Eks Vasco da Gama Bicara Kehidupan Kota, Persis Solo dan Potensi Sepak Bola Indonesia
INDOSPORT.COM - Felipe Chaves de Farias sangat menikmati kehidupan barunya di Indonesia. Felipe senang melihat budaya di kota Solo, bekerja bersama Persis Solo di Liga 1 dan melihat sepak bola Indonesia berkembang.
Persis Solo menjadi klub pertama Felipe di Indonesia. Sebelum terbang ke Asia, Felipe pernah menjadi bagian dari dua klub besar Brasil, Vasco da Gama dan Fluminense.
Felipe menjabat sebagai pelatih fisik sejak era Jacksen Tiago menjadi pelatih Persis Solo. Ketika Jacksen bergeser menjadi direktur teknik Persis Solo, Felipe tetap bersama tim senior dengan rekan pelatih yang berbeda.
Bagi Felipe, kehidupan baru dalam kariernya berjalan menyenangkan. Felipe tak sekadar bersentuhan dengan sepak bola, namun juga sisi lain keberagaman budaya kota Solo.
Dalam beberapa kesempatan, Felipe membagikan momen tentang kehidupan muslim di Solo. Felipe juga sempat mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed yang merupakan pemberian dari Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed.
"Saya sangat menyukai budaya Muslim, dan saya mencoba belajar sendiri tentang historia kota ini," kata Felipe, Senin (26/12/22).
Sebagai warga Brasil, Felipe merasa diterima dengan baik oleh lingkungan barunya. Hal ini yang membuat Felipe ingin lama berkarir di Indonesia, terkhusus Persis Solo.
"Saya merasa sangat senang tinggal di sini. Orang Indonesia sangat karismatik dan saya berharap bisa tinggal di sini untuk waktu yang lama," tutur Felipe.
Di tengah kesibukan bersama Persis Solo, Felipe rajin menyusuri setiap jalan di Solo. Keberadaan Fabiano Beltrame dan Jaimerson Xavier juga bisa membantunya lebih mengenal Indonesia.
Namun, Felipe tak ingin sekadar berkutat di lingkungan orang Brasil. Dia sedang dalam proses untuk lebih mengenal dan mempelajari bahasa Indonesia.
"Saya sangat suka berjalan-jalan dan berinteraksi dengan orang Indonesia, minum kopi di tempat yang berbeda, serta mencoba belajar berbicara bahasa," jelas Felipe.
"Indonesia benar-benar memberikan banyak kebaikan sampai-sampai saya tidak banyak merasakan nostalgia Brazil. Jadi, saya rasa tidak ada tempat khusus, di kota Solo semuanya menarik bagi saya, karena semuanya baru dan istimewa," lanjut Felipe.
1. Kagumi Sepak Bola Indonesia
Sebelum tiba di Indonesia, tak banyak interaksi Felipe dengan Liga 1. Ia hanya mengetahui informasi tentang Indonesia dari orang-orang Brasil yang lebih dahulu ke Indonesia, termasuk Jacksen Tiago.
Menurut Felipe, Indonesia sedang dalam perjalanan yang bagus menuju panggung yang lebih besar. Ia tak kaget jika suatu saat nanti sepak bola Indonesia lebih berprestasi dari sekarang.
Apalagi sepak bola Indonesia punya bekal fanatisme dari masyarakatnya. Sebelum tragedi Kanjuruhan, setiap stadion benar-benar penuh oleh suporter, termasuk Stadion Manahan Solo.
"Sepak bola Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang. Kehangatan suporter adalah sesuatu yang tidak biasa. Saya melihat Indonesia 15 tahun ke depan dengan kemungkinan besar tampil di pentas sepak bola dunia," kata Felipe.
Felipe coba berkontribusi dengan memberi sentuhan Brasil pada Persis Solo. Dalam perkembangannya, sepak bola Brasil dan negara-negara lain sangat mengandalkan kekuatan fisik.
"Sepak bola Brasil dan dunia saat ini banyak didasarkan pada latihan kekuatan untuk berkontribusi dalam meningkatkan performa atlet, dan saya telah menerapkan metode ini di sini dan berhasil, mengingat performa fisik atlet kita dalam pertandingan," jelas Felipe.
"Persis Solo adalah satu-satunya klub yang tidak menghentikan latihan dan secara fisik tidak mengalami masalah cedera serius. Kami menutup putaran pertama Liga 1 ini dengan baik secara teknis dan fisik," imbuh Felipe.
Felipe tak sabar menantikan putaran kedua Liga 1 2022/2023. Felipe bersama Persis Solo berhasrat untuk terus menapaki peringkat yang lebih baik dari sekarang.