Sukses Ganda Riki Dwi Saputro, Masuk Liga 1 dan Dapatkan Gelar Sarjana
INDOSPORT.COM - Riki Dwi Saputro menjadi salah satu pesepakbola asal Riau yang sukses besar tahun ini. Tak sekadar dikontrak permanen PSS Sleman untuk Liga 1, dia juga bisa mendapatkan gelar sarjana.
Bagi yang mengikuti karier sepak bola Riki Dwi, pemain kelahiran 20 Februari 1995 ini sebenarnya sudah mencari perhatian sejak 2017 lalu. Kala itu, ia menjalani musim kedua bersama PSPS Pekanbaru.
Meski dari segi postur biasa saja, namun pergerakan Riki Dwi sangat berbahaya. Riki Dwi kerap menjadi pemecah kebuntuan bagi PSPS Pekanbaru.
Makanya, tak mengherankan ketika musim lalu Riki Dwi debut di Liga 1. Ia dibawa pelatih I Putu Gede Swisantoso yang menggantikan Dejan Antonic di PSS Sleman.
Musim lalu, status Riki Dwi masih pemain pinjaman dari Persekat Tegal. Kini, status Riki Dwi sudah dipermanenkan sebagai bagian dari tim Elang Jawa.
Ternyata, di tengah perjuangan bersama PSS Sleman, Riki Dwi tak melupakan pendidikannya. Pemain asal kabupaten Siak ini sukses merampungkan kuliahnya di Universitas Riau.
Riki Dwi kini sudah berstatus sarjana pendidikan jasmani dan kesehatan. Kabar bahagia ini pun disampaikan Riki Dwi yang menghadiri wisuda di Pekanbaru.
"Ini semua berkat dukungan dan dorongan dari orangtua saya serta orang-orang terdekat saya sehingga bisa menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar S1," kata Riki Dwi.
Sepak bola jelas menjadi bagian penting bagi Riki Dwi. Makanya, ia terus berjuang hingga kini bisa bermain di Liga 1.
Namun, menjadi sarjana juga menjadi cita-cita orang tua pemain berkarakter menyerang ini. Riki Dwi pun rajin membagi waktu agar dua bidang ini dijalani dengan sukses.
1. Cita-cita Orang Tua
"Ini juga salah satu cita-cita dari kedua orang tua saya agar kelak anaknya bisa meraih gelar sarjana. Jadi gelar ini saya dedikasikan untuk kedua orangtua saya," lanjut Riki Dwi.
Riki Dwi belum mengetahui rencana setelah tak menjadi pesepakbola aktif. Namun paling tidak, gelar sarjana ini menjadi bekal ketika ingin mencari pekerjaan di luar sepak bola.
"Mengenai seberapa penting pendidikan bagi saya, ini cukup penting. Seperti yang kita tahu batas seorang pemain sepakbola mungkin berkisaran di umur 36 sampai 38 tahun. Walaupun ada yang umur 40 masih bisa bermain tapi hanya beberapa pemain yang masih sanggup bermain," jelas Riki.
Dengan usia yang baru 27 tahun, Riki Dwi masih ingin berprestasi di sepak bola. Tentu saja prestasi itu ingin diwujudkan bersama PSS Sleman.
Musim ini, Riki Dwi baru tampil empat kali karena dia mengalami cedera saat melawan Arema FC. Sementara pada musim lalu, Riki Dwi mencatatkan 14 penampilan bersama Elang Jawa.
"Kita tahu hasil beberapa pertandingan terakhir kurang baik. Jadi saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk PSS agar bisa lebih baik lagi ke depannya," tegas Riki Dwi.
2. Tak Ada Libur
Saat ini, kompetisi Liga 1 sedang dihentikan sementara menyusul Insiden Kanjuruhan yang menewaskan 129 suporter dan dua anggota Polri.
Namun, PSS Sleman tak meliburkan tim, seperti halnya Madura United. Juara Liga 2 2018 ini pilih menggencarkan uji coba. Raga Putra Menoreh (RPM) menjadi tim yang diajak PSS Sleman untuk uji coba.
Pertemuan dengan tim Liga 3 DIY itu berlangsung di Lapangan Pakembinangun, Sleman, pada Jumat (7/10/22) sore. PSS menang 4-0 berkat gol yang dicetak Irkham Zahrul Milla, Hokky Caraka, Saddam Gaffar dan Tallyson Duarte.
"Rencananya akhir pekan depan jajaran pelatih siap mengadakan uji tanding lagi. Mengenai calon lawan kita lihat lagi nanti," kata pelatih fisik PSS, Asep Ardiansyah.