Melihat Stadion Kanjuruhan, Jelang 100 Hari Memperingati Tragedi Kemanusiaan
INDOSPORT.COM - Tanpa terasa, Tragedi Kanjuruhan segera memasuki peringatan ke-100 hari pada Minggu (08/01/23) mendatang.
Selama tiga bulan berlalu, seiring pula belum ada penuntasan nyata dari kasus tragedi yang merenggut ratusan korban jiwa tersebut.
Tragedi kemanusiaan itu sendiri terjadi seusai peluit panjang berbunyi dalam Derby Jatim di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22) lalu.
Arema FC selaku tuan rumah, gagal memaksimalkan dukungan puluhan ribu suporter setelah kalah 2-3 menjamu Persebaya Surabaya.
Insiden lantas meletus seusai pertandingan. Suporter masuk ke lapangan lantas diperparah dengan prosedur yang diterapkan pihak pengamanan.
Tercatat ada 135 orang meninggal dunia dengan ratusan lainnya mengalami luka-luka baik ringan, sedang maupun berat.
Itu merupakan data terakhir yang disimpulkan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, pada Senin (24/10/22) yang lalu.
Sejak saat itu, semua kompetisi sepak bola di Indonesia harus berhenti total. Baik jadwal-jadwal laga di Liga 1, 2 hingga 3.
Kendati setelah dua bulan, Liga 1 kembali berlanjut dengan sistem buble di Jawa Tengah dan Yogyakarta, untuk merampungkan putaran satu.
Lantas, bagaimana kondisi terkini Stadion Kanjuruhan? Indosport menyajikan sederet fakta perihal markas Arema FC itu pada Selasa (03/01/23).
1. 1. Pengunjung Sepi
Tiga bulan setelah terjadinya tragedi, situasi Stadion Kanjuruhan berangsur sepi dari kunjungan warga Malang dan sekitarnya.
Sebelumnya, hampir setiap hari area parkir barat stadion selalu dipenuhi kendaraan roda dua maupun motor.
Mereka merupakan warga yang ingin menengok langsung tragedi di lokasi kejadian. Tujuan mereka tentu untuk berdoa.
Banyak pula di antara mereka yang berasal dari luar Malang. Pemandangan ini tersaji ketika pada akhir pekan sejak tragedi pada Sabtu (01/10/22) lalu.
Tujuan mereka sebagian besar sama, yaitu dengan berkunjung ke patung Singa Tegar Jawara maupun Gate 13 stadion.
2. Mulai Rapi
Stadion Kanjuruhan berangsur seperti sedia kala sebagaimana sebelum terjadinya tragedi yang menewaskan 135 orang itu.
Ketika siang hari dan di hari kerja, pemandangan lalu lalang orang tak terlalu ramai. Aktivitas perkantoran maupun penyewa kios juga berjalan biasa.
Yang terlihat mencolok, adalah pemandangan pada dua spot kunjungan warga ketika memanjatkan doa ke Stadion Kanjuruhan.
Pondasi pada patung Singa Tegar Jawara sudah bersih dari deretan karangan bunga maupun tebaran kembang tujuh rupa dari pengunjung.
Hal yang sama juga tampak di seluruh gate alias pintu stadion. Terutama Gate 13 yang sudah ditata serapi mungkin dengan batas paving dalam menampung kembang.
3. Rumput Liar
Pada bagian dalam stadion, pemandangan juga sudah berbeda. Tribun yang biasanya ditempati Aremania sudah mulai kusut.
Sementara pada bagian lapangan, sudah tak terlihat lagi garis-garis penanda Johan Ahmat Farizi dkk ketika bertanding.
Batasan lapangan sudah tertutupi dengan rumput maupun semak-semak yang tumbuh liar dengan ketinggian nyaris selutut.
Area seattle ban juga terlihat ada pembiaran. Kursi-kursi panitia pelaksana bekas kesibukan mengorganisasi pertandingan berjejer tak rapi.
Begitu pula garis polisi berwarna kuning yang masih membentang di sejumlah titik area tribun bagian dalam.