Iwan Bule Terus-Terusan Didesak Mundur, Exco PSSI Langsung Pasang Badan
INDOSPORT.COM - Anggota Exco, Ahmad Riyadh, bersuara terkait kencangnya tuntutan mundur Mochamad Iriawan sebagai Ketua Umum PSSI sebagai bentuk tanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Diketahui, peristiwa berdarah mencemari sepak bola Indonesia. Sebuah tragedi meletus tepat setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/22).
Tragedi Kanjuruhan tercatat menewaskan sebanyak 132 jiwa. Pecahnya tragedi ini banyak pihak yang menuntut PSSI untuk turut bertanggung jawab.
Desakan mundur Mochamad Iriawan semakin kencang menggema, bahkan sampai ada petisi di laman change.org yang meminta Iwan Bule, sapaan akrabnya, segera meletakkan jabatan Ketua Umum PSSI.
Disinggung hal ini, Ahmad Riyadh yang juga ditunjuk sebagai Juru Bicara PSSI dalam Tragedi Kanjuruhan memberikan pernyataan mengejutkan.
Baginya, bentuk tanggung jawab Mochamad Iriawan bukannya mundur dari Ketua Umum, melainkan membuktikan terjadinya perubahan di ranah sepak bola Indonesia.
"Bentuk tanggung jawab tidak harus mundur dari ketua umum. Dengan membuktikan mengubah PSSI menjadi lebih baik," kata Ahmad Riyadh, Selasa (11/10/22).
Riyadh menegaskan, pergantian Ketua Umum PSSI hanya bisa dilakukan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang sejatinya baru akan dilaksanakan pada akhir November 2023 sekaligus pengujung masa jabatan Iwan Bule.
"Kongres Luar Biasa-lah yang nantinya menentukan pergantian pengurus atau tidak," pungkas mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.
1. Lepas Tanggung Jawab?
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akhmal Marhali, memeriksa PSSI terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/22).
Akmal Marhali bersama anggota TGIPF lain memanggil PSSI dalam rangka investigasi Tragedi Kanjuruhan. Pertemuan ini sendiri berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Hadir di sana Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Iwan Budianto, Sekjen PSSI Yunus Nusi. Mereka semua dimintai keterangan mengenai Tragedi Kanjuruhan.
Seperti diketahui, tragedi yang terjadi tepat setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya bubaran itu memakan korban jiwa sebanyak 132 orang meninggal dunia.
Pertemuan dengan PSSI memang berlangsung cukup alot, sebagaimana diutarakan Akmal Marhali selaku anggota TGIPF. Dia menjelaskan bahwa PSSI merasa tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.