Bedah Campur Tangan Kutukan Jurgen Klopp yang Membuat Liverpool Amburadul Musim Ini
INDOSPORT. COM - Nasib Liverpool di bawah arahan pelatih Jurgen Klopp, tampak sedang memasukki masa suram pada musim 2022/23 yang kini tengah berjalan.
Awal musim 2022/23, para pendukung Liverpool berulang kali harus menelan kecewa karena klub kebanggaan mereka menderita hasil buruk.
Paling anyar, dalam dua pekan terakhir Premier League 2022/23, The Reds begitu merana akibat kalah beruntun dari tim-tim medioker.
Laga pekan ke-13 lalu, Anfield Gank yang bertandang ke markas tim papan bawah, Nottingham Forest, menyerah dengan skor tipis 0-1.
Padahal, sebelum laga dimulai, Nottingham hanya duduk di peringkat paling dasar klasemen sementara, tapi ujungnya sukses mempermalukan Liverpool.
Berlanjut ke laga pekan ke-14, hasil sama mirisnya kembali terjadi, yang mana Mohamed Salah dkk. menyerah 1-2 dari Leeds United di kandang sendiri, Anfield Stadium.
Perlu diingat, sebelum laga dimulai, Leeds cuma berstatus tim penghuni peringkat 19 klasemen sementara, alias penghias zona degradasi.
Dua kekalahan memalukan beruntun diterima, otomatis membuat posisi Jurgen Klopp di kursi kepelatihan Liverpool menjadi tidak aman, dan juga mulai muncul isu pemecatan.
Sungguh kontras kalau kita mengingat ke belakang, sebab kinerja Klopp bersama Liverpool di musim-musim lalu lebih sering dihiasi cerita manis.
Bahkan, sejak pertama kali menangani Liverpool pada 2015, mungkin baru sekarang kualitas Klopp dalam meracik taktik dipertanyakan publik.
1. Kutukan yang Sepertinya Menimpa Jurgen Klopp
Jurgen Klopp pertama kali dipercaya untuk menukangi Liverpool pada 2015 silam. Tujuh tahun sudah juru taktik Jerman itu mengambil pekerjaan sebagai pelatih kepala di Anfield.
Sebenarnya sah-sah saja bila ia mau terus bertahan dengan pekerjaannya tersebut, tapi ada sebuah semacam kutukan yang perlu diperhatikan baik-baik.
Sebelum melatih Liverpool, nama Klopp diketahui eksis menjadi pelatih bagi salah satu klub top Liga Jerman, Borussia Dortmund.
Klopp membesut Dortmund sejak 2008, dan awal perjalanan kariernya di sana, ia mampu meraih sukses besar bersama klub tersebut.
Dua musim beruntun, yakni 2010/11 dan 2011/12, Klopp berhasil mengantarkan Dortmund memutus dominasi Bayern Munchen dengan meraih gelar juara Liga Jerman.
Namun pada musim terakhirnya menduduki kursi kepelatihan Dortmund, yakni 2014/15, keampuhan racikan taktik Klopp sudah kehilangan tajinya.
Musim itu pun prestasi Dortmund mengalami penurunan drastis, cuma bisa dibawa Klopp mengakhiri musim di peringkat tujuh klasemen Liga Jerman.
Perlu digarisbawahi, musim 2014/15 adalah tahun ketujuh Klopp melatih Dortmund, dan ia sudah tak lagi sehebat musim-musim sebelumnya.
Apa yang terjadi sekarang padanya di Liverpool, sepertinya menunjukkan pertanda cukup jelas, bahwa Klopp sebenarnya memang didera kutukan tujuh tahun.
Awal membesut Liverpool, kinerja racikan taktik Klopp juga luar biasa mentereng, membawa tim meraih gelar juara Liga Champions dan mempersembahkan trofi Premier League.
Namun ketika kini masa baktinya untuk Liverpool telah menyentuh durasi tujuh tahun, magis dari kehebatan taktiknya seakan memudar begitu saja.
Pertanyaan terakhir, apakah manajemen Liverpool akan mau segera memecat Jurgen Klopp, atau malah terus mempertahankannya?
2. Kesalahan di Bursa Transfer Ikut Berpengaruh
Jurgen Klopp seperti kurang maksimal dalam memakai kesempatan bursa transfer musim panas 2022 lalu untuk meningkatkan kekuatan timnya.
Darwin Nunez, penyerang baru yang dibeli dari Benfica seharga 75 juta euro, masih tak sanggup menunjukkan kualitas terbaiknya dalam mencetak gol.
Padahal Liverpool jelas-jelas butuh penyerang haus gol, mengingat mereka ditinggal Sadio Mane yang hijrah ke Bayern Munchen.
Mungkin masih terlalu cepat menghakimi Nunez adalah pembelian gagal, tapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan signifikan.
Bukan hanya di sektor penyerangan saja, Klopp juga lalai bergerak cepat dalam menggaet gelandang anyar berkualitas.
Sebenarnya The Reds sempat berburu gelandang top, sebut saja Aurélien Tchouaméni dan Jude Bellingham.
Namun ketika kedua pemain itu gagal didapat, Klopp malah dengan rasa percaya diri tinggi mengatakan ke media bahwa timnya tidak membutuhkan gelandang baru.
Liverpool pun akhirnya cuma bisa mendaratkan Arthur Melo dari Juventus pada detik-detik terakhir periode bursa transfer.
Arthur sendiri bukanlah termasuk level gelandang top, sebab kariernya di Juve juga tidak bagus-bagus amat.