingat kita sudah lama tidak bermain di ajang tersebut," papar Nadeo.
Lalu yang kedua adalah efek ekonomi ketika semua kompetisi terhenti, mulai dari Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Efek penghentian itu jelas berimbas kepada stakeholder yang menggantungkan pemasukan dari pertandingan sepak bola.
Sebagai olahraga dengan penghasilan menjanjikan, pemasukan seorang pesepakbola biasanya menjadi andalan keluarga, bahkan bisa lebih dari satu keluarga.
Maka, ketika sosok yang biasanya diandalkan menopang ekonomi keluarga tersendat pemasukannya, efek yang dihasilkan bisa berantai.
"Jujur dalam hati sangat khawatir, saya rasa bukan cuma saya, pemain-pemain yang lain pasti juga sangat khawatir, karena ini menyangkut tentang pekerjaan kita, bukan hobi lagi. Ini pekerjaan untuk kita mencari nafkah," tutur Nadeo.
Nadeo sendiri sangat sedih ketika mendengar adanya kericuhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022 lalu.
Kesedihan bertambah berat ketika ada korban yang meninggal. Bahkan, data kepolisian menunjukkan korban meninggal lebih dari 100 orang.
Namun, Nadeo tak setuju ketika momen saat ini dihabiskan untuk saling menyalahkan. Menurutnya, semua stakeholder sepak bola harus melakukan evaluasi.
"Pasti kita sangat menyayangkan kejadian tersebut. Sekarang bukan waktunya untuk menyalahkan siapa-siapa. Kita harus evaluasi dari segi manapun," ucap Nadeo.
Tragedi Kanjuruhan mencoreng perjalanan manis kompetisi setelah periode berat pada Covid-19. Dari mulanya Liga 1 digelar terpusat, kini sudah bisa kembali seperti semula.
"Saya secara pribadi berharap untuk sepak bola bisa kembali normal. Semua edukasi untuk suporter dan segala macam bisa berjalan lancar," kata Nadeo.
"Untuk sanksi, ya pasti khawatir, tapi saya berharap sanksi yang diberikan tidak memberatkan di satu sisi atau tidak terlalu parah lah bahasanya," imbuh Nadeo.
1. Berlatih Kembali
Setelah beraksi dalam uji coba melawan Curacao, Nadeo sudah kembali bersama Bali United. Ia bahkan tampil saat Bali United ditekuk Persikabo 1973 1-2 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, 30 September 2022 lalu.
Ketika kompetisi untuk sementara dihentikan, Nadeo bersama skuat Bali United tetap berlatih keras.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, berpatokan pada surat resmi bahwa kompetisi dihentikan dua pekan.
"Kita dapat informasi bahwa liga kemungkinan berhenti dua pekan. Kita tetap jalan latihan di sini (Bali), sampai kita tahu kapan main lagi," tutur Teco.
Nadeo Argawinata dkk. kini digenjot program yang mencakup semua aspek latihan, mulai dari fisik, teknik dan taktik.
2. Erick Thohir Bertemu FIFA
Anggota Komite Olimpiade Nasional (IOC), Erick Thohir, bertemu dengan presiden FIFA, Gianni Infantino, untuk membicarakan masa depan sepak bola Indonesia.
Dalam unggahan di instagram pribadinya, Erick bertemu langsung dengan Presiden FIFA di Doha, Qatar.
Dalam keterangannya, Erick menyampaikan ucapan belasungkawa dari Presiden FIFA terkait insiden kanjuruhan.
Pembahasan masa depan sepak bola juga tak luput dari pertemuan khusus Erick dan Gianni Infantino.
Baca selengkapnya: Erick Thohir Ketemu Presiden FIFA, Bahas Masa Depan Sepak Bola Indonesia