3 Pelatih Nonunggulan yang Bisa Bikin Kejutan di Piala Dunia 2022
INDOSPORT.COM - Piala Dunia 2022 bakal jadi panggung sejumlah pelatih untuk unjuk gigi bersama tim asuhannya demi meraih gelar bergengsi di ajang FIFA tersebut.
Sebanyak 32 tim siap beraksi di Qatar dan terbagi dalam delapan grup, dengan sebaran kekuatan yang terbilang cukup merata.
Dengan kata lain, tidak ada grup yang benar-benar berstatus Group of Death atau sejenisnya. Hanya saja, hal tersebut tidak membuat gelaran Piala Dunia ke-22 ini menjadi tidak menarik.
Negara seperti Brasil, Inggris, Spanyol, Prancis, Portugal, dan Argentina, bahkan Belgia, tidak ayal digadang-gadang sebagai kandidat juara berkat materi pemain mereka yang mentereng.
Namun jika ada tim unggulan, tentu saja ada para kuda hitam yang siap menggebrak dengan kejutan-kejutan tidak terduga.
Kali ini, redaksi berita olahraga INDOSPORT.com akan membahas kontestan-kontestan nonunggulan beserta profil pelatihnya yang mungkin belum terlalu dikenal orang.
Gareth Southgate? Didier Deschamps? Hansi Flick? Lusi Enrique? Nama-nama ini tentu sudah biasa, bukan?
Hajime Moriyasu (Jepang)
Nama pertama adalah Hajime Moriyasu yang saat ini menangani Timnas Jepang. Di Piala Dunia 2022, mereka segrup dengan Jerman, Kosta Rika, dan Spanyol.
Pelatih kelahiran Shizouka tersebut dulu berprofesi sebagai pemain dengan posisi gelandang, yang sempat singgah selama kurang lebih 14 tahun di Sanfrecce Hiroshima.
Ia memutuskan gantung sepatu pada 2003 saat berseragam Vegalta Sendai, dan tercatat pernah membela Timnas Jepang selama periode 1992 sampai dengan 1996.
1. Jepang Lalu Tunisia
Saat bermain di level timnas, Hajime Moriyasu mengumpulkan 35 caps tapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk bermain di Piala Dunia.
Sanfrecce Hiroshima sendiri merupakan klub yang memegang peran penting bagi karier sosok yang kini berusia 54 tahun tersebut.
Di tempat tersebut, ia telah mencetak 271 penampilan sebagai pemain, kemudian memulai karier sebagai manajer/pelatih utama.
Bersama Sanfrecce Hiroshima, Hajime Moriyasu berhasil menggondol banyak gelar seperti dua kali juara beruntun J1 League pada 2012 dan 2013, kemudian kembali lagi meraih trofi untuk edisi 2015.
Bukan hanya itu. Ia juga membawa kub asal Hiroshima tersebut menjuarai Japanese Super dua kali sekaligus meraih tempat ketiga di Piala Dunia Antarklub.
Pada 2017, ia ditunjuk menangani Timnas Jepang U-23 yang juga diproyeksikan untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Di level Piala Dunia sendiri, ia sudah memiliki cukup pengalaman saat bekerja sebagai asisten Akira Nishino saat tim senior berlaga di Rusia 2018.
Setelah kompetisi tersebut usai, di mana Jepang terdepak di 16 besar, Hajime Moriyasu dipromosikan sebagai pelatih kepala, mempersiapkan tim untuk Piala Asia 2019, Olimpiade, dan Piala Dunia 2022.
Jalel Kadri (Tunisia)
Selanjutnya ada kontestan yang sedikit ‘antah-berantah’ di Piala Dunia 2022, Tunisia, yang saat ini ditangani pelatih berusia 50 tahun, Jalel Kadri.
Tidak seperti para juru taktik lainnya, sosok yang satu ini masih sedikit dikenal orang. Akan tetapi, CV-nya terlihat sangat ‘ramai’ dengan rentetan klub yang pernah dibesutnya.
2. Pelatih Lain
Tidak berbeda jauh dengan Hajime Moriyasu, Jalel Kadri adalah pelatih yang dipromosikan dari posisi asisten.
Sebelum Timnas Tunisia, ia pernah tercatat menangani banyak tim - yang jumlahnya bahkan tidak cukup dihitung menggunakan sepuluh jari tangan.
Sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala awal tahun ini, ia sudah membantu Tunisia lolos ke Piala Dunia 2022.
Kepercayaan diri Tunisia pun bertambah setelah tampil cemerlang di sebuah turnamen mini musim panas lalu.
Hannibal Mejbri (Birmingham City - pinjaman Manchester United) diprediksi turut ambil bagian di tim milik Jalel Kadri di Piala Dunia 2022.
Sebagai informasi, Timnas Tunisia berada di Grup D bersama Denmark, Australia, dan Prancis.
Gustavo Alvaro (Ekuador)
Sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala, Gustavo Alvaro berhasil menaikkan derajat Timnas Ekuador di ranking FIFA.
Mereka yang awalnya menghuni ranking 64 berhasil memanjat 20 peringkat ke posisi 44. Bicara soal sepak terjang, ia sudah berkarier di dunia manajerial sejak 30 tahun lalu.
Kini, publik tentu akan menanti seperti apa sepak terjang pelatih yang dulu pernah bermain sebagai gelandang tersebut. Apakah ia bisa menjadikan Ekuador yang nonunggulan jadi kuda hitam di Qatar?
Di Piala Dunia 2022, Ekuador bergabung dengan Qatar, Senegal, dan Belanda di Grup A.
Sumber: FourFourTwo