Ikut Doa Bersama di Bandung, Bek Gaek Persija Harap Tragedi Kanjuruhan Jadi yang Terakhir
INDOSPORT.COM - Bek Persija Jakarta, Tony Sucipto, berpartisipasi dalam kegiatan doa bersama bertajuk "Dari Kami untuk Malang" di GOR Saparua, Kota Bandung, Sabtu (8/10/22) malam.
Dia datang bersama dua rekan setimnya di Persija, Hanif Sjahbandi dan Taufik Hidayat. Hadir pula gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar.
Menurut Tony, kehadirannya di GOR Saparua tersebut sebagai bentuk solidaritas dan berduka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Selain itu, dia juga berharap Tragedi Kanjuruhan menjadi yang terakhir di sepak bola Indonesia. Peristiwa itu menjadi catatan terkelam dalam sejarah sepak bola Tanah Air.
"Alhamdulillah acara ini adalah doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan. Semoga tidak terulang kembali di masa depan," kata Tony Sucipto.
Sebagai pesepak bola profesional, Tony berharap olahraga ini bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan aman dan nyaman.
Sehingga, dia berharap Tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali, karena sepak bola sejatinya adalah salah satu alat pemersatu dan hiburan bagi masyarakat.
"Kita juga sebagai pemain hanya menghibur penonton yang ada di stadion. Kami ingin sepak bola bisa dinikmati semua kalangan, orang tua, wanita, dewasa, maupun anak-anak. Kami bisa menghibur mereka untuk sepak bola," jelas Tony Sucipto.
Sekadar mengingatkan, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Sebelumnya, korban meninggal dunia mencapai 125 orang sejak Minggu (2/10/22) dini hari WIB. Belakangan bertambah menjadi 131 orang.
Jumlah 131 korban meninggal dunia itu, terdata di 10 rumah sakit dan sisanya terkonfirmasi oleh pihak keluarga yang langsung dibawa pulang dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), yakni Stadion Kanjuruhan.
1. Hanif Sjahbandi
Di lain pihak, Hanif Sjahbandi mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan doa bersama untuk korban tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Apalagi, pemain berusia 25 tahun ini mendapatkan sambutan baik dari Bobotoh selaku tuan rumah kegiatan doa bersama "Dari Kami untuk Malang".
Acara dimulai dengan sholat magrib berjamaah, kemudian dilanjutkan doa bersama, sholat isya dan sholat ghoib, tausyiah, serta ditutup dengan sharing bersama pemain, suporter, dan tokoh sepak bola Jawa Barat.
"Pertama-tama saya senang dan berterima kasih juga kepada keluarga besar Bobotoh. Momen seperti ini jarang kita temui," cetus Hanif Sjahbandi usai mengikuti kegiatan.
Selain perwakilan pemain, kesempatan tersebut dihadiri oleh suporter dari tim Liga 1 dan Liga 2, di antaranya Bobotoh sebagai tuan rumah, Aremania, Bonek, The Jakmania, suporter PSS Sleman, PSM Makassar, PSIS Semarang, PSIM Yogyakarta hingga PSMS Medan.
2. Momentum Persatuan
Kehadiran berbagai elemen suporter tersebut membuat Hanif merasa senang dan bangga. Seluruh suporter bisa duduk berdampingan, bahkan Viking dan The Jakmania berbaur, termasuk Aremania dan Bonek.
Padahal, sebelumnya pendukung Persib dan Persija maupun Arema FC dan Persebaya memiliki hubungan kurang harmonis, namun dalam kesempatan tersebut mereka bisa duduk bersama dan terlihat akrab.
"Jadi saya sangat senang apalagi dengan perwakilan suporter, ada The Jak, Aremania, Bonek, dan suporter lain juga berkumpul di sini," ujar Hanif.
Hanif berharap, ke depannya seluruh suporter bisa saling mengunjungi dengan aman dan nyaman, sewaktu tim kebanggaannya berlaga. Sejatinya rivalitas dalam sepak bola hanya berlangsung 2x45 menit.
"Saya berharap momen ini menjadi awal persatuan. Rivalitas hanya 90 menit tapi kita tetap bersatu. Setelah pertandingan, semuanya kembali bersaudara dan tidak perlu ada yang saling menyakiti," pungkas mantan pemain Arema FC ini.