Liga 1 Tanpa Degradasi, Kapten Persib Bandung: Sangat Mencederai Sportivitas
INDOSPORT.COM - Kapten tim Persib Bandung, Achmad Jufriyanto, mempertanyakan keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi Liga 2 2022-2023 dan Liga 1 tanpa degradasi.
Pasalnya, keputusan dihentikannya kompetisi Liga 2022-2023 yang sebelumnya sudah sempat berjalan, berdampak ke Liga 1 yang saat ini sedang bergulir dengan ditiadakannya regulasi degradasi.
Menurut Jupe sapaan akrabnya, ditiadakannya regulasi degradasi di kompetisi Liga 1 2022-2023 sangat merusak nilai sportivitas dalam kompetisi.
Lantaran, sangat rawan terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam pertandingan, diantaranya pengaturan skor.
"Sangat tidak sesuai dengan sistem sportif yang ada di kompetisi," kata pemain yang turut mengantarkan Persib meraih gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2014 ini.
"Kalau misalnya nanti Liga 2 dan Liga 3 gak ada, kan agak bingung juga, siapa yang turun, siapa yang naik. Sangat mencederai sportivitas kalau menurut saya," tegas Jupe menambahkan.
Sebagai pemain sepak bola, Jupe berharap PSSI bisa mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan kompetisi Liga 2 2022-2023. Karena, dalam kompetisi sepak bola dibutuhkan promosi dan degradasi.
Dengan adanya regulasi dan degradasi, tim peserta kompetisi pasti akan berusaha menampilkan permainan terbaiknya dan bersaing menjadi yang terbaik. Karena, ada target yang ingin diraih.
Sedangkan jika regulasi degradasi ditiadakan, maka peluang terjadinya pengaturan skor dalam pertandingan sangat besar terjadi.
"Jadi harapannya mungkin bisa dipertimbangkan kembali untuk Liga 2 dan Liga 3 bergulir kembali, karena perlu adanya promosi dan degradasi. Kalau misalnya seperti ini rawan banget pengaturan skor dan lain-lain yang kita gak tahu," ungkapnya.
Sejauh ini, Jupe bersama rekan-rekannya di Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) masih mencari solusi, agar kompetisi Liga 2 2022-2023 bisa dilanjutkan kembali dan regulasi promosi serta degradasi diterapkan lagi di Liga 1 2022-2023.
1. Persib Masih Kesulitan Dapatkan Stadion
"Kita masih mencari formula seperti apa, solusi seperti apa. Hari ini (Jumat) juga sebenarnya ada meeting, cuma karena saya latihan jadi nanti bentuknya seperti apa, nanti kita coba cari," jelasnya.
Sementara itu, Persib sendiri saat ini sudah mulai fokus mempersiapkan diri untuk menghadapi putaran kedua kompetisi Liga 1 2022-2023. Sebelumnya, skuat Maung Bandung dijadwalkan akan menjamu Bhayangkara FC.
Namun, laga perdana Persib di putaran kedua kompetisi Liga 1 2022-2023 yang sebelumnya akan digelar pada Senin (16/01/22), dipastikan ditunda.
Menurut Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono, hingga Jumat (13/01/22), pihaknya tidak mendapatkan izin untuk menggelar pertandingan di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi.
Persib sendiri pada putaran kedua kompetisi Liga 1 2022-2023, mengajukan Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, sebagai kandang. Lantaran, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung disiapkan untuk Piala Dunia U-20.
"Izin di Wibawa Mukti kan, enggak dapat. Enggak jadi (di Wibawa Mukti)," kata Teddy Tjahjono saat dihubungi wartawan, Jumat (13/01/22).
Manajemen Persib menurut Teddy, belum bisa memastikan kelanjutan pertandingan perdana skuat Pangeran Biru di putaran kedua kompetisi Liga 1 2022-2023.
Pasalnya, Stadion Pakansari, Bogor, yang dijadikan alternatif untuk kandang skuat Maung Bandung di putaran kedua Liga 1 2022-2023 tidak dapat digunakan.
"Belum tahu, kita sudah kasih ke LIB jadi di Wibawa Mukti gak bisa. Kemudian, kita mengajukan Pakansari juga gak bisa, karena stadionnya dipakai," jelas Teddy.
Manajemen Persib menurut Teddy, sudah memberikan informasi kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi terkait kendala yang dihadapi menjelang pertandingan perdana putaran kedua Liga 1 2022-2023.
"Iya kita sudah kasih tahu ke LIB mengenai kendala yang dihadapi," ucap Teddy.
Mengenai opsi memindahkan kandang ke Yogyakarta, Teddy menilai manajemen tidak memiliki rencana seperti itu. Pasalnya, dia ingin tim kebanggaan Bobotoh bermarkas di Jawa Barat.
"Nggak, kejauhan (Yogyakarta). Kita maunya Jabar saja," tegas Teddy.