Dedikasi Panjang Hugo Lloris Bersama Timnas Prancis: Tak Kalah Setia dari Lilian Thuram
INDOSPORT.COM - Hugo Lloris baru saja mengakhiri kariernya bersama Timnas Prancis, memutuskan pensiun di usia 36 tahun.
Keputusan tersebut ia ambil tidak lama setelah Timnas Prancis ditekuk Argentina di final Piala Dunia 2022.
Tentu saja, keputusan tersebut sudah ia pertimbangkan dengan sangat matang.
Penjaga gawang kelahiran Nice itu pun mengakhiri pengabdian untuk timnas ketika merasa waktunya sudah tepat.
“Saya telah memutuskan menghentikan karier internasional saya, dengan sebuah perasaan bahwa saya telah memberikan segalanya,” ucapnya seperti diwartakan BBC.
“Saya rasa penting untuk mengumumkannya sekarang, sekitar dua setengah bulan sebelum kualifikasi Euro dimulai,” tambahnya lagi.
Dengan mundurnya Hugo Lloris, pos penjaga gawang Timnas Prancis selanjutnya mungkin akan diamanatkan ke Mike Maignan.
Jika demikian, tentu ini adalah kesempatan besar bagi penjaga gawang AC Milan tersebut untuk meniti karier lebih tinggi lagi di level timnas.
Apalagi, beberapa waktu lalu di Piala Dunia 2022 ia tidak ikut ke Qatar karena cedera. Kesempatannya untuk unjuk gigi pun turut menguap saat itu.
Namun kini setelah mendapat promosi, tantangan terdekat Mike Maignan bersama Les Bleus setelah Hugo Lloris pensiun bakal bermuara di kualifikasi Euro 2024.
1. Dedikasi Panjang Hugo Lloris untuk Timnas Prancis
Hugo Lloris sudah jadi penjaga gawang yang diandalkan Timnas Prancis dari masa ke masa, apalagi saat era Didier Deschamps.
Debut pertamanya terjadi pada 2008 di sebuah laga persahabatan kontra Uruguay. Pada waktu itu, usianya masih 20 tahun.
Ya, kurang lebih 14 tahun sudah ia mengabdi untuk Les Bleus. Sungguh waktu yang tidak sebentar, memang.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila Hugo Lloris telah mencetak banyak rekor serta catatan-catatan menarik.
Ia menjadi kapten Timnas Prancis sebanyak 121 kali dan mencatatkan 145 caps saat berlaga di final Piala Dunia 2022.
Jumlah caps tersebut pun menyalip rekor milik legenda Timnas Prancis, Lilian Thuram (142).
Dari perjalanannya yang panjang sebanyak 145 caps tersebut, Hugo Lloris telah makan banyak garam selama beseragam Les Bleus.
Namun jika harus memilih satu, mungkin yang paling berkesan adalah menjadi kapten saat Les Bleus menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia.
Selebihnya, eksistensi kiper bernama lengkap Hugo Hadrien Dominique Lloris ini juga tidak terelakkan mengingat partisipasinya yang masif di berbagai kompetisi besar.
Ia telah bermain di tujuh turnamen akbar sepanjang kariernya, termasuk Piala Dunia 2018 dan Euro 2016 ketika Timnas Prancis ditekuk Portugal di final.
2. Alasan Pensiun dari Timnas Prancis
Bukan hanya itu. Hugo Lloris pun membawa Les Bleus juara UEFA Nations League untuk pertama kalinya di edisi 2020-2021.
Meski usia 36 masih cukup masuk akal baginya untuk melanjutkan karier sebagai penjaga gawang, Hugo Lloris merasa mundur adalah keputusan yang jauh lebih tepat.
Pasalnya, ia yakin Timnas Prancis saat ini sudah memiliki penjaga gawang yang tepat untuk menjadi suksesornya.
Alih-alih menahan lajunya untuk naik pangkat, mengapa tidak merelakannya saja? Mungkin hal inilah yang ada di benak Hugo Lloris sebagai seorang senior, veteran, sekaligus leader di timnya.
Terlebih lagi, di usianya saat ini, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk beristirahat dan bercengkerama bersama orang-orang tercinta.
“Ada penjaga gawang yang sudah siap dan saya butuh lebih banyak waktu untuk diri saya sendiri, untuk keluarga, dan juga anak-anak,” ucapnya seperti diwartakan laman France24.
“Menjadi penjaga gawang selama 14 tahun setengah musim adalah hal hebat, tapi juga melelahkan secara mental,” tambahnya lagi.
Dengan melepas salah satu beban dalam kariernya, pria kelahiran 26 Desember 1986 itu berharap bisa lebih merelaksasikan diri dan tampil lebih bugar.
Apalagi untuk saat ini ia masih menjadi pemain penting di klubnya, Tottenham Hotspur.
Selain dirinya dan Fraser Forster, Tottenham Hotspur sejauh ini mengantongi kiper yang masih butuh mengumpulkan jam terbang seperti Brandon Austin dan Alfie Whiteman.
Sumber: BBC, France24