Dele Alli, Dulu Dianggap Titisan Gascoigne Kini Hanya Sosok yang Buat Fansnya Jijik Tiap Bermain
INDOSPORT.COM - Dele Alli mungkin tidak menyangka jika kariernya akan menyentuh titik rendah baru saat melakoni laga Besiktas vs Sanliurfa pada Kamis (22/12/22) lalu.
Sanliurfa hanya tim divisi ketiga dan harusnya bukan level bagi Besiktas, klub Alli, yang merupakan salah satu raksasa Turki.
Hanya saja dalam partai Piala Turki di Vodavone Park saat Alli menjadi starter, sang unggulan justru tertinggal dua gol saat jeda.
Dua gol cepat dari Kemal Ruzgar membuat Saliurfa secara tidak disangka-sangka bisa tercipta dan pendukung Besiktas jelas tidak senang.
Performa Dele Alli di laga tersebut mendapat kritikan dan sebagai gelandang serang, bintang asal Inggris tersebut diharapkan bisa menjadi pembeda.
Akhirnya pelatih Senol Gunes memutuskan untuk menarik pemain pinjaman dari Everton tersebut bahkan saat waktu pertandingan belum menunjukkan setengah jam.
Terdengar jelas seruan bernada ejekan yang keluar dari fans Besiktas yang memadati Vodavone Park saat Alli digantikan oleh Gedson Fernandes.
Hal itu sudah cukup menjadi bukti betapa jengahnya publik Kara Kartallar (Elang Hitam) padanya.
Dapat dipastikan jika kini opsi untuk dipermanenkan oleh Besiktas sudah tidak lagi mungkin bagi seorang Dele Alli.
Siapa yang menyangka jika sebelumnya wonderkid yang disebut-sebut akan jadi bintang besar seperti Paul Gascoigne atau Wayne Rooney tersebut malah akan menjalani karier sedemikian muram saat usianya baru 26 tahun.
1. Awal Popularitas
Bamidele Jermaine Alli mulai mencuri perhatian publik saat ia dibeli oleh Tottenham Hotspur dari klub divisi ketiga Inggris, MK Dons.
Harganya terbilang tinggi, 6,63 juta Euro, namun The Spurs memang punya rencana besar dengan remaja yang masih ingusan tersebut.
Setelah menjalani masa peminjaman di Dons selama dua musim, barulah Alli ditarik ke Tottenham pada Mei 2015.
Dengan cepat ia menjadi idola baru di London Utara dan buah bibir di seantero Inggris juga Eropa.
Total 46 laga di semua ajang Alli mainkan bersama Tottenham dan 10 gol sukses ia gelontorkan.
Manajer The Lilywhites saat itu, Mauricio Pochettino, memposisikannya sebagai gelandang serang dengan peran mirip Thomas Muller di Jerman dan Bayern Munchen sehingga kecerdasan Dele Alli mengizinkannya untuk menembak dan mengkreasikan peluang.
Ketajamannya semakin terlihat di musim kedua. 22 gol disarangkan Alli di 2016/2017 dan namanya mulai diprediksi akan jadi bintang besar di masa depan.
Rumor transfer yang menghubungkannya dengan klub-klub raksasa macam Manchester United dan Real Madrid pun bermunculan meski pada akhirnya ia tetap setia bersama Tottenham Hotspur.
Akan tetapi justru rangkaian cedera di musim 2018/2019 membuat Alli perlahan mengalami penurunan. Sejumlah rumor juga mengklaim jika pemain setinggi 188 cm itu mulai diganggu dengan kehidupan di luar lapangan.
Setelahnya Dele Alli tidak pernah menjadi sosok yang sama. Tottenham sempat bersabar dan menanti 'kembalinya' sang anak emas namun akhirnya menyerah dan melepasnya ke Everton pada Januari 2022 lalu.
2. Sudah Diperingatkan Mourinho
Kejatuhan dini Dele Alli sebenarnya sudah diprediksi oleh Jose Mourinho yang merupakan mantan pelatihnya di Tottenham Hotspur.
The Special One tahu jika dirinya menangani pemain dengan talenta spesial dalam diri Alli namun tidak memiliki kemauan besar lagi untuk sukses di dalam lapangan.
Mourinho saat masih menukangi Manchester United bahkan pernah dibujuk oleh Sir Alex Ferguson, manajer legendaris The Red Devils, untuk membeli Alli.
Hanya saja Sir Alex rupanya kala itu belum tahu jika sifat asli Alli rupanya mungkin terlalu buruk untuk jadi superstar di Old Trafford.
Dalam seri dokumenter buatan Amazon yang membahas Tottenham, All In or Nothing, ada adegan dimana Jose Mourinho sempat memberikan nasehat pada Dele Alli untuk mengubah sikap karena karier pemain sepakbola sangat pendek.
"Usia saya saat ini 56 dan kemarin rasanya saya masih 20 tahun. Waktu cepat berlalu. Suatu hari nanti mungkin anda akan menyesali apa yang tidak bisa anda capai," ujar Mourinho pada Alli.
"Saya tidak berharap anda menjadi man of the match setiap pertandingan. Saya tidak memberi target bikin gol setiap laga. Saya hanya ingin memberi wejangan agar jangan sampai menyesal di kemudian hari," lanjutnya.
Benar saja, meski Mourinho lebih dulu didepak oleh Tottenham namun prediksinya soal Alli semakin terlihat akan jadi kenyataan.
Besiktas sejauh ini baru memainkannya di sembilan laga dengan catatan dua gol sehingga Dele Alli hanya punya Everton untuk membalikkan situasinya sendiri.
Ia tidak boleh lupa jika usianya baru 26 tahun. Cukup atau tidaknya sisa kariernya untuk membuktikan jika Jose Mourinho salah hanya Dele Alli sendiri yang bisa menentukan.