Romeo Lavia, Talenta yang Guardiola Sia-siakan dan Balik Menerkam di Southampton vs Man City
INDOSPORT.COM - Ada satu nama yang tidak diduga bakal menonjol di laga Piala Liga Inggris antara Southampton vs Man City pada Kamis (12/01/23) dini hari lalu, Romeo Lavia.
Masih banyak yang belum mengetahui remaja asal Belgia ini namun ia adalah kunci sukses The Saints menggulung The Citizens dengan skor 2-0 dan melaju ke semifinal kompetisi.
Lavia, yang baru berusia 19 tahun, dipercaya oleh Nathan Jones selaku pelatih Southampton untuk menjadi starter di Saint Mary's Stadium meski sang manajer tahu lawan yang dihadapi sangatlah sulit.
Jones sepertinya ingin memanfaatkan fakta jika City melakukan rotasi di lini tengah mereka. Koneksi rapuh Ilkay Gundogan, Kalvin Phillips yang belum fit benar, dan pemain muda Cole Palmer jadi alasan untuk Lavia kemudian dimainkan.
Dan hasilnya luar biasa. Lavia yang diduetkan bersama Ibrahima Diallo sebagai pivot ganda bisa menahan gempuran lawan meski Southampton hanya kebagian 28% penguasaan bola.
Tanda-tanda kekalahan City mulai terlihat sejak menit ke-23 dimana Sekou Mara membuka keunggulan Southampton dengan menyambar crossing rendah Lyanco.
Lima menit berselang giliran Moussa Djenepo yang menggetarkan gawang kawalan Stefan Ortega dengan tembakan jarak jauh terukur. Romeo Lavia menjadi penyumbang assistnya.
Semua bermula dari kecerdikan Lavia untuk keluar dari kurungan tiga pemain Man City, salah satunya Phillips, sebelum melepas umpan terobosan untuk Djenepo.
WhoScored mencatat jika Lavia selama 61 menit di lapangan mampu tampil oke dengan 82% akurasi umpan. Ia juga memenangi satu duel udara dan memenangi enam perebutan bola. Tidak salah jika ia dilabeli sebagai mesin permainan timnya.
Akan tetapi tahukah anda jika sebenarnya Romeo Lavia adalah pemain milik Man City sebelum Southampton beli di awal musim 2022/2023 ini?
1. Korban Kebijakan Transfer City
Ya, Romeo Lavia diboyong oleh Southampton dari akademi Manchester City dengan harga 12,3 juta Euro pada bursa transfer musim panas lalu.
Terdengar mahal memang terutama untuk pemain yang baru punya dua penampilan profesional di Manchester Biru dimana salah satunya dimainkan di ajang Piala Liga Inggris 2021/2022.
Namun kini Lavia membuktikan jika perjudian Southampton padanya memang sudah tepat. Kini ia berevolusi menjadi salah satu rising star paling menjanjikan di Inggris.
Pemuda berdarah Ghana tersebut memang belum bisa menyemen seutuhnya satu tempat di starting XI dengan baru memainkan sembilan (tujuh start) laga Liga Inggris bersama Southampton namun potensinya jelas terlihat.
Berulang kali ia punya momen magis yang membuat publik memuji talent scouting klub asal pesisir tersebut. Terutama di laga Southampton vs Chelsea pada Agustus 2022 lalu.
Lavia menyumbang satu gol yang membuat klubnya menang tipis 2-1 atas wakil ibu kota. Saat itulah namanya kemudian semakin harum meski akhirnya sempat absen nyaris dua bulan penuh akibat cedera hamstring.
Banyak yang bertanya-tanya kenapa pula City harus melepas talenta yang mereka angkut dari tim Belgia, Anderlecht, di medio 2020 silam itu mengingat di saat bersamaan pengganti Fernandinho tengah dicari.
Fernandinho adalah sosok yang tidak tergantikan untuk pos gelandang bertahan City sejak 2013 namun pada akhir musim 2021/2022 lalu ia memutuskan untuk pulang ke Brasil mengingat usianya sudah menginjak 37 tahun.
Alih-alih mempromosikan Romeo Lavia, Man City justru memilih untuk membeli bintang timnas Inggris milik Leeds United yakni Kalvin Phillips seharga 50 juta Euro.
The Sky Blues dianggap telah mubazir karena Phillips sendiri lebih banyak berkutat di bangku cadangan meski berbanderol selangit. Penampilannya pun terbilang tidak istimewa terutama setelah kalah duel dengan Lavia di Saint. Mary's.
2. Buka Borok City dan Guardiola
Hal ini jelas menjadi tamparan keras untuk Man City dan juga manajer mereka, Pep Guardiola.
Pelatih asal Spanyol itu sejak bermukim di Etihad Stadium memang jarang sekali mempromosikan talenta didikan akademi klubnya sendiri.
Padahal Liga Inggris punya aturan ketat soal pemain homegrown namun City dan Guardiola lebih senang mencomot bintang rival demi memenuhi kuota mereka sesuai syarat.
Belakangan kebijakan tersebut kian terlihat absurd karena akhirnya pemain homegrown yang biasanya berpaspor Inggris hanya jadi penghias bench meski dibeli mahal.
Contohnya selain Kalvin Phillips adalah Nathan Ake dan Jack Grealish. Nama kedua bahkan rajin menuai kritik karena banderolnya yang menembus 117 juta Euro.
Di skuat City saat ini pemain asli didikan akademi yang menjadi starter reguler hanyalah Phil Foden. Sementara Cole Palmer dan Rico Lewis hanya sebagai pelengkap dan baru diturunkan di ajang yang kurang penting seperti Piala FA atau Piala Liga Inggris.
Dengan kebijakan tersebut, langkah Romeo Lavia untuk menerima pinangan Southampton musim ini sudah sangat tepat.
Apabila bertahan di City maka kemungkinan besar breakthrough-nya tidak akan datang dalam waktu dekat.
Andai terus menjejakkan kaki ke bumi sembari terus mempertahankan performanya bersama Southampton, bukan tidak mungkin Romeo Lavia akan semakin membuat Man City menyesal telah mensia-siakannya.
Pembuktian tersebut bisa ia tunjukkan dengan membawa The Saints meraih trofi Piala Liga Inggris musim ini.