Diperiksa TGIPF, PSSI Ngotot Tak Bertanggung Jawab Atas Tragedi Kanjuruhan?
INDOSPORT.COM - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akhmal Marhali, memeriksa PSSI terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/22).
Akmal Marhali bersama anggota TGIPF lain memanggil PSSI dalam rangka investigasi Tragedi Kanjuruhan. Pertemuan ini sendiri berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Hadir di sana Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Iwan Budianto, Sekjen PSSI Yunus Nusi. Mereka semua dimintai keterangan mengenai Tragedi Kanjuruhan.
Seperti diketahui, tragedi yang terjadi tepat setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya bubaran itu memakan korban jiwa sebanyak 132 orang meninggal dunia.
Pertemuan PSSI dengan TGIPF memang berlangsung cukup alot, sebagaimana diutarakan Akmal Marhali selaku anggota TGIPF. Dia menjelaskan bahwa PSSI merasa tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Semua ini tercantum dalam Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI tahun 2021. Namun, secara keseluruhan pertemuan berlangsung kondusif.
"PSSI menyampaikan bahwa mereka punya aturan untuk tidak bertanggung jawab terhadap kasus ini," kata Akmal Marhali, Selasa (11/10/22).
"Jadi awalnya mereka menyampaikan bahwa mereka tak bertanggung jawab, tapi ujung-ujungnya mereka terima masukan kita semua sebagai masukan yang baik," ungkapnya.
1. Belum Ada Kesimpulan
Namun, Akmal Marhali menjelaskan, dari pertemuan tadi memang belum ada kesimpulan. Setidaknya untuk hari ini TGIPF tidak hanya memanggil PSSI, melainkan juga PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
"Tapi belum sampai pada kesimpulan nanti tanggung jawabnya akan seperti apa. PSSI mau menghukum apa dari kasus ini," tambah Akmal.
"Siapa saja yang mau dihukum sama PSSI. Dalam konteks football family, apakah PSSI akan menghukum dirinya sendiri? Nah ini kan jadi menarik," pungkasnya.
2. Agum Gumelar Dukung Iwan Bule
Mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003, Agum Gumelar, memberikan dukungan penuh kepada Mochamad Iriawan untuk tetap memimpin federasi. Hal itu menjadi bentuk tanggung jawabnya sebagai Ketum.
Desakan untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI memang mengalir deras untuk Mochamad Iriawan. Penyebabnya tak lain adalah Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa hingga 132 orang.
Tragedi sepak bola tersebut pecah tepat setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya beres pada Sabtu (1/10/22) lalu.
Imbas peristiwa berdarah ini, banyak pihak yang meminta Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap korban tewas luka-luka di Tragedi Kanjuruhan.
Namun, mundur justru dinilai bukan langkah bagus oleh Agum Gumelar. Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, diminta membereskan masalah ini dan membuat kompetisi menjadi lebih baik.