Mendy Ketar-ketir, 3 Tanda Kepa Arrizabalaga Telah Kunci Posisi Nomor 1 Chelsea di Era Graham Potter
INDOSPORT.COM – Berikut tanda-tanda bahwa Kepa Arrizabalaga telah merebut posisi nomor 1 Chelsea dari tangan Edouard Mendy di era Graham Potter.
Perebutan posisi nomor 1 Chelsea kian memanas dengan hadirnya Graham Potter. Hal ini tak lepas dari penampilan apik kiper kedua The Blues, Kepa Arrizabalaga.
Kian apiknya penampilan kiper asal Spanyol itu membuat Edouard Mendy pun ketar-ketir karena posisinya sebagai penjaga gawang utama bisa saja tergusur.
Apalagi dengan penampilan apik Kepa yang baru saja ditunjukkannya kala Chelsea membekuk Aston Villa dengan skor 2-0 di pekan ke-11 Liga Inggris 2022/23, Minggu (16/10/22).
Dalam duel itu, mantan kiper Athletic Bilbao ini berhasil membuat tujuh penyelamatan. Tak disangka, penyelamatan itu semuanya terbilang berkelas.
Selain tiga penyelamatan beruntun yang dibuat, Kepa juga menggagalkan tandukan Danny Ings dari jarak dekat yang berpotensi menjadi gol.
Apiknya penampilan Kepa ini meneruskan kiprah cemerlangnya yang mampu menjadi kiper utama Chelsea seiring cederanya Edouard Mendy.
Di saat Mendy cedera, Kepa yang berstatus pelapis justru mampu tampil melebihi ekspektasi, setidaknya jika mengingat label ‘Flop’ yang didapatkannya beberapa tahun terakhir.
Penampilan konsisten Kepa dengan hadirnya Graham Potter pun membuat posisi nomor 1 Chelsea miliknya seakan tak akan tergoyahkan.
Berikut tanda-tanda mengapa posisi nomor 1 Chelsea telah dikuasai Kepa Arrizabalaga yang membuat Edouard Mendy harus gigit jari.
1. Kepa Mulai Bangkit
1. Statistik Lebih Baik dari Mendy
Tanda-tanda bahwa Kepa mengunci posisi nomor 1 Chelsea sejatinya sudah terlihat sejak musim lalu, saat The Blues masih ditukangi Thomas Tuchel.
Kepa yang berstatus pelapis, mampu tampil apik dan konsisten di saat Edouard Mendy dengan mengalami kemerosotan soal performa.
Dalam satu tahun terakhir, persentase penyelamatan Kepa berada di ata rata-rata dengan 78,9 persen di segala ajang, di banding Mendy dengan persentase sebesar 65,1 persen saja.
Di Liga Inggris musim ini, Kepa yang baru tampil 3 kali punya penyelamatan sebesar 91,7 persen dari 12 tembakan ke gawang, unggul atas Mendy yang tampil 6 kali dan punya penyelamatan sebesar 66,7 persen dari 27 tembakan ke gawang.
Catatan sebagai kiper ini membuktikan Kepa mulai bangkit dari keterpurukan, di mana dirinya kerap dicap sebagai kiper yang tak andal dalam melakukan penyelamatan.
2. Konsistensi
Terlalu dini menyebut Kepa telah tampil konsisten bersama Chelsea sebagai penjaga gawang utama musim ini. Tapi setidaknya, ia membuktikan dirinya jauh lebih konsisten ketimbang Mendy.
Dalam tujuh laga yang dimainkan bersama Chelsea musim ini, Kepa baru kebobolan tiga gol saja dari 5,5 Post-Shot Expected Goals (PSxG) atau catatan tembakan yang dihadapi dari kiper.
Dengan kata lain, Kepa Overperformed dengan catatannya sebesar 2 sampai 3 PSxG alias dirinya mampu membendung dua hingga tiga gol ke gawangnya.
Sedangkan Mendy telah kebobolan 9 gol dari enam laga yang dimainkan. 9 gol ini didapat hanya dari 7,1 Post-Shot Expected Goals (PSxG).
Dari catatan itu, terlihat Mendy Underperformed dan kehilangan konsistensi, karena dari 7,1 PSxG itu harusnya ia kebobolan sekitar 7 gol, bukan 9 gol seperti yang ia dapatkan.
2. Cocok dengan Graham Potter
3. Sesuai dengan Karakter Graham Potter
Tanda-tanda Kepa telah merebut posisi nomor 1 Chelsea di era Graham Potter adalah kecocokannya dengan gaya bermain yang diinginkan pelatih berpaspor Inggris itu.
Kecocokan ini terlihat dari keinginan Graham Potter membangun serangan dari belakang, yang membutuhkan seorang kiper dengan distribusi bola yang baik.
Untuk hal ini, Kepa kembali unggul atas Mendy, di mana ia aktif dalam melepaskan operan, yakni sebanyak 25,27 kali per 90 menit dengan akurasi 34,2 persen untuk umpan lambung.
Sedangkan Mendy hanya melepaskan 21,10 kali operan per 90 menit dengan akurasi rendah, yakni 23,6 persen untuk umpan lambung.
Catatan ini pun dibarengi fakta bahwa Kepa terlihat lebih tenang dengan bola ketimbang Mendy yang kerap melakukan blunder saat mendapat tekanan dari lawan.