Liga 1: Madura United Bersikap Terbuka Perihal Sistem Untuk Putaran II
INDOSPORT.COM - Madura United menyatakan sikap secara terbuka perihal segala kemungkinan yang bisa terjadi pada putaran kedua Liga 1 Indonesia 2022-2023.
Khususnya soal penerapan format kompetisi yang belum diputuskan secara resmi oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1.
Apakah putaran kedua akan berlanjut kembali dengan sistem buble layaknya enam pekan sisa paruh pertama yang rampung pada Desember kemarin.
Atau sebaliknya, bisa saja PT LIB kembali menerapkan sistem kandang-tandang sebagaimana regulasi kompetisi sepanjang paruh kedua nanti.
Bagi Madura United, dua opsi itu tidak menjadi masalah. Yang paling penting, kebijakan PT LIB mesti bisa memuaskan seluruh kontestan.
Jika memang berlanjut kembali dengan sistem kandang dan tandang seperti awal musim, tentu banyak aspek yang memberi benefit kepada klub.
"Kalau toh misalnya, putaran kedua Liga 1 dilanjutkan dengan sistem home away, saya setuju saja," ungkap Achsanul Qosasi ketika hadir di Bantul, Selasa (20/12/22).
Tentu saja akan ada sejumlah aspek yang patut dipertimbangkan PT LIB maupun klub jika sistem kandang-tandang kembali diterapkan.
"Untuk kepentingan komersial klub, suporter, dan segala macam. Euforia bisa muncul lagi di Indonesia. Ya sudah, kami mendukung (putaran kedua berlanjut secara homa and away)," imbuh figur kelahiran Sumenep, Madura tersebut.
1. Sistem Bubble Juga Bisa
Sebelumnya, Achsanul Qosasi juga ikut menyampaikan pendapatnya supaya Liga 1 2022-2023 kembali melanjutkan sistem buble untuk putaran kedua mendatang.
Menurut orang nomor satu di Madura United itu, penerapan sistem bubble lebih berlandaskan kepada asas keadilan untuk seluruh klub.
"Secara kepentingan tim untuk keadilan, memang ada baiknya (Liga 1) ini dilanjutkan dengan sistem buble, untuk keadilan ya," tandas Achsanul.
Sistem bubble sendiri dijalankan PT LIB sembari menunggu kepastian regulasi sistem pengamanan laga di Liga 1 2022-2023. Hal ini sebagai konsekuensi atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang memakan banyak korban jiwa di Malang, 1 Oktober silam.