Pernah Main di Italia, Emir Eranoto Kirim Simpati ke Aremania usai Tragedi Kanjuruhan
INDOSPORT.COM - Pernah main di Italia, pesepak bola muda Indonesia, Emir Eranoto kirim simpati ke Aremania, korban Tragedi Kanjuruhan, dan ikut mengapresiasi FIFA.
Sepak bola Indonesia kini menjadi sorotan dunia, ketika kompetisi Liga 1 2022 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, berubah jadi tragedi.
Berawal dari kekalahan tuan rumah Arema FC, sejumlah suporter masuk ke lapangan. Ada indikasi pelemparan ke pemain lawan.
Guna memukul mundur suporter yang masuk ke lapangan, aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun, di sisi lainnya, beberapa pintu stadion justru terkunci.
Alhasil, penonton yang terkena gas air mata langsung mendapat efek samping berupa masalah pernafasan dan penglihatan.
Penonton yang berdesakan untuk keluar membuat mereka terhimpit, banyak yang kehabisan nafas hingga meninggal dunia.
Sebagai pemain Indonesia yang pernah merumput di Italia, dengan iklim sepak bola yang maju, Emir Eranoto berharap sepak booa Indonesia berbenah jadi lebih baik.
"Saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas Tragedi Kanjuruhan Malang," kata Emir Eranoto eksklusif kepada INDOSPORT.
"Dari awal saya bermain bola, menurut saya sepak bola merupakan suatu elemen yang dapat menyatukan kita semua dari berbagai kalangan, karena cinta dan passion kita terhadap olahraga satu ini," ucapnya.
"Dukungan penuh saya berikan untuk para korban dan keluarga korban, sangat sedih hati saya ketika mendengar tragedi ini."
1. Besar di Italia, Dekat dengan Aremania
Perjalanan Emir Eranoto di Liga Italia berlangsung sejak tahun 2018. Kala itu, ia direkrut oleh tim ISM Academy. Tahun 2019, Emir dikontrak oleh San Marco Juventina.
Tak sekadar numpang nama, Emir Eranoto juga didapuk sebagai kapten tim dan kerap mendapat kepercayaan pelatih, meski ia berstatus sebagai pemain asing di Italia.
Emir Eranoto sempat mewakili Indonesia dalam kunjungan pemain dan seleksi di klub asal Turki, Antalya Halspor, sang juara divisi empat Liga Turki musim 2019/2020 lalu.
Saat ini, Emir Eranoto memilih bermain sepak bola di Tanah Air, sambil melanjutkan pendidikan tinggi. Ia juga memiliki koneksi yang banyak dengan suporter klub lokal.
"Partner saya yang bernama Putri, juga merupakan seorang pendukung setia dari Arema FC dan dia sering datang ke stadion.
"Sehingga saya bisa merasakan dari dekat betapa sedih dan shock ia ketika kejadian (Tragedi Kanjuruhan) ini terjadi," kata Emir.
Beruntung, FIFA tidak memberi sanksi bagi Indonesia, dan justru Presiden FIFA, Gianni Infantino menawarkan bantuan sebagai upaya transformasi sepak bola Indonesia.
"Saya harap ini adalah kejadian yang terakhir, semoga bisa menjadi titik balik persepak bolaan Indonesia atas bantuan langsung yang FIFA berikan," lanjut Emir.
"Sudah seharusnya sepak bola menjadi sebuah entertaiment bagi kita semua," tegas gelandang berusia 21 tahun itu.
Emir Eranoto juga berharap Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule tidak mundur dari jabatannya, meski tetap bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.