Memahami Akal Sehat Harry Kane Usai Siap Perpanjang Kontrak di Tottenham Hotspur
INDOSPORT.COM – Menakar logika di balik keinginan Harry Kane memperpanjang kontraknya bersama Tottenham Hotspur, meski dirinya ingin meraih gelar juara. Apakah masuk di akal?
Teka-teki soal masa depan Harry Kane terjawab seiring munculnya kabar bahwa penyerang berpaspor Timnas Inggris itu terbuka untuk meneken kontrak anyar dengan Tottenham.
Kabar peraih tiga gelar top skor Liga Inggris (Premier League) itu akan memperpanjang kontraknya dikabarkan oleh jurnalis The Athletic, David Ornstein.
Dalam kicauannya di media sosial Twitter, David Ornstein menyebutkan bahwa pemain berusia 29 tahun itu akan membicarakan kontrak baru dengan klub asal London Utara itu.
Sebagai informasi tambahan, kontrak eks Leicester City ini bersama Tottenham akan habis pada 2024 mendatang, atau 1,5 tahun lagi.
Sehingga, Tottenham Hotspur ingin memperpanjang kontrak Harry Kane agar menghindarkannya dari banyak buruan klub-klub papan atas.
Sebelumnya, muncul rumor bahwa Harry Kane membuka opsi untuk angkat kaki dari Tottenham. Alasannya pun dikarenakan dirinya ingin meraih gelar.
Oleh karenanya, ia pun sempat berpikiran pindah dari tim berjuluk Spurs itu dan bergabung tim lain agar bisa meraih gelar juara.
Akan tetapi, keinginan meraih gelar juara yang diidam-idamkannya justru dibarengi keputusan Harry Kane membuka opsi bertahan di Tottenham.
Tak ayal, kabar ini menjadi perdebatan di dunia sepak bola. Apakah keputusan Harry Kane bertahan di Tottenham Hotspur dan ingin meraih gelar terbilang masuk di akal?
1. Nirgelar di Karier Profesional
Sebagaimana diketahui, Harry Kane merupakan salah satu pemain hebat saat ini yang justru tak punya gelar juara dalam karier profesionalnya.
Sejak mengecap karier profesional pada 2011 dengan bergabung Leyton Orient, Milwall, Norwich City, dan Leicester City sebagai pemain pinjaman, ia tak pernah mencicipi satu gelar pun.
Pun saat kembali ke Tottenham pada 2013 dan menjadi andalan hingga hampir selama satu dekade. Tak ada satu gelar pun yang bisa diangkat Harry Kane.
Jika pun ada gelar atau trofi yang pernah diangkat kapten Timnas Inggris itu, maka gelar itu adalah Audi Cup semata yang merupakan laga pramusim pada 2019 lalu.
Kenyataan pahit ini pun terbilang ironis. Apalagi jika melihat karier ‘sempurna’ Harry Kane secara inidividu atau sebagai penyerang.
Selain pernah menjadi top skor Liga Inggris sebanyak tiga kali, Harry Kane juga menyabet dua gelar pemain terbaik Inggris.
Apalagi jika melihat catatan terbarunya, di mana Harry Kane mampu mencetak 266 gol bagi Tottenham, yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub.
Torehan 266 gol ini sama dengan Jimmy Greaves yang telah memegang status ini dalam waktu lama. Bisa dikatakan, Harry Kane hanya butuh satu gol saja untuk melewati sang legenda.
Jika melihat semua catatan individu ini, maka Harry Kane hanya memerlukan satu gelar juara saja bersama timnya untuk memiliki karier yang sempurna.
Nahas, semesta tampak tak mendukung. Harry Kane gagal menjadi juara bersama Tottenham Hotspur. Ironisnya lagi, ia justru memilih bertahan meski punya kesempatan menjadi juara bersama klub lain.
2. Tottenham Hotspur Selalu Gagal
Berkaca dari pencapaian Tottenham Hotspur selama satu dekade terakhir, Harry Kane sejatinya punya kesempatan meraih gelar juara.
Kesempatan pertama datang di Liga Inggris musim 2015/16. Saat itu, Tottenham berpeluang menjuarai kancah liga sebelum akhirnya didahului oleh Leicester City.
Lalu selang beberapa tahun kemudian, Harry Kane juga punya peluang menjuarai Liga Champions 2018/19 bersama Tottenham. Tapi, ia harus menerima kenyataan tumbang dari Liverpool.
Tak butuh waktu lama, Tottenham dan Harry Kane kembali memiliki peluang jadi juara Piala Liga Inggris (Carabao Cup) pada 2020/21.
Sayangnya Tottenham memutuskan memecat Jose Mourinho sebelum final dan digantikan Ryan Mason yang belum punya pengalaman sama sekali.
Kegagalan demi kegagalan menjadi juara ini seharusnya menyadarkan Harry Kane bahwa ada waktunya dirinya untuk Move On dan menanggalkan kata ‘setia’ ke Tottenham demi ambisi pribadinya.
Tapi Harry Kane memutuskan setia dan ingin meraih gelar bersama Tottenham, sama seperti Francesco Totti yang loyal kepada AS Roma.
Bedanya, Totti mampu membawa AS Roma meraih gelar dan kebetulan Il Lupi merupakan klub yang identik dengan gelar juara dalam sejarahnya.
Berbeda dengan Tottenham yang justru tak punya riwayat juara. Alhasil, ada baiknya bagi Harry Kane mulai memikirkan ambisi pribadinya agar bisa meraih gelar untuk melengkapi karier hebatnya.