Menilai 3 Transfer yang Buat Juventus Kehilangan 15 Poin di Liga Italia, Semua Tak Sepadan!
INDOSPORT.COM - Tindakan ilegal di bursa transfer akhirnya membuat Juventus kena batunya. Kini mereka terjun bebas di klasemen sementara Liga Italia usai penghapusan 15 poin.
I Bianconeri yang tadinya menunjukkan tanda kebangkitan dan berdiri di empat besar dengan 37 poin dari 18 laga kini terperosok ke urutan sepuluh musim 2022/2023.
Jangan untuk bersaing menuju titel juara, kini tim asuhan Massimiliano Allegri tersebut sepertinya hanya bisa bermimpi untuk finis di zona kompetisi Eropa.
Ada gap 12 angka dengan rival-rival terdekat mereka di tujuh besar seperti Lazio, Atalanta, dan AS Roma sehingga butuh banyak keajaiban agar Juventus bisa melenting lagi ke papan atas.
Memang tidak ada yang mustahil mengintat Liga Italia 2022/2023 masih menyisakan 20 pertandingan lagi namun Nyonya Tua wajib bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Semua ini bisa dihindari apabila Juventus lebih jujur dalam bertransaksi di bursa transfer. Penggelembungan nilai jual dan beli yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir adalah penyebab jatuhnya sanksi ini.
Penyelidikan oleh FIGC, federasi sepakbola Italia, menunjukkan adanya 22 deal mencurigakan. Semuanya berstatus sebagai transfer dengan metode barter alias pertukaran pemain dengan beberapa diantaranya juga melibatkan uang pelicin.
Tidak semuanya berstatus transfer untuk pemain senior dan yang diperuntukkan untuk memperkuat skuad utama pun banyak yang tidak menghasilkan sukses besar.
Bisa dibilang Juventus mempertaruhkan reputasi dan sukses mereka untuk memboyong pemain-pemain yang tidak punya signifikansi masif.
Kami memilih tiga transaksi paling besar dari 22 yang dianggap tidak wajar oleh FIGC dan berikut ini ulasannya.
1. 'Diperdaya' City dan Karma untuk Bonucci
1. Pertukaran Danilo dan Joao Cancelo (2019)
Baru menghabiskan semusim di Juventus, Joao Cancelo, kemudian dikirim menuju Manchester City untuk ditukarkan dengan Danilo pada musim 2019/2020 silam.
La Vecchia Signora mungkin merasa untung dengan mendapatkan pemain berpengalaman seperti Danilo yang sebelumnya sempat bergelimangan trofi di Real Madrid namun rupanya mereka salah.
Sang bek Brasil memang jadi pemain reguler di Turin dengan 133 penampilan sejauh ini berhias enam gol dan sembilan assist juga masing-masing satu trofi Coppa Italia dan Piala Super Italia namun Cancelo jauh lebih baik.
Bersama City, Cancelo berevolusi menjadi salah satu fullback terbaik dunia. Lebih hebatnya lagi, semua dilakukan dengan cara bermain di sisi kiri meski posisi terbaiknya adalah bek kanan.
Penggawa timnas Portugal itu adalah standar elite untuk pemain bertahan modern dewasa ini dengan suksesnya mengantongi sembilan gol dan 22 assist dari 154 penampilan untuk The Sky Blues.
Lima trofi juga Cancelo menangkan di Etihad Stadium termasuk dua titel Liga Inggris. Besar kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah jika ia tetap berbaju City.
Boleh dibilang Manchester City berhak tertawa lepas usai berhasil mendapatkan bintang kelas dunia dengan menukarkan pemain pelapis mereka ke Juventus.
2. Barter Leonardo Bonucci dan Mattia Caldara (2018)
Setelah satu tahun sempat berkhianat ke AC Milan, Leonardo Bonucci pulang ke pangkuan Juventus di 2018/2019. I Bianconeri menarik kembali si anak hilang dengan mengirimkan Mattia Caldara ke I Rossoneri.
Tampaknya dalam negosiasi ini kubu Merah-Hitam yang merugi karena gap kaliber yang cukup besar di antara kedua pemain namun sepertinya tidak sepenuhnya demikian.
Benar jika Caldara hanya bermain dua kali saja untuk AC Milan sejak kedatangannya di bursa transfer musim panas 2018 dan lebih sering terlunta-lunta karena banyak dipinjamkan namun nasib Bonucci bersama Juventus pun tidak 100% apik.
2. Bisnis Buntung dengan Barcelona
Sang defender senior Italia tidak pernah bisa merebut sepenuhnya simpati tifosi Allianz Stadium karena sempat menyebrang ke kubu rival.
Massimiliano Allegri menurunkan statusnya di urutan kapten tim di belakang Giorgio Chiellini dan Paulo Dybala. Bahkan ketika dua pemain tersebut pindah di akhir musim lalu, banyak yang tidak merestui Bonucci memakai ban lengan.
Pria 35 tahun itu bahkan sempat jadi target umpatan utama fans Juventus saat tim menjalani periode negatif baik di Liga Italia maupun Liga Champions 2022/2023 karena dianggap tidak pantas memimpin ruang ganti.
3. Transaksi Arthur Melo-Miralem Pjanic (2020)
Barcelona dan Juventus mensepakati pertukaran pemain pada bursa transfer musim panas 2020 yang mengharuskan Miralem Pjanic angkat koper ke Camp Nou sebagai ganti mendaratnya Arthur Melo ke Allianz Stadium.
Kini kedua klub mungkin akan menyesali transaksi tersebut karena meski punya harapan tinggi untuk rerkutan masing-masing, baik Pjanic maupun Arthur gagal memberikan kontribusi nyata.
Arthur saat ini masih berstatus sebagai pemain Juventus namun tengah dipinjamkan ke Liverpool usai hanya bikin satu gol dan satu assist saja dari 63 penampilan.
Playmaker asal Brasil itu terlalu sering berkutat dengan cedera sehingga tidak bisa benar-benar 'nyetel' dengan Liga Italia. Bahkan kini di Inggris pun problem yang sama juga jadi rintangannya untuk bermain reguler.
Pjanic setali tiga uang. Tidak hanya gagal meregistrasikan assist maupun gol selama di Barcelona, konflik dengan manajer membuatnya hanya bisa bermain sebanyak 30 kali sebelum dilego permanen ke klub Uni Emirat Arab yakni Sharjah FC pada September 2022 lalu.
Gelandang kreatif timnas Bosnia tersebut secara terbuka menyesali keputusannya untuk berbaju Barcelona yang membuatnya kini tidak lagi di Eropa meski baru berusia 32 tahun.
Itu tadi tiga transaksi mayor Juventus yang membuat mereka kini harus mendapatkan sanksi pengurangan 15 poin di Liga Italia. Silahkan anda nilai sendiri apakah mereka semua itu layak dilakukan meski pada akhirnya membawa bencana.