Duh! Setelah Manchester City, Kini Giliran PSG Ikut Terseret Penyelidikan
INDOSPORT.COM – Menyusul tuduhan yang berikan kepada Manchester City, Paris Saint-Germain (PSG) kini dilaporkan sedang diselidiki atas dugaan praktik kerja paksa.
Belakangan ini media sosial masih dihebohkan dengan tuduhan yang ditujukan kepada Manchester City dari Liga Inggris (Premier League).
Laporan tersebut pertama kali diungkapkan oleh jurnalis The Times, Martyn Ziegler, pada Senin (6/2/23), yang menyebut bahwa Man City terkena lebih dari 100 tuduhan pelanggaran aturan keuangan.
Pelanggaran aturan keuangan dilakukan oleh The Citizens selama periode sembilan tahun yang terhitung sejak 2009-2010 hingga 2017-2018.
Ziegler juga menambahkan jika tuduhan tersebut terbukti, kemungkinan sanksi yang akan menjerat Manchester City adalah pengurangan poin hingga dikeluarkan dari Liga Inggris.
Terbaru, Ben Jacobs melaporkan bahwa menyusul Man City, kini Paris Saint-Germain (PSG) dilaporkan sedang diselidiki atas dugaan praktik kerja paksa berdasarkan kantor kejaksaan Paris.
Hanya saja, menurut laporan dari Jacobs sumber yang dekat dengan Nasser Al-Khelaifi mengungkapkan bahwa mereka belum menerima dokumen resmi atas dugaan tersebut.
“PSG sedang diselidiki atas dugaan kerja paksa menurut kantor kejaksaan di Paris, meskipun sumber yang dekat dengan klub mengatakan mereka belum menerima dokumen resmi,” kata Ben Jacobs.
Laporan ini tentu cukup mengejutkan, karena dua klub super kaya raya bisa beriringan menerima penyelidikan meski kasus yang diselidiki berbeda.
Tentu kasus yang melibatkan Manchester City dan Paris Saint-Germain telah menambah daftar baru, menyusul pelanggaran yang dilakukan Juventus tempo hari.
1. Tuduhan Praktik Kerja Paksa di PSG
Lebih lanjut mengenai tuduhan praktik kerja paksa yang dilakukan Paris Saint-Germain, Ben Jacobs menyebutkan jika tuduhan itu dikeluhkan oleh Hicham Bouajila.
Keluhan praktik kerja paksa diluncurkan oleh Bouajila yang mengaku bekerja sebagai penasihat untuk Nasser Al-Khelaifi, presiden PSG.
Bouajila menuduh jika dia hanya mendapat bayaran dengan sistem sporadis melalui akademi tenis yang berbasis di Doha.
Hanya saja, keluhan tersebut lantas ditepis oleh juru bicara QSI dengan menyebutkan bahwa Bouajila tidak pernah dipekerjakan oleh PSG.
Bahkan, klub tidak akan memberikan komentar apa pun terkait permasalahan individu yang cenderung dibuat-buat.
“Tuan Bouajila tidak pernah dipekerjakan oleh PSG atau beIN,” kata juru bicara QSI.
“Klub tidak akan membuat komentar apapun tentang individu yang memberikan dan memperdagangkan misinformasi serta memanipulasi media,” tegasnya.
Meskipun tuduhan yang dikeluhkan oleh Bouajila masih belum dapat dipastikan kebenarannya, namun hal ini bisa menjadi alarm bagi PSG.
Pasalnya pada tahun lalu, Presiden LaLiga Javier Tebas juga pernah mengklaim bahwa PSG telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Javier Tebas mempertanyakan pemasukan PSG setelah mendatangkan Lionel Messi pada musim panas secara bebas transfer dengan menambahkan gaji cukup fantastis.
Oleh karena itu anggaran pengeluaran Paris Saint-Germain diyakini jauh lebih besar dari pemasukan karena harus menggaji sejumlah pemain bintang seperti, Neymar, dan Kylian Mbappe.
Sumber: Ben Jacobs