Tatap Piala Dunia 2022 di Qatar dengan Patah Hati, Jepang Dihantui ‘Tragedi Doha’
INDOSPORT.COM – Jelang hadapi Piala Dunia 2022, Jepang justru diingatkan kembali dengan kisah kelam mereka atas Tragedi Doha pada 28 Oktober 1993 silam.
Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, beberapa waktu lalu mengumumkan skuad terbaru mereka untuk menyongsong Piala Dunia 2022 di Qatar.
Hanya saja, pengumuman daftar pemain itu justru membuat mereka kembali teringat dengan Tragedi Doha.
Pada 28 Oktober 1993, Jepang harus mengubur mimpi untuk tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah, usai ditahan imbang oleh Irak.
Padahal waktu itu, Jepang memiliki kesempatan besar untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 1994, menyusul performa apik selama babak kualifikasi di zona Asia.
Selain itu, tim yang dikenal dengan julukan Samurai Biru itu cukup bergairah menyusul pembentukan J.League pada 1991.
Sayangnya, di pertandingan yang digelar di Doha, Qatar, nasib Jepang berubah dari sebuah harapan menjadi mimpi buruk.
Pertandingan melawan Irak menjadi memori kelam bagi Jepang, karena kegagalan mereka dalam meraih kemenangan sehingga harus melupakan mimpi untuk tampil di Piala Dunia.
Gol telat dari Jaffar Omran Salman menjadi mimpi buruk bagi Jepang, karena pertandingan harus berakhir dengan 2-2.
Kini, menyongsong pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar, mereka kembali diingatkan dengan kegagalan yang dikenal dengan nama Doha no higeki oleh Jepang.
1. Tatap Piala Dunia 2022 dengan Patah Hati
Sebagaimana diketahui, Jepang beberapa waktu lalu merilis daftar pemain untuk melakoni Piala Dunia 2022 di Qatar.
Mantan bintang Barcelona, Takefusa Kubo dan pemain Brighton, Kaoru Mitoma masuk dalam daftar 26 pemain.
Jepang sendiri tergabung dalam Grup E dengan negara-negara kuat seperti, Jerman, Spanyol dan Kosta Rika.
Menghadapi lawan tangguh seperti itu, pelatih Moriyasu tidak terbesit keinginan untuk balas dendam atas Tragedi Doha.
“Doha adalah tempat di mana impian kami atas Piala Dunia gagal menjadi kenyataan dan menjadi tempat bagi kami merasakan frustrasi serta kesedihan,” ungkap Moriyasu.
Meski dihantui oleh kenangan pahit masa silam, pelatih Jepang tak akan melibatkan perasaannya untuk turnamen kali ini.
“Saya tidak berpikir tentang balas dendam. Karena kami memiliki pemain hebat dan saya tidak sabar untuk membawa mereka ke Piala Dunia Qatar,” sambungnya.
“Meskipun saya memiliki pengalaman menyedihkan, tetapi saya ingin menggunakan waktu yang tersisa untuk mengubah tragedi Doha menjadi kabar gembira,” tegasnya.
"Ini bukan target yang mudah. Tetapi jika kami bekerja secara bersama-sama, saya yakin kami bisa mencapainya," tambahnya.
Lebih lanjut, Moriyasu mengungkapkan bahwa dirinya telah memilih sejumlah pemain yang memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik.