Komitmen Brajamusti Jaga 'Mataram is Love' dan Suarakan Pembaruan PSSI Lewat PSIM
INDOSPORT.COM - Suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti, berpartisipasi memperbaiki sepak bola Indonesia dengan menjaga komitmen 'Mataram is Love'. Brajamusti juga menginginkan pembaruan PSSI lewat suara PSIM di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Kehadiran suporter Persis Solo di Wisma PSIM pada Kamis (19/01/23) malam, merupakan hal mengejutkan. Saat pihak keamanan masih khawatir dengan hubungan suporter Solo-Jogja, suporter Persis Solo justru menyambangi markas besar PSIM.
Kehadiran puluhan anggota suporter berseragam merah-merah ini diterima suporter PSIM, baik itu Brajamusti maupun Maident. Kunjungan ini merupakan bentuk silaturahmi setelah gong perdamaian ditabuh usai tragedi Kanjuruhan.
Setelah laga Persis Solo melawan Persija Jakarta usai, kepulangan para suporter Laskar Sambernyawa juga dikawal suporter Laskar Mataram.
Pengawalan terhadap suporter sekaligus tim Persis Solo dilakukan sampai perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah. Aksi ini memberi pesan bahwa 'Mataram is Love' tak sekadar slogan di spanduk saja.
"Sebagai momen setelah apa yang kita lakukan sebelumnya, mulai dari doa bersama, kita berproses jangan sampai slogan Mataram is Love hanya ada di media sosial. Sedikit demi sedikit kita wujudkan," kata Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin.
Cara menjaga perdamaian bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk ketika mempersilakan suporter Persis Solo datang ke Wisma PSIM.
Ketika suporter Persis Solo dilarang datang ke Stadion Maguwoharjo, Sleman, Muslich senang momentum ini pada akhirnya bisa menjadi forum silaturahmi.
"Selain dengan teman-teman Solo, kita juga saling mengunjungi dengan teman-teman Sleman. Ketika ada acara, kita diundang, begitu pula sebaliknya," ujar Muslich.
"Ini wujud kita bahwa ke depannya ingin sepak bola penuh suka cita, paling tidak dimulai dari wilayah Jogja, Solo dan Sleman," lanjutnya.
1. Pembaruan PSSI
Muslich senang bahwa gong perdamaian tak sekadar melibatkan pengurus dari suporter Solo dan Jogja, tetapi juga dari akar rumput. Ada banyak anggota Brajamusti yang kemudian datang ke Wisma PSIM dan mengantarkan suporter Solo pulang.
"Dengan pihak Kepolisian kita cuma koordinasi, tapi yang mengawal sampai perbatasan ya teman-teman dari laskar," ungkap Muslich.
Komitmen yang dimulai dari suporter diharapkan menjalar ke federasi sepak bola Indonesia, PSSI. Pada tanggal 16 Februari 2023 nanti, akan ada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Brajamusti menaruh harapan besar pada momen KLB PSSI yang menjadi tonggak awal perubahan besar sepak bola Tanah Air.
"Harapannya setelah KLB nanti segera terbentuk kabinet baru, kepengurusan baru, ketua umum, Exco baru, itu ditata ulang, gairah sepak bola Indonesia akan kembali," kata Muslich.
Brajamusti juga turut menyampaikan aspirasi lewat PSIM sebagai salah satu voters pada KLB PSSI.
Kebetulan, Chief Executive Officer (CEO) PSIM, Bima Sinung Widagdo sudah maju dalam pencalonan anggota Exco PSSI periode 2023-2027.
"Kita sudah sampaikan sebelum kemarin berangkat ke kongres biasa, kita ingin benar-benar ada pembaruan di PSSI. Kita ingin figur yang bisa jadi pembeda dalam menjalankan organisasi PSSI, jangan orangnya itu-itu saja," tegas Muslich.
"Kita sampaikan ini lewat klub karena aspirasi kita bisanya memang melalui klub sebagai voters," lanjut Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin.
PSIM Yogyakarta diisukan sebagai salah satu voters yang akan mendukung pencalonan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI, serta Ratu Tisha Destria sebagai wakil ketua umum PSSI.