Meski Tak Setuju, Pelatih Madura United Akan Profesional dan Ikuti Aturan Bubble Liga 1
INDOSPORT.COM - Pelatih Madura United, Fabio Araujo Lefundes memang menyatakan tidak setuju dengan penerapan sistem bubble pada lanjutan Liga 1 Indonesia pada awal Desember mendatang.
Pendapat itu adalah ide pribadinya. Lantaran sistem bubble membuat semua laga tersentralisasi dan bukan sebagai solusi.
Kendati demikian, Fabio Lefundes paham dengan kedudukan posisinya, sebagai head coach alias pelatih di Madura United.
Sementara pihak Madura United sebagai klub, belum mengeluarkan pernyataan resmi perihal respon atas keputusan Liga Indonesia Baru (LIB) itu.
"Saya bukan manajer, hanya seorang pelatih. Meski secara pribadi, saya tidak suka dengan sistem (bubble) ini," beber Fabio Lefundes Jumat (25/11/22).
Lantaran penerapan sistem bubble akan membuat semua laga tak hanya digelar terpusat, namun juga dipastikan tidak melibatkan suporter.
"Bermain tanpa dukungan suporter itu tidaklah sama," eks Asisten Pelatih Jeonbuk Hyundai Motors Korea itu menambahkan.
Dan sebagai pelatih, tugasnya adalah mempersiapkan Beto Goncalves dkk lebih baik menyongsong pertandingan kompetisi.
Sehingga, Fabio Lefundes menyerahkan secara penuh kepada pimpinan klubnya perihal sikap atas sistem itu.
"Tapi saya akan menghormati apapun keputusan yang dibuat Presiden Madura United (Achsanul Qosasi)," urai arsitek tim asal Brasil tersebut.
1. Tetap Profesional
Fabio Lefundes pun menyatakan sikapnya untuk tetap profesional dalam menanggapi keputusan soal lanjutan Liga 1 dengan sistem bubble.
Dia memang secara terang-terangan tak setuju. Namun sebagai komponen tim, Lefundes akan menjalankan keputusan Madura United.
"Jika ini adalah keputusan akhir dan cara terbaik untuk Liga 1 kembali, saya akan menghormatinya. Tapi saya tidak akan senang," beber Fabio Lefundes.
Madura United sendiri sudah merampungkan 5 jadwal laga home. Artinya, ada 2 jadwal home yang tidak dihadiri penonton ketika sistem bubble diterapkan.
Sedangkan performa MU musim ini juga cukup fantastis. Esteban Vizcarra dkk menempati runner-up klasemen dengan 23 poin, sebelum Liga 1 terhenti karena Tragedi Kanjuruhan.