Dinasti Jebolan Akademi AC Milan yang Sukses Raih Scudetto Bersama Inter
INDOSPORT. COM - Sejumlah pesepak bola jebolan akademi AC Milan, diketahui pernah merasakan kesuksesan meraih Scudetto bersama klub rival sekota, Inter Milan.
AC Milan dan Inter Milan, dua klub ini sejak dulu memang terkenal punya rivalitas panas di jagat sepak bola Italia.
Sama-sama berstatus tim besar, sama-sama bermarkas di kota Milan, membuat bumbu persaingan antara keduanya menjadi semakin sengit.
Meski sengitnya rivalitas sempat memudar akibat dominasi keperkasaan Juventus, Milan serta Inter belakangan kembali unjuk gigi menguasai Liga Italia.
Musim 2020/21 lalu, gelar juara Serie A dimenangkan oleh Inter, yang mana Milan menjadi pesaing ketat dengan menduduki posisi runner-up
Musim berikutnya, kiprah kedua klub diketahui bertukar posisi, giliran Milan yang keluar sebagai juara, dan Inter harus puas menjadi runner-up liga.
Hasil dari dua musim tersebut, menjadikan perolehan gelar juara Liga Italia yang dimiliki Milan dan Inter berjumlah sama persis, yakni 19 trofi.
Membahas mengenai rivalitas Milan dan Inter, INDOSPORT coba mengulik deretan pemain yang rekam jejak kariernya layak dicap sebagai pengkhianat.
Label pengkhianat kali ini secara khusus menyorot kepada mereka pemain-pemain yang berstatus jebolan akademi AC Milan, tapi merasakan sukses besar meraih Scudetto justru ketika membela Inter.
Lantas, siapa saja dinasti alumni akademi Rossoneri yang kisah manis kariernya tercipta bersama Nerazzurri? Simak ulasan lengkapnya berikut.
1. 1. Francesco Toldo
Francesco Toldo memulai kariernya sebagai penjaga gawang dengan menimba ilmu sepak bola bersama akademi AC Milan.
Namun pada 1990, Toldo yang masih memperkuat Milan U-19, mendapat tawaran menarik diajak hijrah ke Hellas Verona.
Singkat cerita, karier kiper berpostur 196 cm ini terus mengalami peningkatan, seiring petualangannya pindah-pindah klub.
Setelah Verona, Toldo sempat membela dua klub Liga Italia lain yang kurang tenar, yakni Trento dan Ravenna.
Pada musim panas 1993, barulah Toldo kembali bisa memperkuat tim yang reputasinya cukup besar, yakni Fiorentina.
Baru berusia 21 tahun, peran Toldo kala itu langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Fiorentina yang masih menghiasi pentas Serie B.
Bersama rekannya, Gabriel Batistuta, peran Toldo pada musim 1993/94 berhasil memberikan kontribusi besar mengantarkan Fiorentina meraih tiket promosi ke Serie A.
Bermain di kasta tertinggi, kegemilangan Toldo mengawal gawang makin menjadi-jadi, hingga dikenal luas oleh publik sepak bola Italia.
8 Oktober 1995, Toldo dipercaya menjalani debut membela Timnas Italia, berkat pengaruh penampilan apiknya di Fiorentina.
Berjalannya waktu, performa Toldo terus konsisten, bahkan mampu membawa Fiorentina meraih prestasi bergengsi, bersaing di papan atas, serta dua kali menjuarai Coppa Italia, musim 1995/96 dan 2000/01.
Hendak meningkatkan level karier, Toldo pada 2001 menerima tawaran dari klub Liga Italia yang memiliki reputasi lebih besar, yaitu Inter Milan.
Manajemen Inter berani mengeluarkan dana penebusan Toldo sebesar 26,5 juta euro, angka yang sangat tinggi kala itu untuk ukuran transfer kiper.
Harapan Toldo buat merasakan karier yang lebih indah bersama Inter pun ternyata benar terwujud, terbukti lewat catatan prestasi menterengnya.
Toldo mampu mengambil peran dalam keberhasilan Inter meraih empat gelar juara Liga Italia, masing-masing pada musim 2005/06, 2006/07, 2007/08, dan 2008/09.
Karier Toldo sendiri kemudian diakhirinya di Inter, yang mana ia memutuskan gantung sepatu tepat setelah musim 2009/10 rampung.
2. 2. Matteo Darmian
Sedari level junior, hingga pertama kali menyentuh karier senior, Matteo Darmian setia mengabdi kepada AC Milan.
Dibina oleh akademi Rossoneri, Darmian mendapat kesempatan promosi ke tim utama pada awal musim 2007/08.
Akibat masih terlalu muda, Darmian kesulitan bersaing dan amat jarang diberikan kesempatan bermain di skuat Milan.
Sempat dipinjamkan ke Padova sepanjang musim 2009/10, Darmian akhirnya benar-benar harus pergi dari Milan dengan dilepas secara permanen ke Palermo pada musim panas 2010.
Karier Darmian di Palermo ternyata juga tak bagus-bagus amat, hingga lagi-lagi harus merasakan dipinjamkan ke klub lain, yaitu Torino.
Manajemen Torino ternyata puas akan performa Darmian, sehingga pada musim panas 2012 statusnya ditingkatkan menjadi pembelian permanen.
Karier Darmian bersama Torino langsung melejit, mulai rajin dipanggil Timnas Italia, serta dilirik klub-klub top Eropa.
Musim panas 2015, Darmian seperti menuju puncak kesuksesan karier, lantaran diajak bergabung oleh raksasa Liga Inggris, Manchester United.
Singkat cerita, kebersamaan Darmian dengan MU hanya tercipta sampai 2019, yang mana kemudian ia kemudian pulang lagi ke Italia, pindah ke Parma.
Musim panas 2020, Darmian yang tampil apik bersama Parma, dipinjam oleh Inter Milan racikan pelatih Antonio Conte.
Sepanjang jalannya musim 2020/21, Darmian mendapat menit bermain reguler untuk mengisi posisi bek sayap Inter.
Kontribusi Darmian yang tampil sebanyak 26 kali di pentas Liga Italia musim itu, berhasil memberikan Nerazzuri gelar juara alias Scudetto.
Berkat performa apiknya tersebut, Darmian lantas dipermanenkan oleh Inter pada musim panas 2021, dan masih bermain di sana hingga sekarang.