Sama Seperti Zaniolo dengan AS Roma, 3 Pemain Top yang Dimusuhi Klub dan Pendukungnya
INDOSPORT.COM – Setidaknya ada tiga pemain top yang dimusuhi oleh para pendukungnya dan klubnya, sama dengan apa yang dialami Nicolo Zaniolo di AS Roma.
Zaniolo tengah menjadi bulan-bulanan pendukung AS Roma karena membuat situasi di kamar ganti klub ibu kota Italia itu menjadi panas.
Penyebabnya tak lepas dari keinginannya angkat kaki dari klub berjuluk Il Giallorossi itu di bursa transfer musim Januari 2023 ini.
Keinginannya pemain berusia 23 tahun itu hengkang sudah terlihat saat dirinya tak lagi masuk ke dalam skuad AS Roma yang akan bertanding.
Keinginan tersebut kabarnya membuat Tottenham Hotspur dan AC Milan berniat memboyongnya. Klub terakhir bahkan telah melancarkan negosiasi.
Kabarnya, AC Milan telah mencapai kesepakatan dengan Nicolo Zaniolo. Akan tetapi tim berjuluk Rossoneri ini hanya menawarkan opsi pinjaman yang ditolak AS Roma.
Di tengah negosiasi itu, muncul tim Inggris, Bournemouth, yang berani membayar permintaan AS Roma, sebesar 30 juta euro (Rp488 miliar). Tawaran ini diterima oleh AS Roma.
Akan tetapi Zaniolo menolak untuk pindah ke Bournemouth dan membuat transfer ini pun menemui jalan buntu, yang berbuntut akan pembekuan AS Roma terhadap pemainnya itu.
Karena sikap Zaniolo yang berbelit-belit itu, pendukung AS Roma pun marah besar dan melancarkan serangan dan ujaran kebencian kepada bintangnya itu.
Kebencian dari pendukung yang diterima Nicolo Zaniolo di AS Roma ini ternyata mirip dengan tiga pemain top ini yang juga pernah merasakan kebencian dari pendukungnya sendiri. Siapa saja mereka?
1. Dibenci hingga Dimusuhi Klub
1. Gareth Bale
Gareth Bale menjadi contoh nyata pemain yang kehadirannya dibenci oleh pendukung dan bahkan klub itu sendiri, yakni kala masih berseragam Real Madrid.
Sejatinya, Bale lebih layak disebut pahlawan bagi Real Madrid. Sebab, ia mampu memberi La Decima atau gelar Liga Champions ke-10 bagi El Real.
Bahkan, pemain yang baru saja mengumumkan pensiun ini mampu menyumbangkan lima gelar Liga Champions, 4 gelar Piala Dunia Antarklub, 3 gelar LaLiga, 3 gelar UEFA Super Cup, dan 1 gelar Copa del Rey.
Tapi tetap saja Bale menjadi bulan-bulanan fans Real Madrid. Bahkan tak hanya fans, ia juga dimusuhi klub setelah diparkir oleh Zinedine Zidane sepanjang musim dan dipinjamkan ke Tottenham Hotspur.
Kebencian itu memuncak dengan munculnya bendera Wales bertuliskan ‘Wales, Golf, Madrid, In That Order’ yang dianggap mengolok-olok Real Madrid dan pendukungnya.
2. Charles Itandje
Nama Charles Itandje sebenarnya tak begitu ternama. Tapi namanya pernah menjadi perbincangan kala diboyong Liverpool era Rafael Benitez pada 2007 dari RC Lens.
Saat itu, Itandje diharapkan bisa menjadi pelapis sepadan bagi Pepe Reina. Apalagi ia dianggap salah satu kiper terbaik di Liga Prancis saat didatangkan.
Tapi alih-alih bisa menjadi pahlawan bagi Liverpool, Itandje malah jadi pecundang dan bulan-bulanan pendukung serta dibenci oleh seluruh elemen The Reds.
Penyebabnya saat itu adalah sikap Itandje yang malah bercanda saat seluruh elemen Liverpool tengah memanjatkan doa untuk korban Tragedi Hillsborough pada 2009, atau 20 tahun pasca tragedi itu.
Sikapnya itu kemudian terekam kamera dan membuat seluruh pihak Liverpool dan pendukungnya naik pitam, sehingga Itandje kemudian dipecat dan membuat permintaan maaf secara terbuka.
2. Pemain Bermasalah di Inter Milan
3. Mauro Icardi
Mauro Icardi merupakan pemain yang dekat dengan kontroversi, entah itu karena sikapnya atau karena sikap mantan pasangannya, Wanda Nara.
Pendukung Inter Milan tak akan lupa dengan sosok Icardi yang kerap bikin jengkel dan membuat pemain asal Argentina itu dibenci.
Icardi pernah dibenci pendukung Inter Milan atau Ultras karena kedua pihak berselisih pada musim 2014/15 lal usai kalah 1-3 dari Sassuolo.
Kebencian ini kembali berlanjut saat Icardi dan Wanda Nara berulah soal kontrak yang membuat Inter dan para pendukungnya naik pitam.
Persoalan kontrak baru itu lantas membuat Icardi harus kehilangan ban kapten dan bahkan dijauhi oleh rekan-rekannya di Inter.
Barulah kebencian ini mereda seiring kepindahan Icardi ke Paris Saint-Germain pada 2019 dengan status pinjaman dan kemudian dipermanenkan pada 2020.