Pasca Tragedi Kanjuruhan, Performa Arema FC Meroket Justru Bukan dengan Jersey Utama
INDOSPORT.COM - Arema FC menjadi salah satu tim yang mengalami performa meroket, begitu kembali turun dalam lanjutan kompetisi Liga 1 musim 2022-2023.
Empat laga lanjutan Liga 1 2022-2023 mampu disapu bersih oleh Arema FC. Hasilnya, tim berjulukan Singo Edan meraup 12 poin yang tersedia dalam periode itu.
Yang menarik, performa moncer Johan Ahmat Farizi dkk justru ketika mereka tidak menggunakan jersey home, dengan warna kebesaran biru.
Kemenangan Arema FC atas Persita Tangerang dengan skor 2-0 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (17/12/22), justru menggunakan jersey away berwarna putih. Padahal dalam duel itu mereka berlaku sebagai tuan rumah.
Jersey serupa juga digunakan Arema FC ketika juga berlaku sebagai tim home, dalam kemenangan 2-1 atas Persis Solo di Semarang, Minggu (12/12/22) lalu.
Sementara dalam kemenangan 2-0 atas Dewa United (7/12/22) dan Persikabo 1-0 (14/12/22), Arema FC menggunakan jersey third berwarna merah.
"Jujur, saya belum bisa berkomentar soal penggunaan jersey pada pertandingan," ucap Pelatih Arema FC, Javier Roca dalam sesi post match press conferrence.
"Karena itu bukan urusan saya, tapi jersey urusannya sama kit man (bagian perlengkapan tim)," sambung pelatih asal Chile tersebut.
Sehingga, masalah penggunaan jersey tidak ada kesepakatan khusus antar anggota tim. Namun, kewenangannya berada di jajaran manajemen.
"Kita memang ada koordinasi soal jersey, mau dipakai yang mana. Tapi tidak ada itu (permintaan khusus)," beber Roca.
1. Tepis Trauma Tragedi Kanjuruhan
Di sisi lain, kebijakan meninggalkan jersey utama berwarna biru bisa disinyalir sebagai upaya Arema FC untuk menepis rasa trauma yang tersisa dari Tragedi Kanjuruhan.
Sebagaimana diketahui, tragedi itu terjadi ketika Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dalam Derby Jatim di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22) lalu.
Pada malam itu, Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Seusai laga itu lah yang kemudian menyebabkan tragedi dengan jumlah 135 korban meninggal dunia.
Sehingga jika kembali bertanding dengan jersey warna biru, bisa jadi ada rasa trauma yang dialami pemain di lapangan.
"Kalau kalah, bagi saya tentu kecewa, dan sudah menjadi hal biasa. Jadi wajar saja kalau ada unsur mistis atau mitos tertentu terhadap jersey," tandas Javier Roca.