3 Dosa Hansi Flick yang buat Jerman Merana di Piala Dunia 2022
INDOSPORT.COM – Berikut tiga dosa Hansi Flick yang membuat Jerman merana dan angkat koper lebih cepat dari Piala Dunia 2022.
Jerman harus menerima kenyataan tersingkir lebih cepat untuk kali kedua dalam dua edisi terakhirnya di Piala Dunia, yakni edisi 2018 dan edisi 2022.
Tersingkirnya tim berjuluk Der Panzer ini dikarenakan kekalahan selisih gol dari Spanyol yang di bersamaan tumbang dari Jepang dengan skor 1-2, Jumat (02/12/22) dini hari WIB.
Sejatinya, Jerman berhasil menutup laga pemungkasnya di grup E dengan kemenangan usai mengandaskan Kosta Rika dengan 4-2.
Empat gol Jerman itu dicetak oleh Serge Gnabry, Niclas Fullkrug, dan dua gol Kai Havertz, yang dibalas oleh Kosta Rika lewat dua gol masing-masing dari Yeltsin Tejeda dan gol bunuh diri Manuel Neuer.
Hasil ini pun membuat Jerman merengkuh empat poin, poin yang sama dengan Spanyol usai tumbang dari Jepang di waktu bersamaan.
Nahasnya, Jerman kalah selisih gol dari Spanyol yang memiliki surplus enam gol berkat kemenangan besar atas Kosta Rika di laga pertama grup E.
Karena kalah selisih gol dan hanya menempati posisi ketiga klasemen, Jerman pun akhirnya harus tersingkir dan angkat koper lebih cepat dari Piala Dunia 2022.
Fakta ini pun menjadi catatan buruk bagi Jerman. Pasalnya, selain berstatus tim unggulan di Piala Dunia 2022 ini, Die Mannschaft juga berstatus peraih gelar terbanyak kedua di ajang ini.
Hasil mengecewakan dari Jerman ini sendiri tak lepas dari dosa-dosa yang dilakukan Hansi Flick selaku pelatih Jerman. Apa saja dosa-dosa yang dimaksud?
1. 1. Tak Fokus dengan Sepak Bola
Sepanjang gelaran Piala Dunia 2022 ini, Jerman melakukan banyak hal kontroversial di luar lapangan yang tak ada kaitannya dengan sepak bola.
Bisa dikatakan, Jerman terlibat dalam sebuah politik praktis, yakni mengkritisi Qatar selaku tuan rumah dan FIFA selaku penyelenggara.
Kritikan ini ditunjukkan sejak laga perdana Jerman di ajang ini, di mana para penggawa Der Panzer melakukan aksi tutup mulut dengan gestur tangan menutup mulutnya sesaat sebelum laga kontra Jepang.
Lalu jelang laga kedua kontra Spanyol, Hansi Flick membiarkan anak asuhnya tak terlibat konferensi pers sebagai lanjutan aksi tutup mulut tersebut.
Hal ini membuat Jerman seakan tak fokus untuk menampilkan performanya di atas lapangan, dan membuat fokus Hansi Flick terhadap performa anak asuhnya terbelah karena politik praktis tersebut.
2. Tak Percayakan Niclas Fullkrug sebagai Starter
Hansi Flick datang ke Qatar dengan membawa para pemain bintangnya. Kepercayaannya para pemain bintang ini siapa sangka berbuah petaka.
Alih-alih memanfaatkan 26 pemain yang dibawanya, Hansi Flick tak melakukan banyak rotasi, terutama di sektor lini depan.
Salah satu dosa Hansi Flick adalah tak memercayakan Niclas Fullkrug mengisi pos penyerang tengahnya. Padahal, penyerang berusia 29 tahun ini teruji dalam mencetak gol dan hanya kalah karena nama besar.
Di Piala Dunia 2022 ini, Fullkrug hanya tampil sebagai pemain pengganti saja. Meski masuk sebagai pengganti, nyatanya penyerang Werder Bremen ini mampu mencetak dua gol dan satu assist.
Bebalnya Hansi Flick yang terus mempercayai Thomas Muller dan Kai Havertz di lini depan dan mengabaikan Fullkrug yang tajam pun membuat Jerman harus tersingkir lebih cepat.
2. 3. Minim Rotasi
Hampir sama dengan poin nomor 2, dosa Hansi Flick yang membuat Jerman cepat tersingkir adalah minimnya rotasi yang dilakukannya sepanjang turnamen.
Dalam tiga pertandingan di grup E, Hansi Flick selalu mengandalkan pemain yang sama. Total ada tujuh pemain yang selalu menjadi starter di tiga laga ini.
Tak belajar dari kesalahan dan para pemain Underperformed, Hansi Flick terus mempercayakan para pemain utamanya ketimbang mencoba memberi kepercayaan kepada para pemain Jerman lainnya.
Sebagai contoh, Leroy Sane baru dipercaya di laga terakhir menjadi starter. Lalu Julian Brandt tak sekali pun dilirik kendati Thomas Muller tak menonjol sama sekali dalam tiga laga Jerman.
Belum lagi dari deretan bek dan penjaga gawang Jerman seperti Matthias Ginter dan Armel Bella-Kotchap yang jarang dilirik, serta Marc-Andre ter Stegen yang hanya duduk manis di bangku cadangan meski performa Manuel Neuer menurun.