Sepakbola Tanah Air Berduka, Mantan Pelatih Timnas Indonesia Benny Dollo Meninggal Dunia
INDOSPORT.COM - Dunia sepakbola dalam negeri diterpa kabar duka. Pelatih legendaris yang pernah menukangi timnas Indonesia dan sejumlah klub lainnya, Benny Dollo, berpulang pada Rabu (01/02/23).
Kabar meninggalnya sang juru taktik mulai tersebar setelah mantan kapten skuad Garuda, Firman Utina, mengunggah ucapan belasungkawa di Instagram.
"Selamat jalan om Benny Dollo," tulis Firman singkat dalam kolom caption sembari menunjukkan foto mereka berdua saat sama-sama masih aktif sebagai pemain dan pelatih.
Masih belum diketahui apa penyebab pria yang akrab disapa coach Bendol tersebut menghembuskan nafas terakhirnya karena belum ada informasi dari keluarga dan orang-orang terdekat saat berita ini ditulis.
Namun yang jelas Benny memang sudah berusia lanjut, 72 tahun, yang mana jadi salah satu alasan ia tidak pernah menukangi kesebelasan profesional lagi sejak 2016 silam.
Pada awal Juli 2022 lalu ia sempat menkalani perawatan di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang.
Menurut keterangan dari pihak RS kala itu Benny Dollo mengalami sesak nafas dan juga sejumlah gejala sakit yang lain seperti gangguan ekskresi hingga muntah-muntah.
Hanya saja sekali lagi perlu ditekankan jika penyakit yang sama belum tentu menjadi alasan meninggalnya manajer kelahiran Manado, Sulawesi Selatan, itu.
Yang jelas nama Benny Dollo akan selalu dikenang sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah dilahirkan oleh negeri ini.
Pengalaman memegang timnas Indonesia lebih dari satu periode dan juga sejumlah klub besar tanah air lainnya menjadi bukti sahih kehebatannya di technical area.
1. Sosok Pelatih Top
Benny Dollo sudah mulai menjadi pelatih sepakbola sejak awal dekade 80 dimana ia memulai semuanya sebagai nakhoda kesebelasan amatir Tiong Hoa Hwee Koan atau yang juga dikenal sebagai Union Makes Strength (UMS).
Setelahnya kesempatan untuk menjajal kemampuan bersama tim pro pun datang pada 1987 kala ditunjuk sebagai bos Pelita Jaya Jawa Barat.
Selama kurang lebih tujuh tahun di sana Benny membangun reputasi seagai juru latih jempolan.
Masing-masing tiga kali juara dan runner-up Galatama mampu ia persembahkan untuk Pelita.
Setelahnya ia keliling nusantara dengan status pelatih Persita Tangerang (tiga kali), Persitara Jakarta Utara, Persma Manado, Arema Malang, Persija Jakarta (dua kali), Mitra Kukar, dan Sriwijaya FC.
Di sela-selanya Benny Dollo juga menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia untuk dua periode penuh (2000-2001 dan 2008-2009) dan sekali sebagai caretaker (2015).
Tidak cuma pandai dalam mengolah taktik dan formasi, namun sosok bernama lengkap Benny Selvianus Dollo itu juga dikenal sebagai pengorbit talenta jempolan.
Firman Utina dianggap publik sebagai polesan terbaik sang maestro. Sampai kini nama Firman dikenang sebagai salah satu jenderal lapangan tengah terbaik timnas Indonesia.
Keduanya pertama kali bahu membahu di Persma Manado. Kemudian Firman ikut di belakang Benny saat berada di Persita Tangerang, Arema Malang, Persija Jakarta, dan tentu saja timnas Indonesia sehingga dianggap punya hubungan bak ayah dan anak.
Tidak heran jika kemudian Firman Utina jadi salah satu yang pertama tahu soal kabar meninggalnya Benny Dollo. Selamat jalan coach Bendol.