Jabat Sebagai Ketum, Erick Thohir Dituntut Berantas Politik Kotor di Bawahan PSSI
INDOSPORT.COM - Erick Thohir resmi terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI 2023-2027. Sebagai pemegang kendali tertinggi federasi tersebut, ia dituntut berantas politik kotor.
Erick Thohir berhasil mengalahkan pesaingnya dalam pencalonan Ketum PSSI. Keputusan tersebut keluar saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada Kamis, (16/2/23).
Di hari pertama menjabat sebagai Ketum, Erick Thohir berencana akan menggelar sejumlah program dengan klub-klub Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 Indonesia.
Hal itu ditujukan agar semua pihak bisa mendapati regulasi yang jelas, serta memperbaiki kua kompetisi. Erick Thohir bakal menggelar pertemuan FIFA untuk memberantas match fixing.
"Rencananya tanggal 19 jam 5, di situ juga perwakilan FIFA hadir. Ya salah satunya bagaimana kita membersihkan match fixing. Nanti kita coba tawarkan aturan, siapa yang main kita sepakati," ujar Erick Thohir dalam sesi konferensi pers pasca KLB PSSI.
Kendati demikian, saat hadir dalam acara Mata Najwa bertajuk "PSSI Era Baru", Erick mendapati tuntutan dari seorang pandit football Indonesia, Andreas Marbun.
Menurut Andreas, selama ini PSSI terlalu banyak proses politik. Pihaknya juga menyoroti drama dan akrobat politik yang terjadi di Kongres Luar Biasa PSSI kemarin.
Oleh karena itu, Andreas mengatakan pekerjaan terbesar federasi sepak bola Indonesia ini adalah memangkas proses politik yang tidak sehat.
"Kalau kita lihat proses politik di Asprov di Askot sama juga, ada pemilihan juga di bawah, ada dram-drama juga," katanya, dikutip INDOSPORT.COM.
"Hal itu menurut saya yang seharusnya dipangkas gitu, agar kemudian visi misi besar PSSI tidak terganggu dengan urusan-urusan itu," sambungnya.
1. Diharapkan Bawa Perubahan
Lebih lanjut, Andreas Marbun mengungkapkan, segudang pengalaman Erick Thohir di dunia olahraga internasional menjadi angin segar bagi PSSI.
Nama Erick Thohir tentu sudah tak asing di dunia olahraga, khususnya sepak bola nasional maupun internasional.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu pernah 9 tahun menjadi bagian dari PT PBB, perusahaan yang menaungi klub Persib pada 2011-2019.
Selain itu, ia juga sempat menjadi pemegang saham klub asal Amerika Serikat, DC United pada tahun 2012 silam.
Kala itu, sosoknya berhasil menyelamatkan DC United yang mengalami krisis keuangan dan tren negatif di MLS.
Erick Thohir juga pernah membeli saham 70 persen dari klub raksasa Liga Italia Serie A, Inter Milan.
Terbaru, ia dan rekan pengusahanya Anindya Bakrie mengakuisisi kepemilikan klub kasta ketiga Inggris, yaitu Oxford United.
Pengalaman tersebutlah yang membuat dirinya dielu-elukan bisa membangkitkan kejayaan sepak bola Indonesia, baik level Timnas maupun kompetisi Liga.
"Pak Erick itu dengan track record-nya, menurut saya seharusnya bisa tegas apalagi saat dia berpidato 'Yang tidak ikut aturan keluar'," ujar Andreas. "Menurut saya itu menandakan mengunggulkan profesionalitas ketimbang transaksi politik. Dan kalau itu dijalankan, seharusnya bisa jauh lah," pungkasnya.
Tugas berat sudah menanti Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI yang baru. Tidak ada waktu untuk merayakan jabatan anyarnya tersebut mengingat sehari setelah terpilih kasus kericuhan yang melibatkan fans dan polisi di laga PSIS Semarang vs Persis Solo meletus.
Sumber: Mata Najwa