Tuduh Man City Langgar Aturan Finansial, Operator Liga Inggris Terancam Dihujat Satu Dunia
INDOSPORT.COM - Premier League selaku operator Liga Inggris terancam menjadi bahan hujatan penduduk dunia, setelah mendakwa Manchester City melanggar aturan finansial.
Menurut legenda Manchester United, Gary Neville, pihak Premier League hanya melontarkan tuduhan tanpa bukti terhadap Manchester City.
Seperti diketahui, Manchester City belum lama ini dituduh telah melakukan lebih dari 100 pelanggaran aturan finansial/financial fair play di Liga Inggris.
Tidak ayal, selain menjadi buah bibir publik sepak bola, skandal ini juga membuat skuat asuhan Pep Guardiola dalam bayang-bayang sanksi serius.
Mereka bisa saja mendapat larangan bermain di Liga Inggris, pengurangan poin hingga dilarang menjajaki bursa transfer pemain. Bahkan, gelar juara pun bisa dilucuti.
Meski demikian, tuduhan Premier League ke Manchester City itu untuk sekarang belum sepenuhnya bisa dibuktikan.
Menanggapi hal ini, Gary Neville pun menuntut agar operator Liga Inggris itu mampu membeberkan bukti kuat dalam persidangan The Citizens.
Pasalnya, apabila pihaknya gagal dalam pembuktian, publik dunia akan ramai-ramai mengecam tuduhan tak berasas tersebut.
Selain itu, para pencinta sepak bola dunia akan menilai bahwa Liga Inggris menjadi kompetisi papan atas yang tidak berkompeten.
"Mereka (Man City) memiliki pertarungan besar dan hanya akan ada satu pecundang nanti yang keluar. Liga Inggris bisa dianggap tidak kompeten jika mereka tidak dapat membuktikan dakwaannya," Neville, dikutip dari Daily Mail, Senin (13/2/23).
1. Siapa yang Bersalah?
Legenda bek Timnas Inggris, Gary Neville, sejauh ini memang paling gencar menggaungkan perubahan regulasi Liga Inggris ke arah yang lebih baik.
Mengingat dalam 10 tahun terakhir, peraturan liga masih bisa dibilang belum ada kata adil di dalamnya.
Kasus Manchester City tersebut sejatinya bukan kali pertama menghebohkan publik Inggris. Tim besutan Pep Guardiola ini sempat dilarang tampil dua tahun di kompetisi Eropa.
Namun sanksi tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional, setelah Man City menang banding.
Lolos dari jeratan hukum di 2020, kini Man City tersandung lagi kasus serupa setelah Premier League kembali membuka penyidikan sejak 2019.
"Jika mereka melanggar, maka harus dihukum seberat-beratnya. Tapi jika mereka tidak melanggar, maka Premier League akan menurunkan reputasinya," terang Gary Neville.
"Saya sedikit ragu tentang dakwaan Premier League, pasalnya mereka sempat mengubah enam dakwaannya, muncul di surat kabar bahwa mereka salah tahun dan itu benar-benar ceroboh jika mereka sudah menyelidiki kasus ini selama 4 tahun."
Di lain sisi, Pep Guardiola menegaskan bahwa dirinya akan tetap bertahan di Man City, meski klubnya terbukti bersalah.
Pernyataan ini kontrak dengan omongan Pep sebelumnya, yang dengan lantang akan hengkang jika tim di belakang layar terbukti membohongi dirinya soal keuangan klub.
Pep sendiri saat ini masih ingin mempercayai rekan kerjanya dan akan terus menganggap bahwa mereka benar sampai terbukti bersalah.
Sumber: Daily Mail