Piala Dunia 2022: Akomodasi untuk Suporter di Qatar Memprihatinkan, Lebih Buruk dari Iklan!
INDOSPORT.COM - Suporter para kontestan Piala Dunia 2022 di Qatar mengeluhkan akomodasi yang sangat buruk. Beberapa fans yang sudah tiba menemukan bahwa akomodasi di sana sangat mengecewakan karena tak seperti yang diiklankan.
Qatar yang menjadi tuan rumah ternyata sudah mendapatkan kritik yang sangat pedas. Hal ini berkaitan dengan akomodasi Piala Dunia 2022 di negara tersebut sangatlah buruk.
Salah satu yang sangat mengecewakan adalah kurangnya ruang hotel yang berada di dekat stadion di Qatar. Hal itu membuat kebanyakan fans yang datang jauh-jauh kecewa.
Meski penyelenggara sudah menyediakan tenda khusus para fans yang tidak mendapatkan penginapan, tetapi kondisi yang terjadi di lapangan sangatlah berbeda. Tenda yang disediakan juga sangatlah mengecewakan.
Bahkan, buruknya tenda yang disediakan oleh penyelenggara menyebar ke media sosial karena viral terkait video yang menunjukkan buruknya kondisi di lapangan.
Dalam tenda yang disediakan oleh penyelenggara, terdapat kipas berdiri dan di dalamnya terdiri dari dua tempat tidur yang polos. Selain itu, juga terdapat rak kecil di antaranya.
Selain permasalahan akomodasi Piala Dunia 2022, banyak penggemar yang mengkhawatirkan ketika pertandingan sedang berlangsung. Mereka takut apabila stadion sangat tak layak.
Dalam laga uji oba yang di gelar di Lusail Stadium, salah satu stadion yang digunakan pertandingan Piala Dunia 2022, sudah mengalami berbagai masalah.
Adapun masalah yang terdapat di Lusail Stadium adalah kekurangan air, kurangnya AC, transportasi yang kurang memadai dari dan ke stadion, serta kamar mandi yang jumlahnya kurang.
Sementara itu, Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar kali ini mendapat kecaman dari berbagai pihak sejak FIFA menunjuk negara penghasil minyak tersebut sebagai tuan rumah.
1. Kritik untuk Piala Dunia 2022
Qatar telah dikritik terkait masalah hak asasi manusia yang disebabkan oleh perlakuan terhadap para pekerja migran yang membangun infrastruktur Piala Dunia 2022.
Selain itu, Qatar juga dikritik atas pelarangan perilaku homoseksual di negaranya. Bahkan mereka sudah membentuk undang-undang yang mengancam bagi mereka yang melakukan perilaku tersebut.
Pelarangan tersebut kemudian menuai banyak kecaman, terutama dari para komunitas pegiat LGBTQ+. Mereka menilai bahwa Qatar tidak menghormati kebebasan berkespresi.
Di sisi lain, Presiden FIFA, Gianni Infantino, telah mengirim surat ke 32 negara peserta Piala Dunia 2022 untuk tidak memperhatikan politik dan hanya fokus pertandingan.
Ia mengatakan bahwa sepak bola kali ini sudah mengalami berbagai permasalahan dan kesulitan yang bersifat politik. Oleh karena itu, ia berharap para pemain tidak terprovokasi.
"Tapi tolong jangan biarkan sepak bola terseret ke dalam setiap pertarungan ideologis atau politik yang ada," kata presiden FIFA Gianni Infantino.
Selain itu, Gianni Infantino menegaskan bahwa FIFA dan sepak bola tidak akan memiliki urusan politik dan memberikan "pelajaran moral kepada seluruh dunia."
Beberapa pemain dan timnas yang berpartisipasi di Piala Dunia 2022 kali ini telah melontarkan kritik terhadap hukum yang berlaku di sini karena dianggap tak sesuai dengan hak asasi manusia.
Federasi sepak bola Denmark menjadi salah satu negara yang melakukan kritik keras terhadap isu meningalnya para pekerja migran di Qatar. Mereka merasa isu tersebut tak bisa diterima.
Selain itu, para pemain timnas Denmark juga akan mengenakan jersey pertandingan yang memiliki lencana dan logo produsen sebagai bentuk protes untuk mendukung hak-hak buruh Qatar di Piala Dunia2022 .
Sumber: CBS Sport