4 Alasan Kenapa Shin Tae-yong Layak Dipertahankan Meski Gagal Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF
INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia lagi-lagi masih harus menunda mimpi menjuarai Piala AFF setelah pasukan asuhan Shin Tae-yong gugur di semifinal edisi 2022 tempo hari.
Vietnam jadi batu pengganjal bagi Merah-Putih usai dalam dua leg The Golden Star Warriors mampu menang dengan agregat 2-0.
Terhenti di empat besar adalah sebuah penuruan bagi timnas Indonesia mengingat pada Piala AFF 2020 status runner-up bisa mereka rengkuh.
Tak ayal kritikan terutama untuk Shin Tae-yong pun kembali berdatangan. Pelatih asal Korea Selatan itu dianggap tidak punya kapasita yang pas untuk mengangkat prestasi skuat Garuda.
Sejumlah keputusan pria 52 tahun itu seringkali dipertanyakan terutama dalam hal pemilihan pemain depan.
Shin Tae-yong dianggap terlalu menganakemaskan Dendy Sulistyawan untuk mengisi pos 'nomor 9' meski sebenanya striker milik Bhayangkara FC itu statistik golnya tidak terlalu spesial di Piala AFF 2022 dengan dua lesakan di fase grup.
Di skuad timnas Indonesia padahal masih ada penyerang sentral lain seperti Ilija Spasojevic dan Ramadhan Sananta.
Saat Dendy mati kutu di dua leg melawan Vietnam, Spaso hanya diberi cameo yang durasinya hanya 15 menit dari total 180 menit yang tersedia. Sananta malah dibiarkan duduk diam di bench.
Tidak heran jika kemudian desakan bagi PSSI untuk mencopot Shin Tae-yong dari posisinya sebagai pelatih timnas Indonesia pun lagi-lagi terdengar.
Walau demikian kami masih meyakini jika eks nakhoda Korsel di Piala Dunia 2018 itu masih layak diberikan kesempatan pasca kegagalannya yang terbaru. Berikut alasannya.
1. 1. Masih Banyak Agenda Besar di 2023
Semengecewakan apapun penampilan timnas Indonesia di Piala AFF 2022, mengorbankan stabilitas tim yang sudah terbentuk dalam dua tahun terakhir dengan mengganti pelatih tentu bukan langkah yang tepat.
Terlalu banyak agenda besar di tahun ini yang bisa buyar targetnya bila Shin Tae-yong dipaksa lengser dari posisi nakhoda. Ditambah lagi ia pun tidak menangani satu level Merah-Putih saja.
Pada Maret 2023 akan digelar Piala Asia U-20 di Uzbekistan yang tiket lolosnya diraih dengan susah payah. Dua bulan berselang giliran SEA Games di Kamboja yang bergulir.
Hanya jeda beberapa hari kemudian timnas Indonesia akan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Di bulan yang sama Piala Asia pun ikut berjalan membuat Shin Tae-yong akan sangat sibuk.
Belum lagi jika kita ikut memperhitungkan empat FIFA Matchday, Asian Games, serta kualifikasi Piala Dunia 2026. Kalender timnas Indonesia bakal semakin padat.
2. Belum Berkesempatan Tangani Kekuatan Penuh Garuda
Di Piala AFF 2022 memang Shin Tae-yong akhirnya bisa memanggil Jordi Amat usai proses naturalisasinya selesai namun di saat bersamaan timnas Indonesia tetap pincang.
Sandy Walsh yang dijadikan WNI secara bersamaan berhalangan tampil karena alasan larangan klub. Begitu juga dengan bek blasteran yang berkarier di Liga Inggris, Elkan Baggott.
Shayne Pattynama yang diharapkan juga bisa dipanggil masih terhalang birokrasi panjang naturalisasi. Boleh dibilang Shin Tae-yong mempersiapkan skuat Piala AFF 2022 di tengah ketidakpastian.
Sejumlah penggawa keturunan di level junior pun juga masih belum banyak dijajal Shin Tae-yong. Contohnya Ivar Jenner dan Justin Hubner.
2023 bisa jadi waktu yang tepat bagi STY untuk meramu periode terbaiknya di bumi pertiwi andai semua halangan tadi sudah teratasi.
2. 3. Tunjukkan Perkembangan Meski Lamban
Masih tanpa prestasi nyata terutama di tingkat senior adalah salah satu noktah hitam dalam karier Shin Tae-yong bersama timnas Indonesia.
Optimisme yang sempat ia bangun saat menjadi runner-up Piala AFF 2020 lalu seolah sirna dengan predikat semifinalis setahun berselang.
Hanya saja Shin Tae-yong tetap patut diberi jempol untuk bagaimana usahanya mengubah kultur timnas Indonesia dari yang tadinya terkesan lapuk dan busuk kini menjadi lebih bergairah dan seperti tahu kemana harus melangkah.
Dipromosikannya segudang pemain muda berbakat seperti Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rizky Ridho, dan masih banyak lagi jadi salah satu alasannya.
Saat ini memang pencapaian STY masih mendekati nol, namun setidaknya para pemainnya kini masih bisa jadi tulang punggung timnas Indonesia hingga satu dekade lagi.
4. Kontrak Belum Usai
Salah satu alasan terpenting kenapa Shin Tae-yong belum layak diberhentikan oleh PSSI adalah kontrak sang juru latih yang masih tersisa hingga akhir tahun ini.
Bahkan sebelumnya ada wacana untuk menambah masa bakti eks manajer Seongnam Ilhwa itu pasca suksesnya lolos ke Piala Asia 2023 dan menang dalam uji coba kontra Curacao beberapa waktu lalu.
Kestabilan dan konsistensi berperan besar dalam proses menuju sukses dan timnas Indonesia bukan pengecualian.
Sukses yang terlihat instan para rival di Piala AFF seperti Thailand dan Vietnam sebenarnya tidak demikian. Sepakbola mereka sudah lebih bagus dan tertata sehingga pergantian pelatih imbasnya tidak akan sebesar di timnas Indonesia.
Shin Tae-yong lebih dari sekedar layak untuk diberi izin menghabiskan sisa kontraknya oleh PSSI. Setelah itu, baru sama-sama kita nilai kepantasanya untuk diberi perpanjangan atau mencari nakhoda baru yang dirasa bisa mengantarkan Garuda ke masa kejayaan.