Terungkap! Sebagian Pemain Jerman Benci Pelatih Sendiri dan Ogah Dukung LGBT di Piala Dunia 2022!
INDOSPORT.COM - Jerman memang sudah tersingkir dari Piala Dunia 2022 namun isu panas soal mereka masih ramai diperbincangkan.
Terbaru beredar kabar jika sebagian penggawa Der Panzer punya hubungan buruk dengan pelatih Hansi Flick dan juga enggan berpartisipasi dalam kampanye dukungan LGBT di Qatar lalu.
Di Piala Dunia 2022, Jerman secara tidak terduga hanya meraih empat poin saja di fase grup dimana mereka dijadikan satu bersama Spanyol, Jepang, dan Kosta Rika.
Hasilnya tiket menuju 16 besar gagal mereka raih. Ini adalah kali kedua mereka tertahan di babak grup setelah di edisi 2018 silam juga tertimpa kesialan yang sama.
Padahal skuat yang dibawa oleh Flick ke Qatar cukup dianggap mumpuni meski mungkin masih belum bisa dibandingkan dengan angkatan juara di Piala Dunia 2014.
Die Mannschaft mengkombinasikan para pemain senior berpengalaman seperti Manuel Neuer, Thomas Muller, dan Ilkay Gundogan dengan Nico Schlotterbeck, Jamal Musiala, dan juga Kai Havertz.
Hanya saja Flick ditengarai punya kecenderungan lebih pada mereka yang berasal dari Bayern Munchen, klub yang ia sempat latih dalam rentang 2019-2021.
Laporan tersebut dikeluarkan oleh Sport Bild. Sumber yang sama juga mengklaim bahwa fenomena tersebut membuat sejumlah pemain Jerman terutama Gundogan dan Havertz kecewa berat.
Gundogan tidak terima setelah ditarik di babak kedua dalam laga kontra Jepang meski sudah mencetak gol. Penggantinya adalah Leon Goretzka yang berasal dari Bayern.
Havertz hanya bermain dua kali di Piala Dunia 2022 meski jadi pemain tersubur Jerman dengan dua gol. Ia kerap kalah saing dengan kwartet Bayern seperti Muller, Musiala, Leroy Sane, dan Serge Gnabry di lini depan.
1. Dukung LGBT hanya Karena Neuer
Sementara itu untuk para pemain yang enggan untuk ikut-ikutan dalam kampanye dukungan pada LGBT tidak Sport Bild bocorkan.
Hanya saja ada dugaan jika mayoritas skuat Jerman memang tidak ingin terlibat dalam aksi berbau politik di Piala Dunia 2022 lalu demi mengurangi sorotan tidak perlu.
Hanya saja Manuel Neuer selaku kapten bersiskukuh jika mereka tetap harus menyuarakan opini yang mana juga didukung oleh Leon Goretzka.
Akhinya gestur mulut tertutup Der Panzer peragakan sebelum duel kontra Jepang di matchday pertama Grup E.
Seperti yang sudah diketahui, aksi tersebut justru membuat Jerman jadi bulan-bulanan publik setelah mereka tumbang.
Pasca semua kekacauan tersebut, DFB selaku federasi sepakbola Jerman tidak berniat melakukan perombakan masif.
Pada Kamis (08/12/22) sudah dipastikan jika Hansi Flick akan tetap jadi pelatih kepala dengan target menjuarai Piala Eropa 2024 yang digelar di kandang sendiri.
"Kami semua percaya jika Piala Eropa 2024 di Jerman akan jadi kesempatan besar bagi kami untuk unjuk gigi," beber Bernd Neundorf sebagai presiden DFB.
"Targetnya adalah sukses. Kami yakin jika Hansi Flick punya kapasitas untuk mencapai itu," tambahnya lagi tanpa berkomentar soal isu perpecahan skuat dan aksi pembelaan LGBT di Qatar.
Menarik untuk menanti bagaimana cara Jerman merespon kegagalan besar mereka di Piala Dunia 2022. Dengan materi skuat yang bermutu sedikit polesan saja bisa membawa kembali mereka kepada jati diri sebenarnya.
Sumber: Sport Bild