x

3 ‘Penyakit’ yang Bikin Chelsea Kelimpungan di Era Graham Potter, Alamat Terjun ke Papan Bawah!

Senin, 7 November 2022 20:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Ruben Loftus-Cheek tertunduk lesu usai Arsenal membobol gawang Chelsea (06/11/22). (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)

INDOSPORT.COM – Berikut tiga ‘penyakit’ yang menggerogoti Chelsea sehingga kelimpungan di era Graham Potter dan berpotensi terjun ke papan bawah.

Chelsea mengalami kemunduran dalam dua tahun terakhir, terutama sejak keberhasilannya memenangi Liga Champions 2020/21.

Baca Juga

Kemunduran ini ditunjukkan lewat performa di lapangan dan juga hasil. Teranyar, Chelsea harus takluk dari rival sekotanya, Arsenal, di lanjutan Liga Inggris 2022/23.

Di laga pekan ke-15 tersebut, Chelsea yang bermain di kandangnya sendiri, Stamford Bridge, harus menelan kekalahan 0-1 dari Arsenal.

Kekalahan itu menjadi kekalahan kedua Chelsea secara beruntun di kancah Liga Inggris, setelah sebelumnya dihajar Brighton dengan skor 1-4.

Baca Juga

Kekalahan dua kali beruntun di Liga Inggris ini merupakan rekor buruk bagi Chelsea. Sejak era Thomas Tuchel, The Blues tak pernah kalah beruntun di kancah liga.

Meski ini menjadi kekalahan kedua Graham Potter dalam 12 laganya memimpin Chelsea, namun kekalahan dari Arsenal itu menjadi alarm.

Alarm tersebut berkaitan dengan ‘penyakit’ yang dimiliki Chelsea, dan telah berlangsung menahun sehingga menggerogoti permainan The Blues.

Baca Juga

Karena ‘penyakit’ ini, di musim ini Chelsea seakan tak punya harapan untuk memenangi trofi. Jangankan trofi, The Blues malah berpotensi terjun ke papan bahwa Liga Inggris dan gagal menembus empat besar.

Kira-kira, apa saja ‘penyakit’ yang saat ini menggerogoti Chelsea sehingga berpotensi mengakhiri musim tanpa gelar dan malah bisa terjun ke papan bawah di Liga Inggris? Berikut ulasan INDOSPORT.


1. Ketiadaan Kreator

Mateo Kovacic (tengah) dan Hakim Ziyech (kiri) berjalan lesu usai Chelsea kalah dari Brighton (29/10/22). (Foto: Reuters/John Sibley)

1. Tak Adanya Kreator

Kreativitas menjadi permasalahan Chelsea, setidaknya sepeninggal Eden Hazard yang memilih hijrah pada 2019 silam selepas menjuarai Liga Europa.

Sejak perginya Hazard, Chelsea tak punya kreator murni yang bisa menciptakan kreativitas dalam permainan sehingga sulit untuk mencetak gol.

Sebagai perbandingan, sejak musim 2019/20 selepas kepergian Hazard hingga pertengahan musim 2022/23 ini, Chelsea total mencetak Big Chances sebanyak 227 peluang emas dalam total 127 pertandingan atau rata-rata 1,7 Big Chances per laga.

Baca Juga

Sedangkan di musim 2018/19 saja, Chelsea bersama Hazard mampu mencetak 81 Big Chances dalam 38 pertandingan atau rata-rata 2,13 Big Chances per laga.

Padahal Chelsea sudah mengeluarkan lebih dari 300 juta euro untuk belanja pemain depan demi menggantikan Hazard. Nahasnya, tak ada kreativitas yang dimiliki The Blues.

Tak adanya kreativitas ini membuat The Blues pun harus terkena penyakit yang menahun sehingga menggerogoti penampilannya dan membuat penyerang-penyerang tajam menjadi melempem.

2. Salah Kebijakan Transfer

Percaya atau tidak, terakhir kali Chelsea menjalani transfer yang sukses adalah pada musim 2018/19, yakni saat ditangani Maurizio Sarri.

Kala itu, Chelsea mendatangkan tiga pemain yang menjadi tulang punggung The Blues dalam meraih gelar, yakni Jorginho, Kepa Arrizabalaga, dan Mateo Kovacic.

Sejak saat itu, Chelsea selalu ugal-ugalan dalam hal transfer, terutama saat era Frank Lampard yang mendatangkan tujuh pemain baru.

Baca Juga

Dari tujuh pemain itu, hanya tiga yang menjadi andalan yakni Thiago Silva, Kai Havertz, dan Edouard Mendy. Selebihnya telah dijual dan menjadi cadangan mati di Chelsea.

Berlanjut ke era Thomas Tuchel, yang mendatangkan Romelu Lukaku dengan harga 115 juta euro dan berujung gagal. Pun dengan kehadiran Raheem Sterling serta Pierre-Emerick Aubameyang.

Kebijakan transfer yang kacau balau karena tak melihat permasalahan utama di kubu Chelsea membuat The Blues pun kini kesulitan bersaing dengan klub lainnya yang punya pemain fresh dan cocok dengan skemanya.


2. Kualitas Pemain

Ekspresi frustrasi pemain Chelsea usai kalah dari Everton

3. Kualitas Kedalaman Skuad

Masih berkaitan dengan transfer pemain, kacau balaunya Chelsea dalam transfer pemain membuat kedalaman skuad yang dimiliki tak berimbang.

Kedalaman skuad ini terlihat di musim ini, di mana beberapa pemain vital Chelsea mengalami cedera parah sehingga bakal absen lama.

Baca Juga

Sebagai contoh. Di sektor bek, cederanya Wesley Fofana tak bisa ditutupi kendati masih ada nama Trevoh Chalobah dan Cesar Azpilicueta.

Selain itu cederanya Reece James juga belum bisa ditutupi dengan pemain yang sepadan, meski ada pemain berpengalaman pada sosok Azpilicueta.

Baca Juga

Di sektor tengah, absennya N’Golo Kante tak memberi pengaruh besar, namun rentan cederanya Mateo Kovacic dan kualitas yang tak apik dari Ruben Loftus-Cheek membuat lini tengah menganga.

Dengan kualitas kedalaman skuad yang berbeda, Chelsea pun jauh tertinggal dari rival-rivalnya di kancah domestik seperti Liga Inggris.

ChelseaLiga InggrisOne FootballGraham Potter

Berita Terkini